Chapter 11. Doom Havester

1.2K 191 10
                                    

Saat tengah malam, Assand terbangun, merasa kerongkongannya amat kering. Dia pun turun menuju dapur untuk mengambil air mineral dingin.

Pria yang biasa tidur menggunakan kaus tanpa lengan itu salah fokus ketika melewati toilet dekat tangga. Ada suara wanita muntah-muntah di dalam sana. Assand menduga dia adalah Bethryan. Sebagai lelaki, suara Beth itu khas. Mungkin karena dia belum memasuki masa pubertas, jadi suaranya cenderung mirip perempuan.

Semalam Beth kehujanan, wajar jika sekarang anak itu sakit. Walaupun tidak begitu menyukai Beth, Assand masih memiliki sisi kemanusiaan. Dia pun menunggu di luar toilet sebentar hendak menawarkan apakah Beth perlu dipanggilkan Azkano. Paling tidak ayahnya bisa memberi obat.

Lima menit berlalu. Kemudian berlanjut hingga sepuluh menit. Beth tidak kunjung keluar dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan keluar. Padahal muntahnya sudah mereda. Assand mendadak cemas, jangan-jangan Bethryan pingsan?

"Hei, kamu masih sadar, 'kan?"

Baru akan mengetuk, pintu toilet tiba-tiba terbuka. Assand spontan menyembunyikan diri. Beth berjalan pelan, menyeret kakinya menuju dapur. Dia tidak tahu sedang diawasi oleh Assand.

Sekarang sudah lebih baik, batin Beth. Mimpi buruk menyerangnya tadi dan saat bangun dia langsung merasa mual. Melihat perkelahian Ace kemarin benar-benar memicu traumanya kembali.

Assand menangkap wajah Beth sudah tidak sepucat semalam. Pasti setelah muntah kondisinya menjadi membaik. Pria itu terus mengamati gerak-gerik Beth sampai tak sadar dirinya masih jongkok di belakang pot bunga. Tunggu, buat apa aku sembunyi?

Ingin segera kembali tidur, Assand bergegas mengambil air minum dari kulkas. Bethryan berdiri memunggunginya, sibuk membuat teh hangat. Dia sama sekali tidak menghiraukan kedatangan Assand. Bethryan tidak salah, sih. Assand sendiri yang kemarin melarangnya bicara padanya kalau tidak penting.

Begitu pintu kulkas terbuka, Assand mengernyit. Wadah itu dipenuhi oleh produk diet dan kecantikan. Mengingat Asterla semalam menggunakan masker hitam, semua barang aneh ini pasti adalah miliknya. Astaga, kenapa dia menyimpannya satu tempat dengan bahan makanan?

Assand menutup kulkas kembali. Dimana dia bisa mendapatkan air mineral dingin? Terpaksa Assand harus bertanya pada Bethryan!

"Dimana minuman dinginnya?"

Tidak ada tanggapan.

"Beth."

"...,"

Kurang ajar sekali anak ini mengabaikanku. "Bethryan, aku sedang bicara padamu!"

Tetap tidak ada sahutan.

Marah, Assand meraih serbet di meja dan melemparkannya ke tengkuk Beth. Laki-laki dengan baju oversize itu terperanjat hingga teh buatannya nyaris tumpah. "A-apa?!"

Giliran Assand yang mendiamkannya. Dia mengurung Beth demi menyerobot teh di belakangnya, lantas menenggak teh tersebut hingga tandas. Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata, pria itu kembali ke kamar.

Kejadian itu kurang dari semenit, namun cukup membuat jantung Beth hampir copot saking terkejutnya.

🕊🕊🕊

Karena tidak bisa memejamkan mata lagi, Beth menyibukkan diri dengan mengepel seluruh lantai rumah Iraya hingga pagi buta. Dia tidak sadar saat Azkano turun sudah dengan busana olahraga.

Pria itu berhenti sejenak, memperhatikan Beth yang begitu fokus menggosok noda kecil sambil mengomelinya seolah dunia hanya milik mereka berdua. Azkano tersenyum tipis. Pantas saja Serena amat menyukai dia.

Asterla In The Midst Of Her BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang