Eye Of Ra
~~~~~~~~~"Baik Pangeran." balas salah satu prajurit.
"Terus cari di setiap sudut istana, aku ingin kalian tangkap Damian hidup-hidup. Berikan dia padaku secepatnya!" titah Eshaq yang diangguki kelima prajurit di hadapannya.
Kelima prajurit itu bergegas pergi menjalankan perintah sang Pangeran tanpa pikir panjang. Seakan nyawa mereka terancam jika tidak memenuhi keinginan atasannya.
Setelah kepergian para prajuritnya, kini Eshaq termenung sejenak. Pikiran terus saja berputar bagaimana cara untuk bisa menangkap Damian dan menghentikan pembalasan dendamnya terhadap keluarganya.
Pria yang sudah menjadi sahabat kecilnya kini malah menjadi satu-satunya musuh terbesarnya. Rasa bencinya menghilang jika terus mengingat hari-hari yang dulu selalu mereka lewati bersama. Hal yang sangat tidak terpikirkan sama sekali bahwa kenyataannya terhadap sahabat kini telah menjadi musuhnya.
"Teruslah bersembunyi, aku akan selalu menemukanmu dan ini akan menjadi akhir hidupmu. Damian." gumamnya. Rahangnya mengeras menyebut nama musuhnya.
Seseorang berlari mendekati Eshaq. Diiringi suara riuh dari armor yang dikenakan prajurit itu. Wajahnya terlihat panik dengan peluh bercucuran. Begitu juga dengan Eshaq yang melihat prajuritnya, mulai tertular kepanikan.
"T-tuan ku.." Suaranya terengah-engah.
Mendengar dirinya terpanggil Eshaq dengan cepat mempertanyakan kabar apa lagi yang prajuritnya bawa. "Bersikap tenanglah! ceritakan padaku cepat!" Tegas Eshaq berusaha terlihat tenang.
Prajurit itu menarik napas, meraup sebanyak mungkin oksigen sekitar. Dengan tersengal-sengal prajurit itu berusaha menjelaskan walau dengan terbata. "T-tuan Putri.. menghilang tuan!"
Seperti ada kilatan petir pada mata pria yang mendengar berita buruk ini. Matanya membulat dengan kening berkerut. "Grr... Sialan!" sumpah serapah pada para prajurit bodoh itu.
Tanpa mau membuang waktu untuk meladeni kecerobohan para prajuritnya, Eshaq beranjak menuju istana tepatnya lokasi dimana Katya terkahir berada. Sepertinya harus dirinyalah yang turun tangan sendiri jika bersangkutan dengan keselamatan Katya.
Langkah lebarnya mempercepat pergerakannya menuju kamar miliknya. Beberapa prajurit terlihat memenuhi lorong depan, tepat pintu masuk kamarnya. Melihat kedatangan tuan besar dengan cepat dan sikap sigap mereka menyambut dengan tampang panik dan ketakutan.
Pintu berdaun dia itu dibukakan. Tidak dari satupun para prajurit itu berani melihat kedalam. Eshaq berjalan memasuki kamarnya. Masih sama seperti terakhir kali dilihatnya, tertata rapi tanpa ada barang berantakan. Namun, satu hal yang mengganggunya sedari tadi.
Tumpahan nampan berisi makanan yang dibawa Katya saat dirinya memergoki gadis itu. Firasat aneh pada saat pertama kali melihat makanan itu membuatnya ingin cepat-cepat memusnahkan.
"Katakan dimana kau sekarang Katya." ucapnya seakan Katya akan mendengar isi hatinya. Wajahnya tidak bisa menutupi segala rasa khawatir. Ketakutan kini menghantuinya.
Tangannya mencengkram kuat pedang ditangannya. Sesaat dirinya merenung, apapun yang terjadi disini akan sama seperti yang terjadi pada malam tragis itu. Ia tahu ini ada terjadi, dimana Putri Shava menghilang pada malam itu. Sama seperti Katya saat ini.
Hal berikutnya adalah...
Pembantai.
Malam ini akan menjadi malam paling mengerikan, dimana segala mimpi-mimpi terburuk seakan menjadi kenyataan. Kini dirinya sudah bersiap dengan segala hal yang akan terjadi pada kerjaannya. Namun, kesempatan kali ini dirinya harus bisa menang melawan musuhnya. Kemenangan haruslah berpihak padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eye Of Ra
Historical Fiction[HISTORICAL FICTION] Seorang gadis mahasiswa berumur 19 tahun yang terobsesi dengan sejarah Mesir kuno ini tidak percaya bahwa dirinya sudah masuk kedalam sejarah yang selama ini ia pelajari di kuliahnya Dimulai dari perjalanannya ke negara yang pen...