2/2

42 10 0
                                    

Hujan turun cukup deras kala Soonyoung harusnya berpamitan pada Jihoon. Sudah terlalu malam untuk ia ada disana.

"Mobilmu diparkir dimana?"

"Di basement."

"Yasudah. Pulanglah, sudah terlalu larut aku yakin istrimu menunggu dirumah."

Soonyoung menggeleng dan memilih untuk mengeratkan pelukannya pada Jihoon yang sedari tadi berada di atas pangkuannya.

"Kenapa?"

"Dingin."

"Alasan bodoh macam apa itu?"

"Aku malas keluar. Dingin pasti di jalan."

"Kau turun ke basement, pergi dengan mobil dan masuk ke garasi mobilmu. aku bahkan tidak melihat celah bagi hawa dingin untuk menyentuh tubuhmu."

"Aku sedang ingin bersamamu lebih lama. Memangnya tidak boleh?"

"Boleh, jika besok istrimu tidak datang atau mengajakku bertemu seperti biasa."

Soonyoung tertawa. Ia tahu Jihoon tak akan melarangnya, tetapi mendengar balasan seperti itu membuatnya gelisah.

Ada alasan kenapa malam ini Soonyoung ingin menetap lebih lama. Istrinya itu memang sudah kelewatan.  Ia tidak ingin kekasihnya mendapat lebih banyak kesulitan dari wanita itu.

"Jihoon.... Sudah dengar kabar Minghao?"

"Kenapa?"

"Jun bilang dia dan kekasihnya sudah lelah berjuang. Dia memutuskan untuk fokus pada Minghao."

Jihoon mengangguk, ia sudah dengar kabar itu dari Minghao. Lelaki itu bahkan menghubunginya tengah malam untuk mengabari kegembiraannya karna Jun akhirnya mau memutuskan kekasihnya.

"Minghao sudah berusaha semaksimal mungkin agar Jun mau berpaling. Dia sangat senang bahkan berteriak saat menghubungi ku."

"Minghao itu bukan berusaha maksimal. Dia sudah dari sananya gila."

"Ya, tapi dia melakukan itu karna itu adalah haknya juga. Meski Jun tidak menyukai dirinya dan pernikahan itu, Jun tetap orang yang setuju untuk dinikahkan dengan Minghao."

"Kau tau kabar kekasih lamanya?"

"Kudengar dari Minghao. Jun dan Yiren sudah putus sejak lama. Ia tidak mengatakan kapan itu, tapi menurutku mungkin sejak Jun mau tidur sekamar dengan Minghao?"

"Mungkin saja. Saat kau mengatakan padaku bahwa Jun sudah mau tidur sekamar dengan Minghao bahkan melakukan itu, jujur aku terkejut."

Jihoon tak membalas, begitupula Soonyoung yang diam setelahnya. Keduanya fokus pada pikiran masing-masing.

Jihoon ingin menanyakan satu dua hal. Tapi ia takut jika Soonyoung tersinggung dan berakhir pulang karna kesal. Ia masih ingin menghabiskan waktu berdua sebenarnya.

Sedangkan Soonyoung sibuk merangkai kata-kata dalam hatinya.

"Jihoon..."

"Soon..."

Jihoon menoleh, memandang Soonyoung yang tersenyum.

"Ayo berpisah."

Soonyoung tak membalas, ia justru mengeratkan pelukannya kepada yang lebih muda.

"Soon.... Istrimu pasti merasakan hal yang sama. Jika Minghao merasa memiliki hak atas Jun, Yeri juga pasti sama saja. Ia tidak salah jika terus mengusikku, karna bagaimanapun dia hanya berusaha mendapatkan haknya."

"Lalu kau? Apa yang akan kau lakukan Jihoon."

"Kau adalah miliknya Soonyoung. Akan lebih baik jika kita memulai hidup masing-masing."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang