Sweven

19 5 0
                                    

Kantuk mulai menghampiriku. Menyimpan buku yang sedang dibaca, kugosok mata untuk menghilangkan kantuk. Begitu membuka mata, tiba-tiba saja jendela kamar yang terbuka memancarkan sinar terang. Membuat mata silau dan sedikit terpejam.

Cahaya dari jendela perlahan memudar. Kuhampiri jendela, melihat pemandangan luar yang kini berubah. Langit yang biasanya kelabu berganti menjadi biru, penuh dengan awan putih dan burung. Gedung tinggi juga rumah tergantikan oleh pohon dan bunga yang menghiasi tempat itu. Kendaraan berubah menjadi hewan-hewan lucu.

Mataku membulat. Bagaimana bisa? Mengerjapkan mata, kutatap luar jendela dengan tajam. Memastikan apa yang kulihat. Ternyata benar.

Tanpa ragu, segera aku melompat melewati jendela. Menapakkan kaki pada rumput hijau yang basah. Tiba-tiba saja, bajuku berubah menjadi gaun putih selutut dengan lengan pendek. Modelnya sederhana, dengan lapisan berwarna hijau bercampur biru transparan di luarnya.

Terlihat sungai besar jernih menggantikan posisi jalan raya. Juga air terjun dengan riak air di hulu sungai yang cukup jauh dari tempatku berdiri. Ikan-ikan berenang ke permukaan sungai, dan beberapa kali melompat.

Di sebelah kiri, hutan yang lebih rimbun terlihat. Batang pohonnya terlihat kokoh. Menampung buah segar nan ranum yang menyebar di setiap pohon. Burung-burung hinggap di dahan. Juga kupu-kupu mengerumuni bunga di sekitarnya.

Dengan perasaan riang juga heran, kuhampiri pemandangan indah tersebut. Memetik satu buah segar terdekat dari tempatku berdiri. Warnanya merah, seperti buah apel. Semoga aku tidak keracunan saat memakannya, seperti salah satu tokoh putri dalam kartun yang pernah aku tonton waktu kecil.

Ternyata tidak. Karena setelah beberapa saat aku menggigitnya, tak terjadi apapun. Atau mungkin belum. Di luar itu, rasa buahnya sangat enak. Manis, sedikit asam, dan terasa segar.

Semakin masuk ke dalam, hutan itu menjadi gelap karena sinar matahari tertutupi pohon. Tapi makin lama terlihat aneh. Seperti bukan gelap karena cahaya matahari yang terhalangi. Melainkan gelap malam menggeser siang. Gelap, semakin gelap. Hitam.

Kini mataku tak bisa melihat apapun. Benar-benar gelap, hitam pekat. Tidak mungkin aku tiba-tiba menjadi ... buta 'kan? Apakah ini karena buah itu?

Takut mulai menyelimuti. Keringat dingin mengucur deras. Kuremas gaun putih yang melekat pada tubuh untuk mengurangi cemas. Mulutku terus berucap lirih, merapalkan doa. Juga mencoba berpikir positif meski pikiran negatif hampir menguasai kepala.

Keadaan tak kunjung berubah, bahkan bertambah buruk. Kakiku mulai terasa lemas. Bulir-bulir air mata telah menggenang di sudut mata. Sepertinya aku tak sanggup lagi.

"Siapa pun, tolong aku ...," lirihku dengan isakan tertahan.

Seperti keajaiban, setitik cahaya muncul. Cahaya itu ada di depanku, bergerak-gerak. Apa itu?

Tak punya jalan lain, kuikuti cahaya itu yang seperti sedang menuntunku. Perlahan, cahayanya semakin terang. Membuat mataku bisa kembali melihat jelas tempat ini. Tapi tunggu, tempat ini seperti berbeda dengan hutan tadi.

Akhirnya penglihatanku benar-benar terlihat jelas sekarang. Kutengok ke belakang, yang kutemukan adalah lorong hitam. Apakah aku melewati lorong hitam itu barusan?

Mataku membulat. Menatap tempat yang luar biasa ini. Terpesona sekaligus tak percaya.

Jika hutan tadi sangat indah. Tempat yang kulihat saat ini lebih indah dari sebelumnya. Tempat ini menakjubkan. Terdapat beberapa daratan yang melayang di tempat berbeda. Makhluk kecil bersayap—seperti peri dalam kartun yang kulihat—terbang menyebar, dengan kerlipan di setiap kepakan sayapnya. Terdapat makhluk seperti manusia, tapi dengan ukuran lebih kecil dan telinga runcing—seperti elf dalam film yang kulihat. Beberapa diantara mereka menaiki awan yang sepertinya menjadi alat transportasi tempat ini selain pegasus, unicorn, juga hewan ajaib lainnya. Lalu, banyak sekali air terjun yang mengalir dari daratan satu—daratan di atasnya—daratan dua—daratan di bawahnya. Di daratan paling bawah, terdapat danau yang besar untuk menampung air terjun tersebut. Bisa dibayangkan betapa menakjubkannya tempat ini?

La Mia FantasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang