"Komandan! Bahaya! Kita harus pergi dari sini, aku merasa ada pasukan lain yang ada disni!", ujar seorang intelejen lain.
Komandan yang disebut ini menatap sekitar dengan tatapan tajam dan elang. Ia mengangkat tangan kanannya, lalu berjalan pelan sambil berjinjit.
"Lan lan, kita tidak harus mengambil resiko. Masih ada hari lain!", tegur Xiao Chi.
"Aku tidak mau mengecewakan atasan kita!", jawabnya tenang.
Sedangkan Xiao Chi tampak gelisah, ia tak mau setiap pengorbanan mereka hancur sia2 disini. Ia menarik tangan sahabatnya itu dengan gemetar.
Saat terfokuskan, tangannya ditarik membuat ia kesal dan mengerutkan kening.
"Lan lan! Dengarkan aku please! Ayo kita pergi, kita tak punya waktu lagi!", ucapnya.
3 orang pengikut lain juga mengangguk menyetujui perkataan xiao chi. Jin Lan menarik nafas dan menghembuskannya dengan susah payah.
"Dengarkan aku, kita juga tak punya waktu lagi. Jenderal memberi kita waktu 3 hari, jika tidak kepala kita akan hilang dan keluarga kita dalam bahaya!", jelasnya.
Semua orang menunduk tampak memikirkan masalah ini, namun, seseorang masih saja keras kepala dan membujuk Jin Lan. Hatinya merasa tak enak.
"Komandan, kita juga pikirkan pengorbanan untuk sampai disini. Jika kita tertangkap, kita juga akan kehilangan nyawa dengan sia2!",
"Benar, komandan, hilangkan keras kepalamu dan dengarkan kami sekali ini saja", saut mereka.
"Itu benar, Lan Lan, ayo dengarkan mereka!",
Jin Lan menghela nafas pasrah.
"Kalau begitu-", ucap Jin Lan terpotong.
Srek!
Srak!
Srek!
Srak!Cklek!
Tiba-tiba saja sekumpulan orang mengelilingi mereka sambil menodongkan senjata api. Jin lan dan lainnya membuat bentukan melingkar dengan waspada.
"Diam disana!", teriak orang2 itu.
Jin Lan melihat di dada mereka tertera tulisan 'FBI US', ia menggigit rahangnya dan menelan saliva dengan susah payah.
Matanya melirik ke arah samping tembok, surga tampaknya memihak mereka!. Ia menekan sesuatu dan tembok itu terbuka di bagian bawahnya tanpa mengeluarkan suara. Karena ia sudah mengetahui seluruh isi gedung ini, tentu ia juga tahu jalan rahasianya juga.
Karena mereka menutupi area dimana tembok itu terbuka, para anggota FBI tidak menyadarinya. Jin Lan berbisik pada Xiao Chi.
"Aku menekan tombol di tembok, disitu ada jalan rahasia. Kalian harus pergi dari situ", bisiknya lalu diangguki teman2nya.
Lalu dengan nekat, Jin Lan mengeluarkan senjatanya juga dan mulai menembak ke salah satu anggota FBI hingga berdarah. Semua orang segera bereaksi dan mulai menembak satu sama lain.
"Cepat, ayo pergi!", ucap Jin Lan
Xiao Chi dan lainnya berlari masuk kedalam lorong, sedangkan Jin Lan masih menembaki musuh mereka. Dengan cemas ia meneriaki sahabatnya itu untuk bergegas.
"Tidak, kalian cepat pergi! Dan selamatkan diri!",
Mereka saling menatap dan menganga, sedangkan anggota FBI lain mulai mendekati Xiao Chi dkk. Jin Lan dengan cemas menembaki mereka dan berteriak agar pergi.
"Tidak! Bagaimana bisa kau disini? Ayo, cepat kemari!", kata mereka.
Jin Lan mulai kehabisan peluru, ia sangat pasrah dengan akhir semua ini. Dengan cepat ia menekan tombol dengan gesit tanpa sepengetahuan FBI dan teman2nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TRANSMIGRASI ] A Girl Like Me
Ficción históricaHua Jin Lan, seorang intelejen negara China yang sedang bertugas di Amerika, US. Sesaat ia menjalan misinya, tak disangka penyamarannya dibongkar oleh FBI. Jin Lan tak memaksa kehendak, ia tahu bagaimana akhirnya. Dan pada saat itu ia ditembak mati...