26

2.1K 230 24
                                    

SORRY FOR TYPO
DON'T FORGET TO VOTE+COMMANT
ENJOY AND HAPPY READING



"Mark jelasin semuanya."

Suara dingin kakaknya membuat Mark tersentak lalu menatap wajah Tya.

"Ayo jelasin." ulang Tya

"Mark suka sama Hani." ucap Mark mantap.

"Cuma itu?"

Mark menundukkan kepalanya diam. Entahlah dia merasa lidahnya kelu untuk bicara lagi.

"Mark! Kakak tanya." seru Tya.

"Kan udah Mark jawab kak!"

"Terus Rena mau kamu kemanain hah?!"

"Gak tau..." ucap Mark lirih.

'PLAKK'

Tya geram banget sama Mark. Dia gak habis pikir sama kelakuan adiknya. Apa Mark gak mikir gimana perasaan kedua gadis itu.

"Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab Mark! Kamu yang memulai jadi kamu juga yang harus mengakhiri. Pilihlah salah satu dari mereka, selesaikan dengan cepat dan damai." ucap Tya sambil berlalu di ikuti oleh Jaehyun, meninggalkan Mark bersama Jeno dan Nana di depan ruang ICU.

"Mark..." Panggil Jeno.

"Gue tau gue brengsek, jadi biar gue berfikir gimana caranya nyelesain ini semuanya." ucap Mark lalu pergi ke toilet untuk membasuh wajah nya.

"Kak... Terus gimana nasib kedua sahabat aku?" ucap Nana lirih.

"Sabar Na, itu urusan mereka. Kita gak berhak ikut campur, biar mereka yang nyelesain." Jeno menarik Nana kedalam pelukannya.

"Tapi Rena sama Hani itu sahabat aku kak hiks aku gak mau persahabatan kita pecah karena masalah ini."

"Nanti kalau masalah udah selesai, kalian omongin baik-baik ya supaya persahabatan kalian tetep aman." ucap Jeno sambil mengusap punggung Nana.

Baru beberapa menit kepergian Mark, Jeno dan Nana di kaget kan dengan kedatangan Rena dan Lucas. Mereka datang dengan berlarian yang mana menimbulkan suara kaki yang keras.

"Rena!"

Lucas dan Rena langsung berhenti berlari.

Nana langsung memeluk tubuh Rena. "Udah Na, gue mau nyelesain masalah gue sama Hani dulu."

"Jangan emosi please..."

"Iya, doain ya."

"Pasti!"

Rena masuk ke ruang ICU dengan pelan.

"Dih kaya mau perang aja kalian." ucap Lucas.

"Segala sesuatu harus di awali dengan doa agar dilancarkan urusannya." ucap Jeno.

"Njir sejak kapan lo bijak No!" Lucas menatap horor wajah Jeno.

"Gue ngomong bener ya! Dasar idiot." ketus Jeno sambil memeluk tubuh Nana yang ada di hadapannya untuk merendam emosinya.

"Ck. Bucin!"

"Iri bilang babu!" ucap dua sejoli itu bersamaan.

"Sialan."

Poor Lucas.

.
.
.

Rena menatap wajah Hani yang sedang tertidur di atas kasur rumah sakit. Entah tidur sungguhan atau hanya bohongan Rena tidak tau yang saat ini ia lihat adalah wajah damai Hani. Seperti tidak ada beban sama sekali.

 MY FIRST AND LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang