Chap 2

111 18 10
                                    

Chap 2 uwu..
Enjoy
.
.
.
.

"I'm home"

"Unnie... Hikss...." Ucap Lia sambil menangis dan memeluk Jennie

"Ada apa ada apa? Sini cerita sama unnie"

"Itu... Unn... Itu.... Hiks.... Hiks ...." Jawab Lia terbata-bata,

Tiba-tiba terdengar suara
PRAKK!!PLAKKK!!!PRAKKK!!!

Mendengar suara itu Jennie langsung menyuruh Lia untuk pergi kekamarnya "Lia ke kamar unnie dulu ya..." Jennie langsung menuju sumber suara...

Jennie berteriak melihat appanya sedang memukul ommanya dengan keras "STOPPPP!! HENTIKANN PUKUL OOMMAA!!!"

Appa Jennie mengalihkan pandangannya ke Jennie "Hahahaa... Jalang pulang ke rumah!! Masih ingat rumah rupanya!!"

"Stop menyebutnya jalang!! Dia anak kandungmu juga!!" Teriak omma Jennie

"Hah... Anak kandung?!!! Heh cuih! Dia uda lupa punya rumah!! Kamu juga uda dilupakan dia!! Dia uda ga ada waktu dirumah!! Ngapain kamu pulang hah!!! kaga bisa debut?? Whahaa"

Alasan terbesar Jennie jarang pulang kerumah ya ini, sejak Jennie menolak perjodohan dengan anak klien appanya dan memilih mengejar mimpinya sebagai seorang idol terkenal, perusahaan papa berangsur menurun dan bangkrut membuat appa Jennie harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga, meskipun appa Jennie sudah bekerja, pendapatan appa Jennie tidak akan sebanyak jika dulu Jennie merima rencana pernikahan dengan anak kliennya, karena ini appanya menjadi pemabuk berat dan pemarah. Suka main tangan dengan ommanya, Jennie, dan bahkan adiknya Lia. Jangan tanya, dulu keluarga Jennie sangat harmonis, sebelum rencana pertunangan itu ada.

Tidak tahan melihat perlakuan appanya Jennie berteriak mengancam "Appa, jika appa gini terus aku akan lapor polisi!!"

Plaakkk!!!
Satu tamparan mendarat di pipi Jennie.

Bukan takut, appa jennie justru tambah marah "Gausah banyak ngomong!! Gara gara jalang kyak kamu ini!! Bisnis yang sudah appa bangun susah payah jadi hancur lebur ga sisa!!"

"Tapi ini mimpi Jennie paa!!"

Plakkk!!
Kali ini lebih keras, bahkan sangat keras dari sebelumnya...
Ujung bibir Jennie berdarah...

Appa Jennie menarik kencang rambut Jennie "Mimpi mimpi gundulmu!!"

"STOPP!! JANGAN SENTUH ANAKKU!!" Omma berlari ddidepanku dan melepaskan rambutku secara paksa.

"Aww..." Ringisku

"Jen keatas cepat" perintah omma

"Tapi omma..."

"CEPAT KEKAMARMU KIM JENNIE!" bentak oomma

"Iya omma"
Jennie meninggalkan mereka.
Jujur saja Jennie tidak bisa tenang meninggalkan ommanya dibawah sendirian, suara gebrakkan meja, teriakan appanya membuat Jennie ingin sekali turun dan membantu ommanya, tapi apa boleh buat Jennie tidak bisa menolak perintah ommanya yang menyuruhnya kembali ke kamar.

"Unnie gapapa?? Bibir unnie berdarah, unniekan harus jaga wajah unnie" Lia masih menangis

"Unnie tetep cantikkan tapi?"

"Iyaa unnie, tapi masih cantikan Lia" ucapnya sambil menghapus air matanya

Jennie memeluk adik cantiknya "Iyaa cantik Lia"

"Aku obatin ya un..." Entah kapan Lia sudah mengambil kotak P3K itu.

"Lia tahu kalau bakalan jadi gini, jadi Lia ambil P3K di kamar omma, biar appa lukanya gabisa diobatin!"

CaffeineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang