18

16.2K 2K 29
                                    

Clausa membereskan beberapa bolpoin dan juga buku miliknya serta memasukan ke dalam tas nya. Dari luar jendela, Carlo sudah menunggu adiknya.

Bahkan saat guru beranjak keluar kelas, Carlo langsung menerobos masuk dan menghampiri Clausa.

"Pulang bareng gue?" Tanya Carlo.

"Gue mau kerja tugas dulu," jawab Clausa seadanya.

"Di mana?" Carlo bertanya lagi sembari mendekat ke arah Clausa.

"Cafee," singkat.

"Gue anter?" Tawar Carlo. Dalam hatinya ada harapan Clausa menerima tawarannya.

"Gue bareng Ergi," Clausa berbalik badan dan segera berjalan ke arah Ergi.

"Ayo,"

Mata Carlo setia mengawasi adiknya. Lagi lagi Clausa menolak ajakannya.

Di sisi lain, Clausa sudah bersama Ergi dan Iksa berjalan menuju parkiran sembari menolehkan kepala mencari keberadaan Rafa dan Ciara adik Rafa.

Ternyata kedua manusia itu sudah duduk diatas motor dan bersiap untuk segera pergi bersama.

Sepanjang perjalanan Clausa menikmati semua yang tampak di kiri kanannya. Sesekali ia mengobrol dengan Ergi dan keduanya tertawa bersama. Clausa merasa cukup nyaman dengan kondisi seperti ini. Jauh dari kekhawatiran. Dapat ia duga bahwa Clausa yang asli pun merasa ringan hati pada saat ini

Clausa terus memasang senyumannya. Handphone nya bergetar, karena penasaran gadis itu segera membuka lockscreen dan memencet notifikasi.

Itu chat dari Carlo yang meminta alamat untuk menjemput nya nanti.

Clausa melunturkan senyumnya dan memejamkan mata kesal. Ia ingin menikmati saat ini dan tak mau diganggu.

Sejujurnya saat membaca chat Carlo, Clausa mengingat kejadian kemarin.
Clausa sudah terlanjur membenci sosok kakak yang ia andalkan sejak kecil.

Dengan perasaan kesal, Clausa memasukkan handphone nya kembali ke kantong seragam nya tanpa berniat mengetik balasan untuk Carlo walau sekadar menolak dijemput. Biar saja Carlo ia abaikan, toh orang yang sering mengabaikan orang lain harus merasakan bagaimana rasanya diabaikan.

Sekitar 15 menitan, tiba lah mereka di cafee sejuk yang adalah milik saudara ibu Rafa.

Clausa turun dari motor dan membuka helm serta mengeluarkan handphone dengan layar hitam dan berkaca sembari menata rambut sejenak. Kemudian Clausa bersama yang lain memasuki cafee dan duduk di sudut kiri.

"Hai kak, aku Ciara, kita belum kenalan,"
Clausa menyambut uluran tangan Ciara dan mengatakan namanya.

"Yuk pesen dulu,"

Rafa sebagai orang yang sering ke sini langsung berinisiatif memesankan minuman dan cemilan untuk mereka.

"Gue suka suasananya, gak kek anak muda yang hits gitu tapi gak kuno dan bikin nyaman," ujar Clausa.

"Iya, Cafe ini didesain sama pemiliknya sendiri, Tante aku, aku sama kak Rafa sering main ke sini biasanya sama sepupu gu... Eh aku juga,"
Ciara rupanya mencoba berlagak sopan di depan mereka dengan menggunakan aku kamu.

"Lo gue aja gak papa, beda setaun doang," ujar Clausa santai dan diikuti anggukan dua pria di sampingnya.

"Sambil nunggu Rafa, ayo kita langsung mulai aja, mungkin dari pembagian tugas mau gimana," Iksa mengeluarkan suaranya.

Ergi pun setuju dengan menganggukkan kepalanya.

Clausa bergerak mengeluarkan laptop yang dibawanya tadi. Sembari kedua manusia lainnya-Ergi dan Iksa- membahas pembagian tugas untuk mereka.

fix your storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang