4 # Mongolia

66 8 1
                                    

"Cepat! panggil taiyi!"

Segera seorang pelayan berlari terbirit memanggil tabib, Zhang Lan dan Zhang Bo menggotong adikniya tersebut ke kamar.

Setelah menunggu beberapa saat, tabib datang. Dan langsung memeriksa keadaan Xiaofei, dengan sebuah kain di pergelangan tangannya.

"Fei'er!" Sebuah teriakan muncul disela-sela tabib memeriksa. Hailan berlari ke arah ranjang lalu memegang lengan gadis itu.

Perdana menteri juga ikut datang dengan raut wajah khawatir, ia menatap tabib yang sudah terlihat merapikan semuanya.

"Apa yang terjadi?"

"Menjawab tuan, nona hanya pingsan karena efek obat tidurnya. Selama ini, aku menambahkan obat tidur didalam obatnya agar ia lebih tenang untuk tidur dan tidak merasakan sakit saat tidur," jelas Tabib.

"Mengapa kau tidak memberi tahu kami terlebih dulu!?"

"I-ini, memang kesalahan rendahan ini. Aku takut, kalian tidak akan mengizinkanku memberikan obat ini yang memiliki dosis tinggi. Maafkan aku, tuan." Tabib itu menangkupkan kedua tangannya dengan menunduk merasa pada kesalahannya.

"Jika memang itu untuk kesehatan nona muda, bagaimana bisa kami tidak mengizinkan!?" sahut Zhang Bo dengan suara naik satu oktaf.

Zhang Bai menenangkan anaknya itu,
"Apakah nona muda mengalami insomnia? mengapa kau memberinya obat tidur di siang hari?"

"Pelayan nona muda mengatakan pada hamba, jika nona selalu bangun kesakitan setiap malam karena lukanya dan tidak bisa tidur untuk menahan sakit. Jadi, bawahan ini memutuskan untuk memberinya obat tidur. Juga, Obat ini hanya diberikan pada malam hari, mungkin obatnya terlambat bekerja. Karena obat juga kadang bisa terlambat untuk bekerja, tuan," jelas tabib.

"Mengapa meimei tidak memberi tahu kami jika ia kesakitan?" lirih Zhang Bo yang didengar semua orang.

Hailan menghela nafas,
"Baiklah, lain kali beritahu kami. Jika terjadi sesuatu pada Nona muda, hidupmu tak akan berjalan mulus!"

"Y-yaa furen."

"Pergilah," titah Perdana menteri.

"Baiklah, adik kalian tidak apa2. Kalian bisa melanjutkan untuk latihan," ucap Zhang Bai pada kedua saudara tersebut.

"Baik, ayah."

"Lan'er, aku akan kembali ke ruang belajar. Jika Fei'er sadar cepat beritahu kami."

Hailan mengangguk menandakan ia akan mengingatnya. Lalu, setelah tinggal mereka berdua di kamar. Hailan mengelus pucuk rambut Xiaofei. Ia mengecup kening gadis itu dengan perasaan yang begitu tulus.

"Semoga Buddha selalu memberkatimu, nak.."

---------------

Beberapa minggu kemudian, gadis itu semakin hari kian memulih dari cederanya. Sejak kejadian gossip pelayan itu, Hailan dan Zhang Bai sangat naik pitam. Mereka mengeluarkan pernyataan, bahwa jika ada orang yang berani menggossipi atau menghina nona muda. Maka, orang itu akan dipukuli lalu dijual di toko budak dengan menyedihkan.

"Xiaojie, apakah anda menyukai bunga-bunga pemberian tuan muda?" Zi Yi bertanya tatkala tuannya itu selalu menghirup bau bunga dan menyiramnya setiap pagi dan menjelang malam dengan rajin.

Gadis itu mengangguk kecil.
"Gege berkata, bunga ini sangat cantik dan cocok untukku."

"Bunga itu memang cantik, Tuan muda bermaksud mengatakan jika bunga tersebut sama sepertimu. Tapi, bunga itu bahkan akan tumbuh malu ketika melihat kecantikanmu," kata Zi Yi dengan kekehan.

[ TRANSMIGRASI ] A Girl Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang