⚜07. Mandi Dalam Cupak

431 73 9
                                    

"Kita bisa memiliki anak bersama. Kau mau?"

Waktu seolah berhenti, setelah Ucup melontarkan pertanyaan kepada Angel. Bola mata Angel berkaca-kaca, sedangkan bibirnya bergetar. Dia tidak sanggup membalas tawaran Ucup dengan satu kata pun. Pikirannya kosong, dia tak pernah menyangka Ucup akan kembali mengejarnya seperti dulu. Bagaimana ini? Angel masih trauma dengan pernikahannya dengan Rendi.

Karena Angel tak kunjung menjawab pertanyaan Ucup. Ucup akhirnya tersenyum kikuk. Dia mengusap tengkuknya, sementara salah satu tangannya menggendong sang anak. Ucup berkata, "Tawaranku terlalu mendadak, ya? Jangan dengarkan apa yang sudah kukatakan, jika itu hanya membebani pikiranmu. "

"Aku hanya berani menawarimu hal ini, karena aku sekarang sudah jauh berkembang dengan diriku yang dulu. "

"Jika dulu, aku hanya mampu untuk membual dan memberimu janji-janji yang tak pasti. Sekarang, aku bisa melindungi dan memenuhi semua kebutuhanmu," jelas Ucup.

Untuk beberapa saat, Angel terdiam seperti patung. Dia tidak tahu, apa yang sebenarnya ada di dalam benak Ucup? Sebenarnya apa tujuan pria itu? Kenapa dia ingin menerima Angel yang akan menjadi janda? Padahal Angel tak mempunyai apa-apa lagi.

"Ucup, maaf. Aku ... aku ... aku tak bisa ...."

Belum sempat Angel mengakhiri perkataannya, Ucup sudah lebih dulu memotong, "Jangan teruskan apa yang kau katakan. Aku mengerti. Ini semua pasti sulit untukmu. Terlebih lagi setelah luka yang cukup besar ditorehkan oleh mantan suamimu. "

"Aku memberimu waktu untuk memikirkan hal ini baik-baik," kata Ucup.

•••

Keesokan harinya, Angel bangun dengan kepala pening. Ucup tidak memaksanya untuk langsung menjawab, tapi tetap saja otaknya berpikir keras semalaman. Angel bahkan tak tahu, apa yang hatinya saat ini inginkan? Bayangan akan pernikahannya yang hancur, ditambah dengan kehilangan sang buah hati, membuat Angel merasa sangat frustrasi. Angel tak tahu harus bagaimana lagi.

Di saat Angel sedang melamun, sang nenek datang ke kamarnya. Wanita tua itu menepuk bahu Angel beberapa kali, sampai Angel tersentak dan langsung berbalik ke samping. Angel terkejut, dia memegangi dadanya sendiri. Setelah jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

"Nenek mengagetkanku," kata Angel.

Nenek Laras tersenyum. "Kau sedang memikirkan apa?" tanyanya.

"Bukan apa-apa, hanya sedikit masa lalu," jawab Angel.

"Dengar Nenek baik-baik. Di desa ini, kau juga tidak boleh melamun cukup lama. Orang-orang di sini bilang, kau bisa saja dimanfaatkan Malaikat maut, untuk dirasuki," jelas Nenek Laras.

Angel tersenyum mendengar perhatian sang Nenek. Dia kemudian menganggukkan kepala, dengan senyuman tipis di bibir. "Ya."

Menit demi menit, dilalui Angel seperti hari-hari yang lalu. Namun kali ini, Angel diperbolehkan untuk mengikuti jejak sang Nenek berkebun. Tentunya supaya Angel tidak terus melamun, dan memikirkan tawaran Ucup.

Hanya saja, ketika Angel berniat pergi ke kebun. Dia dipertemukan dengan Ucup. Pria yang mempunyai dua lesung pipi itu tersenyum. Seolah-olah tak ada yang terjadi kemarin. Dia tidak canggung, untuk menyapa Angel. Sekaligus menunjukkan sosok Dino yang ada di dalam genggaman tangannya.

"Aku berniat menitipkan anakku padamu. Tapi ternyata, kau akan pergi bersama Nenekmu?" tanya Ucup.

Nenek Laras langsung melirik ke arah Angel. "Angel, kau berniat bermain-main dengan anak kecil itu?"

Sebenarnya Nenek Laras tahu, jika Angel sangat ingin memiliki anak. Oleh karena itu, dia langsung menawari Angel untuk bermain dengan Dino. Dibanding ikut membantunya ke kebun.

MALAIKAT BERNODA [✓][CheolHan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang