Di bagian basement tergelap, beberapa anak-anak muda berpakaian serampangan tengah berkumpul di sana. Ada yang sedang merokok, bercanda, dan bahkan bermesraan di tengah-tengah mereka. Salah satu dari orang-orang tersebut, seorang laki-laki yang rambutnya diwarnai dengan cat hijau, bangkit dari duduknya begitu melihat kedatangan Asherdan.
"Ace." Ditinjunya dada Asherdan sebagai sapaan. "Lama tak jumpa."
"Yo, Racer." Keduanya saling sapa seolah sudah mengenal satu sama lain sejak lama.
Racer, lelaki berambut hijau mencolok tersebut adalah teman dekat Ace sebelum dia pindah kemari. Kebiasaan mereka sama, yaitu berkelahi. Sebab itu, Asherdan bertanya apakah Beth bisa beladiri. Siapa tahu sebagai perayaan pertemuan mereka kembali setelah sekian lama, Racer mengajaknya ke tempat dimana geng-geng anak muda menunjukkan kekuatan fisik mereka.
Asherdan mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tempat itu dipenuhi oleh anak-anak muda dari berbagai bangsa. Tampak dari ciri fisik mereka yang berbeda-beda. Pantas saja Racer dapat membaur dengan baik. Ternyata mereka adalah perkumpulan orang luar sama sepertinya.
"Geng barumu?"
"Mereka anak-anak sekolah ini. Yang kebetulan setipe denganku." Maksud Racer 'setipe' adalah orang-orang yang benci belajar dan menyukai kebebasan. Racer merangkul Ace dan bercengkrama bersama. Sesekali mereka tertawa, tanpa mengindahkan tatapan orang-orang.
Tampaknya Ace tidak begitu peduli dirinya sedang menjadi pusat perhatian dan bahan perbincangan anak-anak muda yang lain. Para gadis terutama. Lagi pula siapa yang tidak menaruh minat pada pemuda tampan yang terlihat humble dan menyenangkan seperti Asherdan? Sementara para lelaki lebih tertarik untuk menantang Ace berkelahi.
"Omong-omong, kamu datang bersama siapa?"
Ace mengikuti Racer menengok ke belakang.
"Dia ...," Teman? Bukan. Musuh juga bukan. Setelah bingung sendiri menganggap hubungannya dengan Bethryan apa, Ace pun menjawab sekenanya, "sopirku."
"Sopir?" Racer menilik penampilan Beth dari atas ke bawah.
Diperhatikan lekat-lekat begitu, Beth menarik-narik ujung hoodie-nya ke bawah tak nyaman.
"Memangnya kamu boleh mempekerjakan anak SD jadi sopirmu?"
"A-anak SD?" Ace menatap sahabatnya cengo. Iya juga, ya? Bagaimana bisa dia membawa anak di bawah umur main ke tempat nongkrong-nya? "Hoi, kamu benar masih SD?"
Hanya karena badannya kecil, mereka mengira Beth adalah anak SD? Separah itukah ukuran tubuhnya? "A-aku 16 tahun," aku Beth takut-takut.
Ace terdiam sejenak. Syukurlah Beth tidak semuda bayangannya. Tapi, benarkah perkataan Iraya bahwa anak lembek di depannya ini susah diatur? Mana anak nakal yang dimaksud wanita itu? Lihat, untuk berdiri tanpa gemetar saja dia tidak bisa.
Malas memusingkan Beth, Asherdan akhirnya melepas pengawasannya dari Beth dan pergi ke kumpulan para lelaki bersama Racer. Yah, karena Iraya sudah bilang begitu, bukan salahnya kalau Bethryan pulang dalam keadaan babak belur. Toh, kalau diajak berkelahi dia pasti bisa melawan, 'kan?
Ace bergabung dengan orang-orang yang sedang merokok di atas kap mobil mereka. Tinggallah Bethryan sendiri. Para gadis-gadis langsung mengerumuninya penasaran.
Elisa, gadis dengan pakaian terminim diantara mereka mengajukan pertanyaan pertama kali. "Siapa yang datang bersamamu?" Tampaknya Elisa adalah ketua gadis-gadis itu.
Beth tidak begitu takut menghadapi perempuan. Tapi tetap saja, dia harus waspada. "Seperti yang dia bilang, aku cuma sopirnya." Lebih baik cari aman daripada menjawab sesuatu yang berisiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asterla In The Midst Of Her Brothers
Roman pour AdolescentsIni kisah tentang Asterla, putri kesayangan Keluarga Elvander yang terpaksa berpura-pura menjadi pria. Lantaran suatu masalah, Asterla kecil harus berpisah dengan tiga kakak lelakinya. Dia pergi ke tempat yang jauh dan tinggal bersama Bibi Iraya. Bu...