#9. jauh

119 23 3
                                    

◇◇◇

Urata bangun kala sinar matahari menerobos masuk dari jendela yang sedikit terbuka itu

Dia memperhatikan sekeliling, mencoba mencerna apa yang terjadi

Ayolah, sebelum keapartemen Sakata dia hanya meminum sebotol alkohol dan lihatlah efeknya

Iris hijau itu terpaku kala melihat seseorang bersurai merah yang tengah memeluk lututnya dipojok pintu

Hati sisurai coklat terasa diremuk kala melihatnya, sakit dan menyesal diwaktu bersamaan

Dia mengambil selimut dan melilitkan kain itu pada pinggang nya

"Nee Sakatan"

Urata memanggil Sakata pelan

Sakata menoleh keatas

Iris merah yang berair serta hidung yang memerah dan jangan lupakan bibir yang masih terdapat sisa darah itu

"Jangan mendekat" Sakata mundur, walau sia sia karena dibelakangnya hanya ada dinding

"Sakatan, dengarkan a--"

"KUMOHON JANGAN MENDEKAT!" Untuk pertama kalinya Sakata membentak Urata

Dan untuk pertama kalinya Sakata memperlihatkan sisi rapuh miliknya

Urata abaikan itu, dia malah memeluk Sakata, dan menenggelamkan kepala sisurai merah pada dadanya

"Maaf, kumohon maafkan aku"

Bahkan menyesal sudah tak ada gunanya

"Aku akan lakukan apapun tapi kumohon jangan seperti ini"

Urata menangkup pipi Sakata dan dua iris berbeda warna itu bertemu

"Kalau begitu jauhi aku" Sakata menatap Urata, entah apa makna dari tatapan itu yang jelas tatapan itu cukup untuk membuat Urata semakin merasa bersalah

"Tapi aku harus tanggung jawab"

"Apa yang perlu Ura-San tanggung jawabkan? Aku cowo, seenggaknya jangan bilang gitu dimana aku ngerasa harga diriku turun" air mata itu perlahan turun

"Lalu kenapa kau suka padaku?"

Urata balik menatap Sakata kesal, begitu pun sebaliknya

"Kenapa aku suka Ura-San? Kenapa? JANGAN TANYA AKU, TANYA SAJA PADA URA-SAN YANG SELALU BERTINGKAH MANIS!" Sakata berteriak, lagi.

"Ura-San selalu berprilaku manis padaku, ngerawat aku, tapi se enggaknya kalo Ura-San gasuka aku jangan lakuin ini, Ura-San gatau rasanya nangis tengah malam waktu orang yang Ura-San suka ternyata gak punya perasaan apa apa?"

Untuk pertama kalinya pula Sakata tampak depresi seperti ini

"Kalau begitu aku akan--"

"Jauhi aku, kumohon pergilah dari kehidupanku, jangan temui aku, kumohon, Ura-San menjauh"

"Baik, aku akan menjauh, dan...selamat tinggal serta selamat atas kenaikan mu"

Urata mengambil celana serta bajunya dan memakai secara acak, lalu meninggalkan apartemen Sakata yang sepenuhnya beraura gelap

Urata menutup pintu apartemen Sakata

Senyuman yang memiliki makna cinta dan penyesalan menjadi satu

"Aku akan kembali, nanti"

◇◇◇

TBC

Exx double up nih><
Tolong beri Exx penghargaan dengan menekan vote☆
Chap terakhir di up besok atau lusa♡

just friend? [UraSaka]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang