8

17.7K 2.1K 29
                                    

"Clausa! Apa yang Lo sembunyiin dari gue sih?"

Raya tampak kesal sembari menatap gadis yang biasanya ia lihat di pantulan cermin. Itu Clausa yang asli.

"Gue.. ya gitu,"

"Gitu gimana?"

"Gue gak tau gimana kasih tau ke elo,"

"Seenggaknya kasih gue memori yang jelas tentang dia, kasih gue clue apa yang harus gue lakuin ke dia,"

"Hidden, itu.."

Tubuh Clausa tersentak bangun. Matanya langsung terbuka lebar. Napasnya ngos ngosan. Pertama kali ia mengalami hal aneh setelah berbicara dengan Clausa. Ada apa?

"Gue di sini,"

Clausa membelalakkan mata. Itu Clausa yang asli. Dia ada di sini.

Apa yang terjadi?

Clausa menenggelamkan kepala di balik selimut nya.

Segera gadis itu memutuskan untuk lanjut tidur dan menunggu jam makan siangnya.
Clausa sudah diantar pulang oleh Carlo dan pria itu kembali ke sekolah untuk melanjutkan hari Seninnya.

***

"Clausa udah Lo bawa pulang?" Avas bertanya pada Carlo yang baru bergabung di meja pojok yang biasanya di pakai mereka untuk makan di kantin.

"Udah,"

Mereka seolah sudah memiliki hak paten untuk meja tersebut.
Circle Carlo yang terdiri dari Carlo, Argantara, Tio, Bayu, Avas, Gibran, Maya, Larisa dan Slavia. Entah mengapa mereka bisa berteman dekat sejak kelas X dan membuat mereka seolah membangun lingkup pertemanan yang dipandang memiliki derajat sosial tinggi dan disegani murid di sekolah mereka.

Berawal dari pertemanan Argantara, Avas dan Carlo kemudian Bayu dan Tio serta Gibran lalu mereka saling mengenalkan kekasih masing masing hingga kini seolah mereka adalah kumpulan anak paling populer dengan bakat dan prestasi di bidang akademik maupun non akademik masing masing.

Bayu dan Avas yang adalah anak Band, Tio, Gibran, Argantara adalah anak futsal, Carlo, Slavia, Larisa adalah anggota OSIS, dan Maya gadis pemenang juara umum tahun ini.

Meski demikian mereka tak begitu menutup diri dengan siswa siswi lain dan itu menambah poin plus untuk pertemanan mereka. Mereka seolah bukan ditakuti dan dibenci melainkan disegani dan dikagumi.

Banyak yang berharap untuk bergabung dalam circle itu terkecuali Retta. Gadis urak urakan itu hingga kini sangat malas untuk sekadar menghabiskan waktu akhir pekan dengan mereka kecuali memang ia ingin menemani kekasihnya atau ia terpaksa harus bersama sang kekasih untuk berlibur.

Selain karena Retta merasa kasihan jika tidak menemani Bayu bersama teman temannya, Retta juga tak buta dan cukup peka menyadari adanya ketertarikan Larisa pada sosok Bayu. Larisa menyukai Bayu sejak duduk di kelas X.

Bahkan gadis itu berpacaran dengan Gibran si manusia batu untuk lebih dekat dengan Bayu. Hanya saja semester 2 kelas X Bayu yang terkenal ramah dan murah senyum tiba tiba jatuh hati pada sosok Retta, gadis urakan yang sukanya menjaili teman temannya.

Larisa patah hati namun tak patah Semangat. Bayu terus ia kejar tanpa memandang status Bayu sebagai pacar orang.

Bel tanda selesai Istirahat sudah berbunyi nyaring. Mereka segera menuju kelas masing masing.

Carlo, Maya, Slavia, Larisa, berada di kelas yang sama.

Tio, Gibran, Avas juga berada di kelas yang sama.

fix your storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang