Part 3

22.7K 1.6K 190
                                    

Setelah mengisi perutnya Lala bersama Gio berjalan ke arah kelasnya. Sepanjang perjalanan Lala selalu merangkul lengan kekar kekasihnya. Lala sengaja melakukan hal itu untuk memamerkan kemesraannya kepada perempuan ular yang hanya berani mengintip mereka dari jendela kelas.

Kring

Tepat ia akan masuk ke dalam kelas bel istirahat berbunyi.

"Lala!" terik tiga siswa perempuan yang baru saja keluar dari kales 11 IPA 3. Mereka adalah sahabat Lala.

Bela, Karin dan Raina, tiga perempuan hebat yang selalu bisa mengahadapi tingkah Lala yang masih seperti kanak-kanak.

Ketiganya adalah sahabat Lala dari SMP. Entah kebetulan atupun keberuntungan keempatnya selalu masuk ke dalam kelas yang sama. Sehingga mereka sangat akrab. Bahkan satu sama lain sudah saling menginap di rumah mereka.

Sedangkan Gio memilih jalur IPS bersama ke lima sahabatnya yaitu Arven, Daren, Jaka, Leon serta Rafa adalah teman dekat Gio. Mereka masuk ke dalam kelas 11 IPS 1. Diantara mereka berenam yang paling pintar hanyalah Gio dan Rafa sedangkan lainnya hanya miliki otak biasa saja, apa lagi Jaka. Tetapi masing-masing dari mereka mempunyai kelebihannya.

Mereka bisa masuk kedalam kelas Gio karena sekolah ini milik keluarga Gio. Jadi berkat kekuasaannya ia bisa membantu sahabatnya.

"Gio, Lala pergi dulu." pamit Lala sambil menyodorkan tangan kanannya.

Gio menaikan satu alisnya. "Mau apa lo, bukannya tadi gw udah traktir lo! Masih kurang?!"

"Salim ih, biar belajar jadi calon istrinya Gio yang bener." Lala terkekeh.

Gio terdiam sejenak pipinya panas saat Lala mengambil dan mencium punggung tangganya. Baru pertama kali ini Lala berani mencium tangannya di keramaian koridor. Banyak murid yang menatap iri.

"Asekk."

"Woii bos." teriak Arven yang masih berada di ujung koridor dan sedang berjalan mendekatinya.

Jaka tersenyum miring saat iya berada di samping Gio. "Pipi lo kenapa bos?" tanya Jaka sambil tertawa

Mereka berlima memang melihat tingkah polos Lala. Gemes satu kata yang mereka ucapkan dalam hati.

"Paan sih lo!" elak Gio

Gio memang merasa bahwa pipinya merasa panas dan kebetulan disampingnya terdapat kaca jendela. Gio menoleh ke arah kaca dan benar saja pipinya merah.

"Acie, bos kita pipinya merah, woii." teriak Daren menggoda Gio.

"Diem lo!"

Rafa menepuk pundak Gio. "Sabar. Lo marah-marah terus muka lo makin keriput!" katanya.

"Sial."

"Ayo kita ke rooftop aja lah." ajak Leon

Rooftop adalah tempat mereka berkumpul jika berada di sekolah. Tidak cuma keempat sahabatnya yang berada di rooftop melainkan beberapa anggota gengnya.

Gio merupakan ketua geng Ravos yang di dirikan oleh kakak kelasnya terdahulu. Gio dkk bergabung sejak duduk di bangku kelas 10? Mereka terpilih menjadi anggota inti setelah melakukan berbagai pengujian.

Ravos adalah geng yang sangat berpengaruh di Jakarta Utara bahkan dulu geng lain takut kepada mereka.

Ketatnya peraturan serta pengujian sebelum masuk ke dalam geng ini mengakibatkan banyak pemuda yang tidak masuk ke dalam geng Ravos. Pemuda itu kemudian membentuk geng tersendiri yang menjadi musuh paling besar geng Ravos. Geng Altegar serta Blackcobra adalah salah satu musuh bebuyutan mereka. Dua geng tersebut merupakan geng yang selalu membuat onar. Sering kali mereka menyerang geng Ravos secara bersamaan.

Namun, semenjak Ravos di pegang oleh Gio, geng ini semakin berkembang di wilayah Jakarta bahkan di luar daerah pun mereka mengetahui bahwa geng Ravos lah yang paling Jaya.

Kejayaan tersebut membuat geng Altegar serta Blackcobra semakin murka. Setiap minggunya mereka pasti mengajak ribut entah itu tawuran, balapan, duel atau lainnya. Namun tetap saja geng Ravos lah yang menang.

Anggota geng Ravos tak main-main, jumlah mereka adalah 200 anggota. Namun tidak menjadi satu titik saja. Geng ini terdapat juga di daerah Jakarta Selatan sehingga mereka wajib berkumpul setiap satu minggu sekali. Anggota mereka semua mempunyai jiwa bela diri yang tangguh dan kuat.

"Woi, bos udah dateng aja nih." tanya Andre yang di angguki oleh Gio.

Gio dan teman-temannya, kini duduk di soffa empuk yang memang di sediakan untuk Gio dkk. disini mereka bisa merokok sepuasnya,guru di SMA Laras Sakti tidak akan bisa masuk ke dalam sekolah ini karena cuma Gio yang mempunyai kunci pintu rooftop.

"Tadi lo nggak masuk pagi kenapa?"

"Lala bangun siang, jadi kita telat."

"Enak lo Gi, nggak dengerin bu Sri ceramah dari pagi sampe istirahat. Gila bayangin aja lah, Gi!" adu Jaka.

"Bener banget anjir gue juga nggak kuat dengernya. Pengin keluar kelas tapi udah dijaga ketat"

"Ogah." balasnya singkat membuat lainnya tertawa.

Setiap pergantian semester semua wali kelas akan memberikan pembinaan terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran semester baru. Sehingga setiap siswa diwajibkan masuk ke dalam kelas. Walaupun pembinaan di wajibkan untuk semua murid tetapi tetap saja ada beberapa murid yang tak mematuhinya.
Kata mereka, peraturan itu dibuat untuk dilanggar.

Bu Sri merupakan wali kelas XI IPS 1. Iya merupakan guru yang sering sekali menasehati muridnya, seperti melakukan ceramah, sehingga membuat beberapa murid merasa bosan dan mengantuk. Namun, jika mereka tertidur di saat Bu Sri menasehati mereka maka iya akan memberikan sangsi yaitu membersihkan toilet laki-laki. Kalian pasti tau betapa joroknya toilet laki-laki di sekolah.

_________

Bu Sri disekolah klian guru mapel apa?"
Me : PPKN

Bu Sri disekolah klian guru mapel apa?"Me : PPKN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEE YOU NEXT PART!!!!

GIOLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang