Ucup membantu Angel untuk mencari kotak itu. Mata keduanya memelotot, melihat sebuah kotak makan siang, yang sudah terbuka dan jatuh ke tanah. Ucup bertanya dengan ragu, "Apa itu kotak bekalnya?"
Angel menganggukkan kepala. Bentuk kotak bekal makan itu memang persis sama seperti kotak bekal Neneknya. Hanya saja, di dalam kotak itu terdapat beberapa potongan daging mentah dengan darah merah yang kental.
"Apa-apaan ini?" gumam Angel.
Angel langsung memalingkan wajah ke arah lain. Dia bergerak menjauhi kotak berisi daging mentah itu. Sementara salah satu tangannya, membuat wajah Dino untuk melihat ke arah lain. Angel meminta, "Jangan dilihat."
Kening Ucup mengernyit, melihat kotak bekal yang dimaksud Angel. Dari bentuk daging dan darah yang ada, ini seperti paha seekor rusa. Ucup langsung merapikan kotak beserta isinya. Setelah beres, pria itu melirik ke arah Angel.
Angel terdiam, dengan kedua mata terpejam erat. Walaupun tangannya bergetar hebat, dia tidak berniat menurunkan Dino dari gendongannya.
Sebisa mungkin, Angel berusaha untuk menjauhkan penampakan darah dari pandangan Dino.
Dino bertanya, "Kakak kenapa? Apa Kakak ingin tidur?"
Ucup langsung berdiri, dan berjalan ke arah Angel. "Aku sudah memasukkan isi kotak ini ke dalam kotaknya. Hanya saja, isinya kotor karena jatuh ke tanah."
"Maaf, tapi isi kotak itu untuk apa? Aku bisa menggantinya jika kau mau," tawar Ucup.
Angel menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia sudah tidak nyaman berada di desa ini sejak awal. Namun, bagaimana pun juga Angel tetap harus bertahan. Wanita itu memberi tahu Ucup, "Aku ... aku tidak tahu. Aku pikir isi kotak itu adalah makan siang. Karena ditaruh di kotak bekal milik Nenekku."
"Kau bahkan tak tahu isinya?" Ucup ikut terkejut mendengar pengakuan Angel.
"Aku terburu-buru membawa kotak ini, karena tidak betah berada di rumah sendiri," balas Angel.
Dari penampilan Angel, Ucup bisa menyimpulkan jika wanita itu ketakutan. Akhirnya Ucup menawarkan, "Baiklah. Aku akan mengantarmu pergi ke kebun, Nenekmu. Setelah itu, kau bisa bermain dengan anakku. Sementara aku kembali melakukan rapat dengan warga desa."
"Kau bisa menanyakan untuk apa isi kotak ini kepada Nenekmu. Jika isinya sangat penting, aku akan segera menggantinya," kata Ucup.
Ucup merupakan pria yang bertanggung jawab. Itu yang bisa Angel simpulkan dari gerak-geriknya. Padahal, anaknya sendiri yang tak sengaja menabrak dan menjatuhkan kotak bekalnya. Angel langsung menggeleng, dia menolak, "Tidak, tidak. Aku yang menjatuhkan kotak bekal ini. Jadi kau tidak perlu menggantinya segala."
"Tetap saja. Aku akan menggantinya," kukuh Ucup.
Akhirnya Angel dan Ucup berjalan menuju kebun. Ucup membawa kotak bekal makan siang milik Nenek Laras. Sementara Angel sendiri masih setia menggendong Dino. Keduanya berjalan menelusuri jalanan, dengan mata yang melihat ke sekitar Desa.
Desa ini terkenal dengan tanah yang subur. Sepanjang jalan, Ucup bisa menemukan beberapa tanaman di halaman rumah warga. Selain itu, orang-orang di desa ini adalah orang yang rajin. Untuk itulah, Ucup ingin memanfaatkan kesuburan desa ini untuk mengembangkan produksi bahan makanan dalam negeri. Pria itu masih membujuk warga desa, untuk menyetujui keinginannya memakai tanah warga.
"Papa, papa! Coba lihat itu, ada monyet besar di sini!" kata Dino sembari menunjuk ke arah sebuah sungai.
Ucup mengernyitkan kening. Begitu juga dengan Angel yang tak kunjung menemukan monyet yang dimaksud Dino. Angel bertanya, "Di mana monyetnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT BERNODA [✓][CheolHan]
RomanceDia bukan malaikat penyelamat, tapi iblis jahat yang membuatmu tersesat. •••