3: Malapetaka

443 100 21
                                    

Sesuai janji Seokjin, siang ini keduanya kembali mengitari Nigreos. Sayangnya hanya sebentar, karena Seokjin bilang ia ada urusan. Lelaki itu meminta Yoongi menemuinya di kamar sore nanti. Namun, ketika Yoongi pergi ke kamar lelaki itu di sore hari, ia justru menemukan Seokjin yang telah siap dengan jaket dan tas punggung gemuknya.

"Kau akan pergi?" Seokjin mengangguk.

"Iya, aku akan ke atas tanah," jawabnya.

"Untuk?"

"Mencari anak-anak terlantar yang harus dibantu. Maaf, ya, Yoon. Kita lanjutkan berkelilingnya setelah aku kembali, bagaimana?" 

Yoongi mengangguk patuh dan tak lama, Seokjin keluar dari kamar setelah menepuk bahunya sebanyak dua kali. Ia mengerti. Mencari itu berarti membeli, sama seperti apa yang terjadi pada dirinya, bukan?

Sepeninggal Seokjin, Yoongi memutuskan untuk berkeliling Nigreos sendirian. Pergi dari satu lantai ke lantai yang lain, menghafal sudut dan belokan ruangan supaya ia tidak tersesat kelak. Karena jujur saja, tempat ini sangat besar!

Kakinya melangkah ke salah satu ruangan yang sebenarnya sudah ia kunjungi bersama Seokjin kemarin: tempat di mana microchip yang nantinya akan diimplan dibuat. Alat seukuran butiran beras itu akan menjadi sarana demi memajukan peradaban. Itu yang diyakini oleh para ilmuwan Nigreos.

Lain di mata ilmuwan Nigreos, lain pula di mata pemerintah. Kecerdasan buatan yang diciptakan, dikhawatirkan akan menjadi senjata otonom: berdiri atas keinginannya sendiri dan memusnahkan peradaban dunia. Jika itu terjadi, maka kecerdasan buatan bisa lebih berbahaya, bahkan dari senjata nuklir sekali pun. Ber-mata pisau dua: menjadi salah satu pencapaian tertinggi manusia dan menghancurkan sang pembuat dalam kurun waktu yang tersembunyi.

Setelah puas mengitari Nigreos, Yoongi kembali ke kamarnya. Dirinya membaringkan tubuh di kasur, menatap pada langit-langit putih ruangan, dan menutup mata. Menghela napas panjang, lalu mengembungkan pipi ketika membayangkan akan jadi seperti apa ke depannya.

Pertama, ia dibeli dari ayahnya yang pemabuk, lalu dibawa ke tempat asing dengan teknologi mumpuni. Dalam beberapa tahap saja, hidupnya sudah terlihat berantakan. Lantas, ke depannya akan jadi seperti apa?

Anak itu menghela napas panjang. Pada suatu waktu, matanya yang semula terpejam terbuka, ketika suara alarm berbunyi nyaring. Keras sekali, disusul dengan lampu merah yang berkedip cepat, tanda suatu yang darurat terjadi.

Ia segera bangkit untuk keluar ketika seruan evakuasi terdengar. Nigreos yang biasanya tenang, kini ketenangannya hancur oleh seruan orang-orang yang bergegas menuruni tangga dan pergi ke pintu keluar. Di antara kerumunan yang berteriak gemetar, Yoongi berjalan seperti orang linglung. Hanya ikut berjalan dan berlari, tanpa tahu sebab keadaan menjadi sekacau ini.

Yoongi berlari sambil sesekali menoleh ke belakang. Saat itulah pupil matanya membesar, ketika melihat asap yang keluar dari salah satu ruangan. Di detik selanjutnya ledakan besar terjadi, membuat telinganya berdenging nyaring dan kepalanya merasa pening. Tubuhnya terasa panas dan sakit dalam satu waktu. Terasa perih dan menyesakkan.

Ia terlempar dan terbanting cukup keras. Napasnya tersendat, pandangannya mengabur. Semua yang dilihatnya menjadi samar dan menghilang bersama dengan kegelapan yang datang.

***

Nigreos, kota mewah dengan teknologi mumpuni itu menjadi kota yang secara cepat hancur berantakan. Gedung tingginya lebur, merata dengan tanah. "Kota dalam selubung", sebutan itu terasa tak lagi pantas untuk digunakan, ketika dua sisinya: luar dan dalam menyatu sebagai sebuah reruntuhan.

Ledakan pada malam itu membalikkan keadaan Nigreos secara dalam sesaat. Tidak ada lagi gemerlapnya lampu, karena semua kemewahannya hangus, terbakar bersama api hasil eksperimen kecil yang rupanya tidak berjalan mulus.

Banyaknya kematian dan juga korban jiwa merupakan dampak terburuk dari kejadian tersebut. Kejadian pada malam itu merupakan mimpi buruk yang terwujud bagi sang pendiri kota, Dr. Rooney. Ilmuwan itu kembali setelah mendengar kabar adanya ledakan yang terjadi.

Tidak ada lagi kehidupan yang bisa ia harapkan dari reruntuhan di hadapannya. Para ilmuwan Nigreos yang berhasil keluar sebelum ledakan terjadi menundukkan kepala. Semua yang selamat terdiam, merenung, hingga suara lirihan dari arah barat membuat mereka menoleh hampir bersamaan.

"A--air ...."




To be Continue

CYBORG - Min Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang