3

18.9K 2.3K 61
                                    

Di hari Minggu pagi, tampak Carlo yang tengah asik melahap sarapan di ruang tengah, sedangkan dari atas tangga muncul sosok Clausa yang menuruni satu per satu anak tangga.

Dengan santainya, gadis itu duduk berhadapan dengan Carlo tanpa menyapa dan langsung meraih roti serta memandangi selai kacang di hadapannya.

Clausa suka selai kacang tetapi Raya tidak. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk memakan roti tawarnya tanpa selai dan sontak membuat Carlo yang sedari tadi memperhatikan Clausa menjadi tercengang lagi.

"Lo gak pake selai?" Tanya Carlo.

"Gak suka,"

"Bukannya Lo suka selai kacang ya?" Carlo memandangi Clausa dengan penuh tanda tanya .

"Iya gue suka.. dulu," Clausa hanya berujar demikian sembari beralih menatap mbak Sari yang baru pulang membeli sayuran.

"Mbak, besok Clausa mau sarapan pake selai cokelat aja ya, makasi," Clausa menyampaikan keinginannya kepada mbak Sari, asisten rumah tangga yang dibayar ayahnya untuk mengurus rumah dan memasak bagi sepasang Kaka beradik itu.

"Baik non,"

Carlo masih terus memandangi sang adik namun Clausa memasang tampang polos sembari terus mengunyah roti tawar tanpa selai yang sudah terlanjur dia ambil tadi.

"Gue hari ini ada kumpul lagi sama anak anak, mau suprisein Retta, pacar Bayu sekaligus temen Lo itu, mau sekalian ikut gue gak?" Tanya Carlo pada Clausa.

Clausa terdiam sejenak. Iya tidak tahu jika hari ini adalah ulang tahun satu-satunya orang yang dekat dengannya dengan tulus yaitu Retta. Dalam hati ia bersyukur kepada Carlo yang sudah memberitahukan hal tersebut kepadanya.

"Gue bisa sendiri kok, gak minat sama circle Lo juga," jawaban datar itu membuat Carlo semakin intens memandang Clausa

"Sebenarnya kenapa sih? Lo Aneh tahu nggak? Jangan sok datar gitu kalau niat Lo mau narik perhatian Argantara, kalau Lo yang manis aja ditolak apalagi lo sok datar kayak gini," Cerca Carlo

"Shut up! Kalo gak tau apa apa diem aja Lo kak, males gue lama lama sama Lo," decak kesal begitu kental terlontar dari bibir gadis itu.

Dengan sekali hentakan, Clausa berdiri dan menaiki tangga menuju kamarnya.
Ia cukup kesal dengan penuturan Carlo. Mungkin masih sedikit ada pengaruh gejala BPD yang dialami Clausa sebelumnya. Walau kini jiwa nya sudah berganti, mungkin saja sisa sisa rasa ingin meledak itu ada.

Untuk memperbaiki moodnya, Clausa mengambil handphone nya dan membuka aplikasi musik serta mulai mendengar kan beberapa lagu dari boy grup favoritnya.

Sesekali terdengar senandung Clausa.
Gadis itu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap membeli kado untuk Retta.

Beberapa saat kemudian, Clausa sudah selesai bersiap, barulah ia mematikan lagunya dan segera turun ke lantai satu menuju pintu utama.

Saat menuruni tangga, Clausa baru menyadari ada beberapa manusia yang tengah berkumpul di ruang tengah rumahnya.

Mereka teman teman Carlo.
Sekilas Clausa melihat ada pria yang menjadi alasan hancur nya Clausa. Argantara ada di sana, bersama gadis manis yang sedang becanda dan beberapa kali tertawa bersama yang lain.

Mereka nampak mempersiapkan cake yang Clausa tebak adalah untuk Retta.

Clausa mencoba tak peduli saat orang orang di sana mulai menyadari kehadirannya.

Clausa berjalan menuju ruang makan yang berada tepat di sebelah ruang tamu. Ia membuka kulkas dan menemukan sekaleng cola yang sempat ia beli kemarin sebelum pulang ke rumah.

fix your storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang