5: Tabir

334 85 8
                                    

Lelaki bernama Kagura itu memperkenalkan dirinya, dengan berkata bahwa ia dekat dengan Seokjin, tapi tidak cukup dekat untuk menyebut dirinya sebagai teman. 

Satu lagi yang Yoongi tahu, lelaki itu berasal dari Jepang, begitu pendiam, dan Yoongi tidak tahu apapun lagi tentang Kagura.

"Kita tidak berhenti di sana, Kagura-san?" Yoongi menyeletuk. Membuat langkah kaki lelaki di depannya berhenti, hanya untuk memberikan atensi pada tempat yang ia maksud.

"Tidak," Kagura menjawab dengan cepat. "Kupikir, kau tidak perlu ke sana," imbuhnya. Sedikit sangsi, namun Yoongi menjawab dengan anggukan.

"Memang, tempat apa itu?"

"Kau tidak perlu tahu."

Yoongi meringis. Lelaki di depannya bahkan menjawab tanpa ada ekspresi sama sekali.

"Baiklah."

***

"Singkatnya saja, anggap benda itu seperti bagian dari tubuhmu, dan kau akan terbiasa dengan sendirinya," penjelasan singkat dari Kagura, ketika Yoongi bertanya tentang lengan kanannya.

"Sama seperti lengan manusia yang menggunakan perintah otak untuk menggerakkan jemari, lengan bionik juga seperti itu. Kau mungkin belum terbiasa, karena itulah terasa berat. Tapi, kalau sudah terbiasa sepertiku, kau akan bisa menggerakkannya dengan bebas," lelaki itu mengimbuhi, sembari mengeluarkan tangan kirinya dari saku celana. 

Ia menunjukkan lengannya yang serupa dengan milik Yoongi dan berhasil membuat anak itu tertegun karena baru mengetahuinya. Pantas saja, sedari tadi lelaki ini menyembunyikan tangan kirinya dalam saku celana.

"Kagura-san, kau juga--"

"Ya. Hampir semua orang yang ada di sini bukanlah manusia seutuhnya. Kau sudah dengar itu dari Seokjin, bukan?"

"Ah ... ya." Yoongi mengangguk walaupun kaku. Oh! Omong-omong tentang Seokjin. "Kagura-san. Karena kau dekat dengan Seokjin, apa kau tahu dia ada di mana?" tanyanya. Setelah pertanyaan itu ia ajukan, Yoongi dapat melihat kernyitan yang tercetak jelas pada dahi si lelaki Jepang.

"Seokjin? Ada apa dengan orang itu?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya belum melihatnya belakangan ini. Terakhir kali kami bertemu adalah sebelum Seokjin pergi ke atas tanah bersama Dr. Rooney. Tapi, Dr. Rooney sudah kembali dan aku tidak melihat Seokjin bersama Beliau."

Perkataan bocah di depannya membuat Kagura terdiam. 

Seokjin belum kembali, benarkah?

Kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan sebagai jawabannya.

"Aku tidak melihatnya, dan mulai sekarang,

--lupakan tentang Seokjin."

***

Hampir dua tahun berada di laboratorium pinggiran dan Yoongi merasakan adanya hal yang bertentangan antara tempat ini dan laboratorium di mana Dr. Rooney membawanya untuk pertama kali.

Yang mengelola tempat ini juga para ilmuwan Nigreos, tentunya. Tetapi, apa yang orang-orang lakukan di sini benar-benar tidak bisa dipercaya. Semuanya di luar nalar, membuatnya mematung, bergeming, dan menelan ludah ketika pertama kali mengetahuinya.

Juga membuat kakinya bergetar, ketika pertama kali melihat bagaimana tubuh manusia dilarutkan dalam campuran cairan asam. Hampir setiap bulan dalam dua tahun ini ia melihatnya. Hal yang ternyata disembunyikan darinya selama ini. 

Sisi lain dari Nigreos yang membuatnya gemetar. Atau justru, inilah Nigreos yang asli? Nigreos yang pernah ia tempati hanyalah selubung di balik selubung. Begitu kah?

Jika memang benar, maka mereka berhasil menyembunyikan sifat iblis mereka di balik gemerlapnya teknologi. Senyuman hangat yang rupawan dan semua kebaikan, itu semua hanya semu.

Nigreos yang asli, adalah apa yang ia lihat sekarang. Apa yang ada di hadapannya sekarang, dan apa yang mereka perbuat sekarang.

Sekarang, semua terasa masuk akal baginya. Anak-anak yang memiliki latar belakang yang sama dengan dirinya, mereka semua hanyut dalam cairan asam. Itulah kenapa ia hanya melihat Seokjin. Itulah kenapa ia hanya dikenalkan kepada Seokjin, satu-satunya anak yang tidak dihanyutkan dalam cairan penghancur.

Tapi, sekarang, Seokjin bahkan ...

... bahkan, lelaki itu menghilang.

***

Nigreos bukan organisasi yang dikehendaki keberadaanya oleh masyarakat juga pemerintah. Ilmuwan jenius setengah gila adalah pendirinya. Pencetus ide pengembangan kecerdasan buatan yang beberapa waktu di belakang hampir menghancurkan kota.

Awalnya, tujuan didirikannya laboratorium itu jelas, demi mengembangkan teknologi dan memajukan peradaban. Namun, semakin lama waktu berjalan, ilmuwan Nigreos bertindak jauh di luar nalar, menyimpang dari etika dan moral. Hingga akhirnya publik memboikot. Beberapa dari para ilmuwan dijebloskan ke dalam penjara, beberapa ada yang lolos dari borgol milik petugas.

Salah satu dari yang berhasil lolos adalah Dr. Rooney. Kepala laboratorium itu berhasil kabur bersama dengan beberapa pengikutnya yang tersisa. Berkelana mencari desa mati tersembunyi, dan menjadikannya Nigreos baru untuk mengembangkan kecerdasan buatan, juga mengembangkan ide gilanya di sana.

***

Dua tahun berada di tempat ini dan Yoongi pikir, dirinya sudah terbiasa dengan lengan barunya. Walaupun terasa sedikit berat dan kaku, setidaknya ia bisa menggerakkannya seperti halnya lengan asli. Selama ini, dirinya juga membiasakan diri dengan hal "kejam" yang para Nigreos lakukan. Ia melihat bagaimana manusia dijadikan kelinci percobaan dan berakhir dengan kematian. Setelahnya, mereka yang gagal akan dilarutkan dalam cairan asam. Semua yang ia lihat kini serasa bukan lagi hal yang asing.

Itu mengerikan dan Yoongi pikir, dia adalah yang selanjutnya. Tapi, perkataan dari seorang ilmuwan Nigreos menyangkal pikirannya.

"Kau tidak akan mendapat nasib seburuk ini," ujarnya.

"Setahuku, dirimu dan Seokjin adalah anak-anak yang paling beruntung," lelaki itu mengimbuhi. Menepuk bahu Yoongi sebanyak dua kali dan berlalu. Seperginya orang itu, kernyitan ganti mendatangi keningnya. Orang itu berkata, bahwa dirinya dan Seokjin adalah yang paling beruntung.

Tapi, Seokjin bahkan menghilang. Topi merah lelaki itu tak terlihat selama dua tahun ini.




To Be Continue

CYBORG - Min Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang