<Rei?>
<R-Resi?>
<Syukurlah. Kau mulai membuatku takut.>
<Apa yang—>
<Kau pingsan.>
<Ah... aku di alam bawah sadar kalau begitu...>
<Ya. Apa kau mau pergi ke—?>
<Tidak. Di sini saja. Aku—aku akan bangun. Hanya—beri aku waktu.>
<Tidak masalah, Permata Kecil.>
...
...
...
<Reina, aku minta maaf.>
<Tidak apa, Resi.>
<Seandainya aku bertukar denganmu—>
<Kau tahu kita tidak bisa sering melakukan itu.>
<Tetap saja. Itu menyebalkan.>
<Apa yang tidak menyebalkan dalam hidup? Manusia biasa mengeluh soal apa saja.>
<Aku bukan manusia. Aku kutukan.>
<Entah soal itu. Bagiku, kau anomali>
<Heh, terserah kau saja, Rei.>
...
...
...
<Ah, kau mulai sadar.>
<Kita bicara lagi nanti. Sampai jumpa Reina.>
***
Mata hitam terbuka.
Lalu berkedip.
Satu.
Dua.
Beradaptasi dengan cahaya yang memenuhi ruangan. Masih ada titik hitam dalam visi Reina. Jadi dia mengerjap lebih banyak.
"Rei? Kau sudah bangun?"
Suara lembut itu familiar.
"Kakek Buyut?"
Dia berusaha bangkit. Langsung ada tangan yang membantunya duduk di kasur... klinik? Dia tebak dia ada di semacam klinik.
"Pelan-pelan, Reina-sama. Jangan memaksakan diri."
Suara lain. Perempuan. Yuko.
"Ugh—" desis Reina. Dia memijit kepalanya yang pening. Tanda belum terbiasa duduk.
Perlahan dua wajah yang kabur menjadi jelas. Kini dia bisa mengenali wajah khawatir Ismawan dan senyum lega Yuko. Reina mendesah kecil.
"Selamat pagi...?"
"Ya Gusti, Reina—"
Sang gadis mengeluarkan pekikan kecil ketika sang kakek buyut mendekapnya. Tubuhnya kaku sejenak, sebelum meleleh dan memeluk balik Ismawan sebaik mungkin dengan tangan yang masih lemah.
"Rei, astaga—tolong jangan lakukan itu lagi. Kakek hampir jantungan."
Reina meringis kecil.
"Aku juga tidak berniat mengalami itu lagi, Kek."
Ismawan hanya mendengus kecil. Melepaskan pelukannya. Namun mata tetap mengawasi sang gadis dengan hati-hati. Memastikan tidak ada cidera yang mereka lewatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Local Shaman (A JJK Fanfiction)
Fanfic"Aku ke Jepang untuk Olimpiade Sains, bukan mengatasi kutukan!" *** Hidup Reina Pratama Wulandari dekat dengan hal supranatural. Apalah dengan kemampuannya melihat makhluk aneh dan Kakek Buyut yang melatihnya untuk menghadapi mereka. Setidaknya dia...