◇◇◇
Urata memasuki apartemen nya, tidak langsung mengobati luka itu melainkan mengambil ponsel untuk menelpon seseorang
"Moshi moshi"
"Moshi moshi?"
"Uratan nande? Kenapa malem malem nelpon? Tumben? Urata baik baik aja kan?"
Dan dia menelpon Sakata
"Ya, aku baik baik saja, boleh aku bercerita padamu?" Tanya Urata
"Tentu saja, kita kan sa-sahabat"
Suara diseberang sana terdengar serak
"Tidak jadi, apa kau ada diapartemen?"
"Ya, aku ada diapartemen, Uratan kenapa? Suaramu tidak terdengar baik" tampak sisurai merah itu khawatir
"Aku baik kok, aku akan ke apartemen mu"
◇◇◇
Ding dong
Sakata yang tengah membuat teh panas itu menghentikan aksinya, berlari pelan kearah pintu
"Uratan kenapa gak langsung masuk? Kan Uratan tau pa--humph--"
Dan omongan itu terhenti kala bertemu nya dua benda kenyal yang biasa disebut bibir
"Cho--U-Uratan humph--!!"
Urata menutup pintu apartemen Sakata menggunakan kakinya dan satu tangan nya menahan dagu Sakata agar melihat dia dan satu tangan nya lagi dia gunakan memegang kepala belakang Sakata
"Uratan--cho--"
Urata kembali membungkamnya, membawa tubuh Sakata melangkah mundur dan memasuki kamar sisurai merah itu
Kemudian mengunci dirinya dan Sakata disana
Sakata yang melihat Urata berjalan mendekati dirinya sehabis mengunci pintu perlahan merangkak mundur
Takut
Itu yang dia rasakan, kemana Urata yang dia kenal?
Walau itu sia sia karena Urata menarik kuat pergelangan tangan Sakata membuat sisurai merah itu berdiri, Urata menolak kasar badan Sakata membuat ia jatuh kekasur, dan tentu kepala Sakata sedikir terbentur
//ada yang mau nolongin Sakata?//
"Nee Sakatan" ucap Urata pelan
Sakata menatap iris hijau itu nanar
"Kau suka aku kan?"
Ya
Sakata suka Urata
"Ti-tidak" ucap Sakata, pelan
Urata dengan mendorong bahu Sakata agar kembali terlentang, dan Urata naik keatas badan Sakata serta menahan kedua tangan sisurai merah itu
"A-apa yang akan Uratan lakukan" lirih Sakata
Iris merah itu mulai berair
"Kalau begitu ayo lakukan sesuatu yang sangat cocot untuk orang yang saling suka"
Urata melepas kemeja sekolahnya, darah ditangannya sudah mengering, dan dia melempar kemeja itu sembarangan, menampilkan pahatan indah disetiap inci perut Urata
"Ayo lakukan"
Dan malam itu menjadi malam, dimana awal dari Sakata yang tidak ingin melihat Urata
Malam yang begitu buruk
Malam yang membuat dirinya merasa seperti mahluk paling hina dan kotor didunia
◇◇◇
TBC
Gak nyambung? Ya maap
Exx gabisa nulis cerita anu anuan
Jadi Exx bikin cerita yang gini aja
Silahkan vote☆+koment♡
Dan juga janlup Share><♡
KAMU SEDANG MEMBACA
just friend? [UraSaka]✔
Teen FictionRasa yang begitu menyakitkan Itu adalah rasa cinta pada seseorang yang seharusnya tidak kau cintai. Ini adalah kisah, kisah tentang hubungan terberat dalam persahabatan.