Bruakk!!
Arsel menendang pintu markas dengan sangat keras sampai menciptakan bunyi dentuman yang sangat nyaring hingga pintu itu terbuka lebar.
Seluruh pandangan menatap kearah pintu markas yang terbuka sangat kencang. Wajah arsel terlihat seperti menahan amarah. Ia berjalan dengan langkah yang lebar dengan tangan yang terkepal sangat kuat menuju sofa panjang di depannya diikuti dengan Ray di belakangnya.
"Kenapa tuh ael? kusut banget muka kaya jemuran belum disetrika," Ucap Bayu melirik kepada ray meminta penjelasan. Padahal ia ingin bertanya langsung kepada arsel tapi niatanya terurungkan setelah melihat wajah arsel seperti malaikat pencabut nyawa.
Dylandra Bayu Fernanda yang merupakan soulmate Ray, tingkahnya pun tak beda jauh dengan Ray tetapi hanya satu yang berbeda dari mereka yaitu Ray memiliki wajah yang tampan sedangkan Bayu hanya Serpihan rengginang.
"Biasa bro,lagi mikirin hutang di warung mbak asih," Ucap Ray tertawa berniat untuk mencairkan suasana yang sangat mencekam.Alih alih mencairkan suasana,ia malah mendapatkan tatapan maut dari arsel.Nyali Ray langsung menciut.
"dih orang kaya masa ngutang,malu sama umur bro!!" celetuk bayu dengan asal
Ray berpikir sejenak,"Eh bodoh,apa hubungan hutang sama umur njir?" Ucap ray setelah tahu bahwa tidak ada hubungannya umur dan hutang sambil memukul kepala bayu yang berada di sampingnya.
"akh! lo mah kalo mukul gak inget temen," ucap bayu meringis meringis kesakitan setelah dipukul oleh ray. "lagian ya, ada kok hubungan antara hutang dan umur, lo aja gak pinter jadi otak lo gak nyampe." nyolot bayu.
"Eh jangan sekate kate lo, otak gue sama otak lo gak jauh beda gobloknya." Tungkas Ray.
"Berisik!!" Bentak Arsel sambil memukul meja yang ada di depan sofa tempat ia duduk. Ia menatap tajam Ray dan bayu yang terlihat syok berat.
Bayu merasa jantungnya seakan ingin lepas dari organ tubuhnya,Sampai sampai kaki bayu yang semula ada dibawah langsung naik saat mendengar suara dan pukulan meja dari arsel."Kaget gue sumpah, Syukur jantung gue gak copot." Ucap bayu sambil memegangi dadanya.
Ray tertawa geli,"Santai kali el, kita berdua gak budek sampai sampai lo harus teriak,iya ga bay?" tanya ray kepada bayu yang mengangguk nganguk tanda bahwa ia setuju.
Arsel memutar bola matanya malas, "Arghh!!! Lo tuh ya ray diam sebentar aja bisa nggak? gue lagi nggak mood bercanda," geram arsel frustrasi.
Ray sedikit mendekat kepada arsel yang duduk disampingnya sambil menepuk nepuk pundak arsel,"Udah lah el maafin aja,Orang lo sama motor nggak kenapa napa. malahan ya! seharusnya lo minta maaf sama dia,kan lo yang nabrak dia."
Sekarang sorot mata arsel membara bara tanganya terlihat terkepal kuat,rahangnya juga bergetar pandangannya sekarang tertuju pada Ray.
"Lo buta Ray, jelas jelas di nyebrang ngga liat liat, dan satu lagi seharusnya dia yang minta maaf bukan gue. Paham." ucap Arsel yang sedang mencengkeram kerah baju ray.
'bodoh banget lo ray, udah tau arsel lagi marah masih aja lo recukin,' ucap ray dalam hati merutuki dirinya sendiri.Tamatlah riwayat ray sekarang.
Arsel melepaskan cengkeram pada kerah ray dan kembali duduk,Semarah marahnya arsel ia tak akan menyakiti sahabat sendiri,Namun jika ia tak bisa lagi menahan maka siapapun akan menjadi sasarannya. Ia meneguk minuman yang ada di meja, entah itu milik siapa,
Ray yang dilepaskan bisa bernapas lega akhirnya sedangkan bayu,Ia kebingungan ada masalah apa yang membuat arsel sangat kesal.
"Kesel ya kesel!! tapi jangan juga dong ngambil minuman orang, " Arsel tak mengindahkan perkataan bayu, ia meminum minumannya sampai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANETTA [ On Going ]
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis yang memiliki segalanya namun tidak dengan kasih sayang orangtua. Namun hidupnya damai damai saja, ia sudah terbiasa hidup tanpa kedua orangtua yang sangat sibuk. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang pria be...