5. Hal yang baru

394 53 2
                                    

Happy Reading

Vote ⭐ komen skuy

••••••

"Sudah, berhenti disini saja,"

"Kenapa kau selalu ingin berhenti disini, sedangkan rumahmu masih disana." Pertanyaan retoris keluar dari mulut seorang Han Seojun, saat ini dia sedang mengantar Kang Soojin, teman sekelasnya. Tekankan pada kata kelas.

"Aku ingin berolahraga malam," jawab Soojin yang terdengar asal, membuat Seojun mendengus.

"Kau ingin berolahraga setelah beberapa jam yang lalu melawan dua penjahat sendirian? Aku rasa sekarang kau keturunan superhero," sarkas Seojun sungguh sangat tidak lucu.

Soojin memutar mata bosan. "Sudahlah, sekarang berhentikan motormu," ujar Soojin, tapi tidak diindahkan oleh Seojun.

"Han Seojun!" Protes Soojin.

"Biarkan aku mengantarmu dengan benar supaya ibuku tidak memarahiku," ujar Seojun, pemuda itu benar-benar mengantarkan Soojin sampai di depan pagar perempuan itu.

Setelah motor berhenti, langsung saja Soojin turun dan menyuruh Seojun untuk cepat pergi. "Pergilah, sekarang aku sudah ada di depan rumahku," usir perempuan itu yang mendapat dengusan dari Seojun.

Pemuda itu tanpa basa-basi lagi menggas motornya dan pergi begitu saja, melihat Seojun sudah pergi membuat Soojin berbalik untuk membuka pagar rumahnya, tapi sungguh mengejutkan ternyata ayah dan ibunya sudah berdiri di depan pagar itu.

"A-Appa"

Pria bermarga Kang itu langsung menampar pipi anaknya keras hingga mampu membuat Soojin jatuh tersungkur ke tanah, dia memegangi pipinya yang memerah, bahkan dapat dirasakan rasa darah pada indra pengecapnya.

"S-Sayang." Di samping suaminya, ibunya Soojin terlihat gemetar melihat anaknya, tapi dia tidak bisa melakukan apapun.

"Masih berani pulang setelah bolos, kau pikir akan semudah itu." Pria itu mendesis. "Bangun!" Tambahnya lagi dengan teriakkan.

Soojin diam, dia menunduk dan mengepalkan tangannya, mengabaikan rasa perih pada tangan kanan dan bibirnya.

"Bangun!" Soojin bangun dengan susah payah, jujur saja beberapa anggota tubuhnya sangat pegal dan sakit.

Baru saja Soojin menyeimbangkan tubuhnya lagi-lagi rasa sakit terasa dipipinya, sebuah tamparan lagi dan pekikan histeris dari suara ibunya, pipi kiri Soojin terasa kebas mendapatkan dua kali tamparan yang membuat sudut bibirnya sobek, darah terlihat mengalir tapi langsung diusap dengan kasar oleh Soojin menggunakan lengan jaketnya.

"Sudah puaskah?" Lirih Soojin yang masih terdengar oleh ayahnya.

"Apa?!"

"Sudah puaskan kau lampiaskan semuanya padaku?" Kali ini suaranya cukup keras hingga mampu terdengar oleh kedua orangtuanya.

Mata pria kang itu melotot dan sangat tajam. "Dasar anak tidak tau diri!" Tangan sudah hendak memukul dan kali ini Soojin tau bahwa pukulannya bisa membuatnya jatuh atau yang lebih buruk adalah pingsan, pada saat itu dia hanya pasrah, menerima semuanya, menerima perilaku ayahnya, kalau perlu mati ditangan ayahnya supaya pria itu puas.

Fall In You (Seojun-Soojin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang