"Kaka ayo makan bareng Dea,"
Dea yang berada di atas brankar rumah sakit meminta pada Clausa untuk turut makan bersamanya.
Clausa melirik Ergi senejak seolah memintanya membantu Clausa menolak ajakan Dea."Dek, kamu makan aja, Clausa nanti makannya sama Kaka di luar," Ergi mengeluarkan suara super halusnya. Memang sedari tadi semenjak mereka menemani Dea, suara lembut dan ekskresi tanpa beban dan suasana hati menyenangkan selalu ditampakkan sosok Ergi. Tak pernah sekalipun dia menunjukkan kesedihan atau kegundahan hatinya karena tak bisa terbebas dari kekangan orang tuanya.
"Yaudah, Dea makan yaa,"
Setelah itu Dea segera menghabiskan makanan nya dan sesekali berbicara pada kakanya.
Begitu selesai menyantap makanan berat, Dea diberi beberapa potong apel yang sudah dikupas oleh Ergi. Ia menyuapi adiknya.
Clausa hanya memandang aksi penuh kasih kakak beradik di hadapannya.
Kapan Carlo pernah melakukan hal setulus ini setelah mereka beranjak dewasa? Tidak pernah.
Perhatian Carlo hanya sebuah aksi palsu yang selama ini dia bungkus rapi rapi dengan senyuman.
Mengingat itu membuat Clausa berpikir lagi untuk memaafkan lelaki itu atau tidak.
"Clausa, Lo ngelamun?" Pertanyaan itu menyentak Clausa dan membuat clausa tersadar dari lamunannya.
"Hah? Kenapa?"
"Ayo gue anter Lo balik, udah mau sore,"
Clausa melirik jam tangan nya dan menemukan jika saat ini sudah hampir pukul enam sore.
"Ayo,"
Clausa berpamitan pada Dea dan memberi semangat agar gadis itu lekas sembuh dari penyakitnya.
"Byee Dea,"
"Dea, Kaka anter Clausa dulu ya,"
Perlahan mereka segera meninggalkan ruang rawat Dea dan menelusuri koridor rumah sakit."Lo mau makan apa?" Tanya Ergi.
"Gue? Ha?"
Clausa masih sedikit melamun dan berpikir tentang hubungan persaudaraan nya dengan Carlo, jadinya gadis itu terkejut saat ditanya oleh Ergi."Lo dari tadi ngelamun Mulu," decak Ergi
"Ya maap," Clausa menjawab santai sembari mengedarkan pandangan ke arah lorong lorong rumah sakit yang mereka melewati .
"Jadinya apa?"
"Apa? Eh makan? Gue apa aja makan kok," Clausa tergagap namun segera menguasai dirinya lagi.
"Yaudah ayok gue bawa ke tempat kerja gue," ujar Ergi.
"Biar dapat diskon, gue traktir Lo hari ini,"
"Gak mau, ngapain traktir segala," Jawab Clausa.
Mereka sudah meninggalkan rumah sakit dan kini bersiap menunggangi motor milik Ergi.
"Gue traktir Lo,"
Clausa terus menolak sepanjang jalan namun karena melihat Ergi tak goyah untuk mentraktirnya makan, Clausa enggan menolak. Ia tak mau menyakiti perasaan Ergi.
Keduanya tiba di kedai kecil namun cukup ramai. Keduanya memilih bangku yang agak pojok dan memesan makanan.
"Sorry menu cuma seadanya," Ergi berujak tak enak.
"Sans aja Gi," jawab Clausa.
Setelah memesan makanan, Ergi menatap Clausa dan tersenyum pahit.
"Gue seberantakan ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
fix your story
Teen FictionRaya kesal saat mendapati gadis bernama Clausa lagi lagi menunjukkan kebodohannya dengan memainkan tak tik untuk merebut perhatian tokoh utama pria dalam novel romance yang dibaca Raya. siapa sangka, malam harinya Raya malah bermimpi dan bertemu Cla...