Happy Reading
••••••••
Setelah ujian yang sangat melelahkan terlewati, akhirnya mereka semua mendapati darmawisata menyenangkan disalahsatu daerah perbukitan dengan udara masih bersih dan nyaman.
Semua siswa khususnya kelas dua tampak bersorak gembira, karena hari ini mereka akan pergi untuk darmawisata, bahkan beberapa diantaranya sampai berjoget-ria.
"Akhirnya kita bebass" seorang pemuda bernama Taehoon bersorak diangguki oleh beberapa pemuda lain.
Mereka saat ini sedang bersiap untuk memasuki minibus yang akan membawa mereka pada tempat tujuan.
"Ayo sini duduk denganku," beberapa sudah sibuk memanggil teman untuk duduk bersama, sementara itu perempuan dengan rambut sepunggung tampak mencari tempat duduk, dia merasa familiar dengan kejadian ini, seperti sudah mengalami walaupun dia memang pernah mengalami ini, jadi dirinya tau akan bagaimana alurnya.
Kalau saja dia adalah dirinya yang dulu, pasti akan duduk disamping pemuda yang saat ini duduk di depan dan tampak menunggu seseorang, dia pasti akan mencoba tidak peka dengan perasaan orang lain, sayangnya itu dulu, sebelum dia kembali ke masa sekarang lagi.
Pandangan teralihkan untuk melihat kedalam bus, lalu dirinya melihat seorang pemuda yang duduk di deretan tengah dekat jendela sedang bersidekap dan menyumpal telinganya menggunakan earphone, jangan lupakan mata yang terpejam entah tidur atau tidak, jadi tanpa pikir panjang, perempuan tersebut memutuskan untuk duduk disamping pemuda itu.
Saat dirinya baru saja memposisikan dengan nyaman punggung pada sandaran kursi, sosok disebelah menegur dengan sinis. Rupanya pemuda itu menyadari.
"Kenapa kau duduk disini?" Tanya lelaki itu tidak ramah. Bintang satu.
Perempuan yang kita tahu bernama Kang Soojin mengernyit bingung, lalu melihat sandaran kursinya kemudian kembali menatap pemuda disampingnya. "Apakah kursi ini sudah di booking? Tidak ada namamu disini," pernyataan sekaligus pertanyaan dari mulut Soojin dengan wajah tanpa dosa membuat pemuda disampingnya mendengus kesal dan tidak memperpanjang pembicaraan, pemuda itu hanya menatap keluar jendela, sementara Soojin hanya menggelengkan kepala, mengetahui bahwa pemuda disampingnya sedang tidak ingin diganggu.
"Kang Soo, kenapa kau duduk disamping Han Seojun? Kau bisa duduk disampingku." Sebuah suara dari arah belakang membuat Soojin harus memutar lehernya hanya untuk menampilkan perempuan imut rambut pendek bersama dengan pemuda yang tengah merengut disebelahnya.
"Aku tidak mau menganggu orang pacaran," balas Soojin pada Sua, perempuan berambut pendek itu.
"Tapi tidak harus disamping lelaki berandal itukan," Sua masih berisik dan tidak menerima Soojin duduk disamping Seojun.
Kemudian terdengar gerutuan dari mulut brandalan yang dimaksud Sua, pemuda itu melirik hanya untuk menatap kearah Sua. "Berisik, kalau kau mau dia, ambil saja," ujarnya dengan tatapan tajam dan membuat Sua langsung ciut bersembunyi dibelakang punggung Taehoon yang sama ngerinya.
Seorang Seojun tidak ramah dari dulu bahkan sampai sekarang, dia terlalu malas mendapati perdebatan yang tidak berguna, lagipula dia juga bingung mengapa perempuan disampingnya ini memilih untuk duduk didekatnya. Bikin pusing saja.
"Kau menatapku seperti ingin menghujatku, kalau kau tidak senang, aku pindah saja," Soojin tau jika Seojun tidak ingin dirinya disamping pemuda itu, jadi lebih baik pindah tempat duduk daripada merasakan aura tidak mengenakkan dari arah samping. Inginnya sih seperti itu namun tiba-tiba Seojun mengibaskan tangan seolah menyuruhnya untuk tetap duduk.
"Terserah, lagipula bus sudah penuh, kau mau duduk dibawah lantai dan diinjak?" Nada tanya retoris dan penuh sarkasme keluar dari mulut Seojun.
Soojin langsung melihat kearah suasana bis dalam hati hanya bisa menyetujui, karena bis memang sudah penuh dan Soojin juga malas mencari tempat duduk lagi yang jaraknya lumayan jauh. Katakanlah tadi dirinya sedang dirasuki oleh sesuatu hingga memilih tempat duduk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In You (Seojun-Soojin)
FanficPair: Seojun X Soojin (sujin) Karakter hanya milik mereka dan penciptanya. Ini hanyalah kehaluan author yang kepengen second lead bahagia. Sinopsis: Bahagia. Hanya satu kata tapi sangat susah untuk didapatkan. Apalagi jika kebahagiaan kita sudah mil...