8. Keraguan (2)

329 42 3
                                    

Happy Reading

Vote komen

•••••••

Park Chorong, dia adalah sosok pemuda dengan tubuh besar, lebih tepatnya di dominasi oleh lemak, meskipun besar tapi dia tidak menakutkan, hati dia sungguh lembut dan sensitif seperti kulit bayi yang baru lahir.

Tapi walaupun lembut dan sensitif, dia tetap tidak mengerti dengan jalan pikiran salah satu teman genknya yang paling tampan, yang saat ini berada di kelasnya, tepat dibangkunya, sedang menelungkupkan wajahnya ke dalam lipatan tangan yang berada di meja.

"Han Seojun, kembalilah ke kelasmu, sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai," rengek Chorong karena frustasi, dari tadi dia sudah memaki bahkan sampai memohon tapi pemuda di depannya sama sekali tidak menggubris.

"Han Seojun." Tangan Chorong menarik-narik lengan Seojun, rasanya dia ingin menangis.

"Kau ke kelasku, aku disini saja." Akhirnya Seojun bersuara tapi itu sama sekali tidak membuat Chorong senang.

"Bagaimana bisa seperti itu? Ayolah Han Seojun, jangan membuatku sulit," rengek Chorong lagi.

Tiba-tiba Seojun menggebrak meja sembari berdiri membuat penghuni kelas termasuk Chorong terkejut, bahkan ada yang nyaris mengompol di celana.

"Baiklah aku akan ke kelas, dasar kau pelit." Marah Seojun atau lebih tepatnya ngambek, dia berjalan meninggalkan Chorong yang hanya bisa mengelus dada, sabar.

"Kenapa sih dengan dia?"

Kemudian di koridor kelas dua Seojun berjalan menuju kelasnya, dia sangat enggan masuk entah mengapa tapi dia juga tidak bisa bolos karena memikirkan ibunya, pasti wanita itu akan sangat kecewa padanya.

Ketika dia masuk kelas, hanya ada beberapa anak yang sudah memakai baju olahraga, sepertinya Seojun lupa kalau jam pertama di hari Jumat adalah olahraga, atau mungkin dia yang sama sekali tidak peduli dengan sekolah.

Seperti mendapat lampu hijau, mungkin dengan ini dia bisa bolos jam olahraga dan tidur di kelas, tapi ingatkan Seojun bahwa guru-guru membencinya, bahkan belum sempat Seojun duduk di kursi dan tidur, ternyata guru olahraganya sudah masuk dan menatap tajam dirinya.

Seojun merutuki dalam hati, bahkan ketenanganpun tidak berpihak padanya.

••••••

Guru olahraga meniupkan peluitnya, beberapa anak tergeletak di lapangan karena satu jam berolahraga.

"Empat puluh lima menit waktu bebas, kalian bisa istirahat ataupun berolahraga lagi, tapi bereskan semua jika kalian ingin bermain bola," ujar guru tersebut kemudian berlalu meninggalkan muridnya.

Hyunkyu, siswa berkacamata berseru. "Ayo kita bermain bola!"

Sorakan demi sorakan menyambut pemuda berkacamata itu, terutama untuk siswa laki-laki yang sudah siap berlari ke lapangan.

"Seojun ayo." Teriak salah satu anak kelasnya, tapi jujur saja Seojun sedang malas, jadi dia hanya melambaikan tangannya, pertanda dia tidak ikut.

Setelah itu matanya melirik kearah kelompoknya Jukyung, terlihat bahwa perempuan itu sedang mengobrol bersama dua perempuan lainnya, Sooah dan Soojin.

"Kau melihat apa?" Tanya seseorang.

"Tidak lihat apa-apa," jawab Seojun cepat, kini tatapannya melihat kearah sumber suara.

"Oh tumben sekali seorang Suho mau menyapa duluan," sarkas Seojun.

Suho yang berdiri disebelah Seojun hanya menatap tanpa ekspresi seperti biasanya, tangannya bersidekap.

Fall In You (Seojun-Soojin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang