6: Pelarian

325 75 18
                                    

Dia tidak aman. Aku harus menyelamatkannya, adalah apa yang terpikir di kepala Seokjin semenjak kedatangan Yoongi. Bocah itu dibawa oleh Dr. Rooney ke pusat kota, tidak seperti dirinya yang dibawa ke laboratorium pinggir kota terlebih dahulu; diperlihatkan langsung kepada sisi gila dan kejam dari Nigreos

Tubuh anak itu penuh luka ketika pertama kali ia datang. Wajahnya sembab dan kusam, juga terdapat beberapa bercak darah di tubuhnya. Itu adalah bagaimana Seokjin melihat Yoongi untuk pertama kalinya, yang samar-samar mengingatkan pada keadaan dirinya sebelum dibawa kemari.

Seokjin dipungut ketika usianya tiga belas tahun. Jika mengingat dirinya yang sudah berusia dua puluh tahun, itu artinya seperempat lebih dari hidupnya ia habiskan di sini. Tujuh tahun, adalah waktu yang cukup bagi dirinya melihat hal bengis dan Seokjin pikir, itu cukup. Ada bagian dari dirinya yang terasa sakit ketika mendengar tangisan para bocah korban percobaan. Ada rasa perih dan iba ketika mendengar raungan terakhir mereka

Semua itu, semua hal keji yang dilakukan di sana membuatnya muak. Maka dari itu, ia manfaatkan kesempatan besar terakhirnya dengan melarikan diri ketika dirinya dan si ilmuwan gila berada di atas tanah. Ia berlari sejauh mungkin, mencoba lepas dari genggaman salah satu orang yang memiliki peran besar dalam hidupnya.

Tak lagi peduli dengan balas budi, dirinya berlari. Menapaki jalanan kota yang sejujurnya ia tidak tahu ke mana arahnya.

Lalu kabar itu datang. Kabar yang membuat dirinya kehilangan harapan untuk menyelamatkan Yoongi; satu-satunya teman yang ia miliki.

Kabar mengenai gagalnya eksperimen, ledakan, dan hangusnya Nigreos.

***

Seokjin tidak bodoh untuk mengetahui bahwa dirinya dicari selama dua tahun ini dan ia juga tidak bodoh untuk membiarkan dirinya tertangkap. Awalnya, dirinya sempat khawatir akan mudah terlacak oleh karena keberadaan chip di lengan kirinya. Tetapi Kim Namjoon, lelaki pemilik rumah yang ia tumpangi berkata bahwa chip tidaklah sehebat itu. Satu-satunya yang perlu dikhawatirkan adalah jika orang-orang yang mencarinya mengetahui keberadaan rumah Kim Namjoon.

"Seperti yang tidak sengaja kudengar, besok eksperimen dilakukan. Aku akan ke sana--tidak, aku harus ke sana hari ini."

"Yakin?"

Anggukan mantap Namjoon terima sebagai balasan. Lelaki itu menghela napas, ketika mendapati kesunguhan pada manik Seokjin. "Kalau begitu hati-hati, pastikan dirimu tidak tertangkap," ucapnya.

Seokjin mengangguk. Lantas, ia mengambil topi merah miliknya dan memejam sejenak. 

"Aku tahu," lirihnya. Kedua manik cokelat Namjoon ia tatap lekat. "Aku tidak akan membiarkan diriku tertangkap."

***

Laboratorium itu tidak dijaga dengan ketat. Tidak pernah dan hal itu memudahkan Seokjin untuk menyelinap. Dirinya menyelinap ke halaman belakang, tempat yang hampir tidak pernah dikunjungi seorang pun, lalu duduk di balik rimbunnya rerumputan kering. Sibuk memikirkan rencana baru, sebab rencana awalnya telah disapu habis tak bersisa.

Seokjin pikir, dirinya akan dengan mudah masuk dan membawa Yoongi pergi. Tetapi, semua orang di dalam pasti akan mengenalinya. Sistem di laboratorium tersebut juga telah diperbarui, hingga bisa mendapat identitas orang yang berlalu-lalang dengan perantara chip yang tertanam dalam tubuh. Hal itu benar-benar secepat kedipan mata, yang berarti dirinya bisa tertangkap dengan mudah.

Lelaki itu telah bersiap pergi, memutuskan untuk melewati pintu belakang dan menyelinap. Namun, rupanya ia tidak harus melakukannya, sebab lihat siapa yang datang ke tempat ini tanpa diminta!

CYBORG - Min Yoongi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang