Bab 21 - The Truth

405 76 4
                                    

Eye Of Ra~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eye Of Ra
~~~~~~~~

Hari ini adalah hari terakhir Katya akan berada di rumahnya. 3 hari sudah Katya lewati, tak terasa karena waktu seakan berputar sangat cepat. Ingin rasanya Katya lebih lama berada di rumahnya ini, bersama Mom nya dan kembali melakukan aktivitas seperti biasanya.Tapi sepertinya Tuhan tidak mengijinkan nya untuk kembali seperti dulu. Hanya pasrah pada nasib yang akan membawanya apapun yang terjadi kedepannya.

"Apakah harus sekarang?" ucapan Katya terasa sangat berat untuk di keluarkan. Wajahnya terlihat sendu, pelupuk matanya mulai di genangi air mata. Sekali saja ia berkedip, air mata itu akan terjun dengan bebas.

Eshaq yang sedang berdiri di depan Katya hanya bergeming di tempat. Wajahnya ia palingkan dari Katya, ia tidak bisa melihat wajah sedih itu. Rasanya menyesakkan, tapi Eshaq harus tetap membawa Katya kembali ke mansionnya.

Ehsaq berdehem menjawab pertanyaan Katya tanpa melihat pada lawan bicaranya. Katya yang melihatnya makin menundukkan kepalanya, air matanya tak bisa ia bendung lagi. Satu per satu air matanya jatuh bergantian hingga menjadi hujan air mata.

Eshaq yang melihatnya dengan cepat berjongkok di depan Katya yang tengah duduk di tepi kasur. Tangannya mengangkat dagu Katya hingga ia bisa melihat dua mata Katya yang sembab.

"Kau tahu? Apa yang kubenci selain Damian di dunia ini?" tanya Eshaq.

Di sela-sela tangisnya Katya menggelengkan kepalanya membalas pertanyaan Eshaq padanya.

"Air yang dengan beraninya turun di kedua matamu. Rasanya sesak melihat mu menangis," jujur Eshaq pada Katya. "ku harap ini adalah tangis terkahir yang kulihat." ucapan Eshaq membuat Katya dengan cepat menghapus sisa air matanya.

"Ku harap juga begitu. Tapi jujur saja, aku tidak bisa jauh dari orang tua ku, itu membuat ku sesak, sama seperti mu." balas Katya.

Bagi Katya, Mom-nya adalah pusat hidupnya selama ini, tidak ada lagi yang lain. Karena Mom nya lah satu-satunya keluarga yang di milikinya, dan Katya akan selalu menjaganya dan melindunginya. Apapun itu.

Pikiran Eshaq mulai bergemuruh kacau. Emosinya mulai terguncang, jika saja tidak melihat keadaan Katya yang kini sedang menahan tangisnya. Mungkin Eshaq tidak akan segan untuk marah padanya, tapi melihat Katya sekarang rasanya perlahan emosinya mulai mereda.

Eshaq menghela napas panjang, ia mengusap wajahnya kasar. "Kita akan sering berkunjung ke sini jika kau mulai merasa rindu pada Ibu mu. Tapi kita harus tetap kembali, bagaimana?"

Tawaran Eshaq sama sekali tidak membuat Katya tertarik. "Ku kira dengan pulang seperti ini akan membantu ku untuk terbebas dari mu." gumam Katya, tapi pendengaran tajam Eshaq tetap berhasil menangkap suara gumaman Katya.

Eshaq mendengus mendengar ucapan Katya.
"Jadi ini hanya sebagai bahan untuk mu kabur?!" tanya Eshaq yang mulai terselut emosi.

Dengan entengnya Katya mengangguk. Rasa takut Katya pada Eshaq seakan lenyap, hingga membuat keberaniannya bangkit.

Eye Of RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang