5 # Kebetulan

34 4 0
                                    

DOUBLE UP⚠️

_________________________________________

Hari ini adalah perayaan yang disebutkan oleh Zi Yi, yaitu Perayaan munculnya Bulan Purnama. Meskipun masih sore, pasar sudah mulai mengeluarkan suara bising dari orang-orang. Tanpa sadar, Xiaofei tampak antusias. Ia sedari tadi berendam di bak air dengan perasaan bahagia.

Saat selesai, ia segera menggunakan dalaman dan keluar memilah baju. Zi Yi yang melihat Xiaofei sudah selesai membantunya mengeringkan rambut.
''Xiaojie lihatlah, itu adalah gaun yang dipilih nubi. Apakah anda tertarik oleh salah satunya?"

Xiaofei menatap beberapa hanfu yang terbaring di ranjang tempat tidurnya. Dari dulu ia sangat menyukai warna merah, putih dan ungu. Bibirnya menyungging tipis saat melihat hanfu merah terpampang di depannya. Tanpa berpikir, ia mengambil hanfu itu mulai memasangkannya ke tubuh rampingnya.

Zi Yi tersenyum saat gadisnya memilih warna itu, tak terasa ia teringat akan nona nya dulu. Zhang Yisan, yang juga menyukai warna tersebut. Dia menghela napas lembut lalu membantu nona nya berpakaian. Xiaofei tampak cantik dan anggun saat memakai baju ini. Hanfu merah yang dihiasi bunga di setiap garis ujung baju ditambah berwarna emas, mengikrarkan begitu mewahnya dia.

Zi Yi menaruh jepit rambut 5 cabang sederhana di sanggulnya dan memakai anting yang senada, karena bajunya sudah istimewa maka ia membuat hiasan kepala Xiaofei agak sederhana agar tidak terlalu menyakitkan mata saat dilihat. Xiaofei tersenyum manis, ia meraba hiasan rambutnya dan mengangguk puas pada Zi Yi.
"Nona sangat cantik, ah."

Xiaofei tersenyum kecil tidak menganggap jauh pujian gadis itu, ia memakaikan riasan tipis di wajahnya dan menuangkan setetes parfum bunga melati di pergelangan tangannya. Kemudian, ia menggosokkan nya ke belakang leher dan beberapa titik di hanfu.

''Nona, Cai momo meminta izin untuk bertemu dengan anda," ucap pelayan dari luar.

"Masuk."

"Laonu memberi salam pada Xiaojie," sapa Cai momo ramah.

Xiaofei tersenyum, ia membantu Cai momo berdiri. Dia tahu bahwa Cai momo ialah pelayan tua dari ibunya. Karena ia sudah tua, Hailan memberi keringanan pada Cai momo untuk tak terlalu melayani Ibunya agar tidak merusak kesehatan wanita tua itu.

"Nona, semuanya sudah menunggu anda di aula utama," pungkas Cai momo menunduk sedikit.

"Baiklah, aku akan segera kesana."

"Ya, nubi undur diri." Cai momo mundur lalu pergi dari sana. "Yi jiejie, apakah penampilanku terlihat bagus?"

Zi Yi tersenyum manis sembari merapikan anak rambut gadis itu.
"Bagus, anda sangat cantik jangan khawatir!"

"Baiklah, ayo kita pergi,'' ajak Xiaofei diangguki Zi Yi.

Di aula utama, Hailan, Perdana Menteri Zhang, Zhang Bo juga Zhang Lan sudah duduk di kursi masing². Mereka tampak berbincang ria, sambil menikmati kue bulan di meja. Kerutan bahagia muncul setiap saat di wajah mereka ber empat.

"Hao ba, Bo'er suatu saat anda juga bisa belajar beberapa buku di perpustakaan. Jangan hanya mengandalkan militer saja, ibu berharap diantara kalian bisa menjadi pejabat sipil,'' kata Hailan.

"Aku tidak mau, biarkan gege saja yang menjadi pejabat,'' tolak Zhang Bo segera.

Zhang Lan melirik adiknya tersebut dengan tajam, Zhang Bo hanya menjulurkan lidahnya atas lirikan sang kakak tersebut.

"Apa ini? Apakah kalian hanya mendengarkan ayahmu, lalu bagaimana dengan ibu kalian?" sahut Hailan kesal menatap keduanya.

Melihat ibunya sedang kesal, kedua saudara itu mendekati ibunya dan mencoba membujuknya agar tak marah lagi. Zhang Bai hanya terkekeh menikmati pertunjukan yang menggemaskan ini.

[ TRANSMIGRASI ] A Girl Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang