Insiden

8 3 0
                                    

Bruakk...

Sebuah tendangan pintu dapat menghentikan aktivitas aska. Dan anetta membuka matanya melihat siapa yang sudah menghalangi aksi aska.

'Arsel' ucapnya dalam hati

Kali ini ia sangat bersyukur dengan kehadiran arsel, mungkin tuhan telah mengirim arsel untuk membantunya.

Sedangkan arsel menyipitkan matanya melihat ke arah anetta dengan mata sembab.

"Tolongin..hiks..gue..hiks," pinta anetta kepada arsel dengan rilih.

Rahang arsel bergetar menahan emosi, tangannya juga sudah terkepal kuat siap untuk menghabisi seseorang. Dan berlari dan berniat menghabisi aska.

Bugh!!

Bugh!!

Ia menarik aska dari atas ranjang sampai tersungkur ke lantai. Ia menarik paksa aska bangun dan kembali memukulnya.

"ANJING, LO APAIN DIA HAH,"

"Mau muasin dia," ucap aska memancing emosi Arsel.

"BRENGSEK LO,"

emosi arsel tak tertahan lagi, darahnya sudah mendidih, ia tak akan pernah memberi ampun kepada aska. Dan terus menghajar aska tanpa ampun.

Arsel sudah tersulut emosi, benar saja ia tak memberi mereka ampun. Padahal aska sudah lemas tak berdaya, banyak luka lebam di daerah wajah, bahkan darah segar mengalir dari hidung dan sudut bibir mereka. Merasa aska sudah tak berdaya Arsel langsung berbalik badan dan mendapati Anetta yang Masih menangis dalam keadaan tangan dan kaki terikat.

Arsel melihat ada bekas cakaran di leher amerta yang mengeluarkan darah, pasti perih pikirnya. Arsel tak sengaja melihat baju anetta yang tersingkap sampai dibatasi pusat. Membuat Arsel kembali emosi. Beraninya mereka berbuat seperti ini pada Anetta. Ia dengan cepat melepaskan ikatan yang ada di tangan dan kaki anetta.

Dengan cepat anetta memeluk arsel dengan sangat kuat, lantas itu membuat arsel diam mematung namun hanya beberapa detik, ia kemudian membalas pelukan anetta dengan kuat tanpa membuatnya sesak.

Arsel bisa merasakan tubuh anetta bergetar, isakan tangis pun masih terdengar. Ketakutan menyelimuti anetta,

"Gue takut hiks ," ucap anetta menenggelamkan wajahnya pada tubuh arsel.

"Tenang, ada gue disini," ucap arsel sambil mengelus elus kepala anetta supaya anetta bisa tenang.

"Gue...eee mau..uu di lecehh..hhinn," adu anetta seperti anak kecil.

"shttt!! Lo udah aman!!"

"Gue takut el,"

"ada gue, lo nggak perlu takut." ucapnya sambil ingin melepaskan kan pelukan anetta, namun anetta menggeleng

"Jangan dilepasin, gue masih mau kaya gini," pinta anetta kepada arsel.

Mau tak mau arsel membiarkan anetta tenang terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian anetta melepaskan pelukannya dari arsel, ia menatap arsel dengan mata sembab dan masih menyisakan bekas air matanya.

"Udah nggak usah nangis lagi," ucap arsel sambil menghapus bekas air mata anetta.

Anetta memegang tangan arsel yang sedang menghapus bekas air matanya."Gue takut,"

"Dengar ta, ada gue disini jadi lo nggak perlu takut."

Anetta mengangguk kepada arsel, tanpa berniat melepaskan tangan arsel dari genggamannya.

"Yaudah kita keluar dari sini dulu ya," ucap arsel

Anetta mengganguk. Mereka berdua keluar dari kamar yang menyisakan aska yang tersungkur pingsan. Sebelum keluar kamar arsel mengambil tas anetta yang ada di sofa. Arsel membuka pintu kamar dengan anetta yang menggenggam pergelangan arsel dengan kuat, ia sungguh takut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANETTA [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang