◇◇◇
Disinilah Urata, di apartemen Sakata tepatnya masih didepan pintu
Dia bahkan tak sempat pulang kerumah, lagipula besok hari minggu
Password? Tentu saja dia tau, nyatanya dia dan Sakata yang menyusun password itu
"Sumimasen" ucap Urata pelan
Apartemen Sakata tampak sangat berantakan, sangat sangat berantakan
Bungkusan ramen instan yang berhamburan dilantai, jaket serta handuk yang ada disofa, dan buku sekolah yang dilantai
Urata memasuki kamar Sakata
"SAKATAN!" panik Urata kala melihat Sakata yang berada dilantai dengan suhu yang panas
"Ah...Uratan, nande?" Tanya Sakata, tampak dia memaksa untuk tersenyum
"Kau sakit aho! Juga kenapa apartemen mu begini? Sudah kubilang setidaknya hubungi aku atau berbaringlah dikasur" Urata mulai berceramah
"Gomen" tidak ada yang bisa Sakata katakan selain maaf
"Huhhh, sudahlah, sebaiknya kau istirahat" Urata menggendong Sakata dengan gaya koala, lalu membaringkan sisurai merah itu
Urata beranjak, niat ingin membersihkan apartemen Sakata sekaligus membuatkan bubur untuknya
Grep
Sakata menahan tangan Urata
"Nande?" Tanya Urata
"Jangan tinggalkan aku"
Deg
Ahh...perasaan ini
Perasaan yang hanya bisa dia temukan jika bersama sisurai merah
Urata berbalik, mengelus perlahan rambut Sakata
"Kau itu demam, jangan gerak ya"
"Tapi aku takut sendiri"
Sakata tampak kesal
"Kau sudah dewasa Sakatan!"
Sakata menatap Urata, dengan tatapan berkaca-kaca
Urata jadi enggan memarahinya lagi
"Kau kalo demam tambah cengeng deh" berakhir Urata membantu tubuh Sakata agar dapat duduk dahulu kemudian memeluk sisurai merah
"Kau bisa jalan atau enggak?" Tanya Urata
"Bisa kok, banget malah"
Satu langkah
Dua langkah
Ti--
Bruk
"Kalo masih lemas gausah maksain"
Urata membantu Sakata berjalan setidaknya Sakata bisa rebahan di sofa yang jaraknya tak jauh dari dapur
"Baring aja, jangan kemana mana, pake selimutnya, kalo mau makan panggil aja, aku mau beresin apartemen kau dulu"
◇◇◇
Sekitar setengah jam Urata membersihkan apartemen Sakata sekaligus membuatkan bubur untuknya, dengan Sakata yang terus melihat Urata
"Gomen" Sakata yang bersandar disofa atas bantuan Urata seketika minta maaf
"Maaf?untuk?"
"Merepotkan Urata-San" Sakata menunduk
"Gak ngerepotin kok, kita kan sahabat"
Sahabat
Sahabat
Sahabat??
Oke, dengan perlakuan Urata yang seperti ini pantaskah Sakata mengharapkan hubungan lebih??
"Makan dulu"
◇◇◇
Jam sudah menunjukan pukul 22.14 malam
Urata sepertinya akan menginap diapart Sakata malam ini
"Sakatan! Ayo pindah kekamar"
Sakata malah makin nyenyak, memasukkan kepalanya kedalam selimut
"Hei, bangun dong" Urata menarik selimut Sakata sehingga memperlihatkan wajah tenang nan damai sisurai merah
"Ahh...sudahlah"
Urata menggendong Sakata, tentu saja selimut masih menempel disana
Seusai Urata meletakan tubuh Sakata, Urata bertanya
"Futton milikmu dimana? Aku nginap disini"
"Gatau" balas Sakata singkat
"Sakatan ayo dong, masa kau tega ngeliat aku yabg harus tidur dilantai?"
Urata mengguncang tubuh Sakata pelan
"Eunghhhhh"
Urata heran, itu lenguhan atau desahan?
"Bodo ah"
Urata mengambil tempat disamping Sakata yang berarti Sakata didekat dinding
Ikut masuk kedalam selimut kemudian memeluk Sakata
Dan memberikan kecupan singkat didahi sisurai merah
"Suki daa Sakatan"
◇◇◇
TBC
Gak bagus?
Maaf deh, tapi kalo kalian suka silahkan vote+koment+share
-Exdi
KAMU SEDANG MEMBACA
just friend? [UraSaka]✔
Teen FictionRasa yang begitu menyakitkan Itu adalah rasa cinta pada seseorang yang seharusnya tidak kau cintai. Ini adalah kisah, kisah tentang hubungan terberat dalam persahabatan.