Akhirnya bisa meneruskan chapter caffeine......
Enjoy reading chinguu!!
.
.
.
."Berhenti ga lo Boem" teriak Jennie
Jaeboem langsung berhenti dan membalikan badan "kok lo sih, kamu. Okee... Gimana?"
"Ihh geli genit"
"Gue anter ya...."
"Gausa, kamu anter sampai sini aja, bentar lagi Lisa dateng kok, aku bareng Lisa aja"
"Beneran gamau ku anterin sampai dorm?"
"Gausa boem"
"Okee... Aku tunggu sampai Lisa sampai yaa"
Jennie dan Jaeboem duduk di salah satu kursi taman.
"Jen"
"Hmm.."
"Cuek amat sama pacar"
"Lahh... Emang anda pacar saya?"
Jaeboem dengan tatapan kilatnya langsung melihat ke Jennie.
"Uuu.. serem amat... Iyaa iyaa pacarr"
"Hihihi" tawa Jaeboem
"Jen, kok lo bisa suka gue sih?"
"Ini gue disuruh pakai aku kamu, dianya lo gue an"
"Hhahaha... Mianhaeyongg uda kebiasaan hihihi" ucap Jaeboem dengan aegyonya
"Gausa sok imut boem"
"Jawab atuh neng pertanyaan abang"
"Hmmm... Aku juga gatau, emang semuanya harus ada alasan boem?"
"Terserah kamu deh, jen..."
"Ngambek nih"
"Engga" balas Jaeboem cuek
"Engga salah?"
"Engga beneran Jennie"
~cup~
Jennie mengecup pipi Jaeboem"Uda berani ya kamu jen"
"Habisnya aku sebel lihat orang ngambek"
"Uuu... Apa yang barusan gue lihat tadi?? Tolong Lisa masih kecil" ucap Lisa yang tiba tiba sudah ada didekat Jaeboem dan Jennie sambil menutup matanya dengan kedua tangan
"Masih kecil apanya" sahut Jisoo
"Ciee hyunggg"
"Diem lo gyeom, ngapain lo kesini?"
"Nganter kakak guelah"
Jisoo mendekat ke arah Jennie dan menggandeng tangannya "Kita culik dulu ya Nona Jennienya, bye"
Tak lama berjalan, Jisoo kembali membalikan tubuhnya "Oh iya gue lupa, Jennie bakalan gue jagain kok jadi lo juga harus jagain adik gue"
"Tenang Jiss, Yugyeom bakalan gue telantarin, hahaha"
"Lahh... Hyungg..."
"Goood.. Penting ga lo jual"
"Nunaa...."
"Mana laku kalau gue jual"
"Yakk.. hyung"
"Uda yok balik gyeom"
"Cie uda ga jomblo ciee..."
"Apaan sih lo gyeom"
"Cafe gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Caffeine
FanfictionTerjebak dengan seseorang yang tidak ingin melupakan masa lalunya tentu saja sangat menyakitkan. Tetapi bagaimana jika seseorang itu justru menjadi kafein baginya, candu untuk selalu berada di sisinya, tempat ia pulang. . . . . "Gue tahu hidup lo su...