These are the reasons why I choose you.
1. You are the sweetest
2. You are the most beautiful.
3. You are the best.
4. You rejected me once.
5. I don't know
6. I don't know
7. I don't know
8. I don't know
9. I don't know
10. I love you so much more.-Pascal-
These are the reasons why I love you.
1. You taugh me how to respect.
2. You love me.
3. You are accepted me just the way
I am.
4. You love Jeaned as much as you
love me.
5. I don't want to lose you like I did.
6. You always take care of me.
7. It doesn't matter how much you
Get upset, you're still caring
me.
8. You are a handsome and a gentle
man.
9. You're the best piece of my life.
10. I love you.-Emilie-
***
Semakin hari Jane dan Pascal semakin dekat. Kami sering menghabiskan waktu bertiga kecuali sabtu dan minggu. Aku mulai percaya untuk melepaskan Jane dengan Sakha setiap minggu. Ketakutan itu sirna sudah, karena Pascal membuatku yakin bahwa tak ada seorang ayah yang menculik anaknya sendiri.
Lagipula Jane itu anak yang pintar. Aku percaya Jane, aku percaya Sakha. Pernikahanku dan Pascal semakin dekat. Hari ini aku dan Pascal sibuk mempersiapkan pre - wedding photo kami. Mas nanda, make up artistku sedang fokus merias setiap detail wajahku. Aku sengaja mencat rambutku agar terlihat cocok saat memakai kebaya.
Nyonya Calvin berbaik hati mau meluangkan waktunya untuk mendesign kebaya juga gaun pengantin untukku. Pagi ini aku akan memakai kebaya hasil rancangannya. Photo take sebentar lagi akan segera dimulai. Kami bersiap - siap untuk mengikuti arahan sang photographer, Mas Rio.
Kami mengambil setting sebuah kota tua di Jakarta. Tak jauh dari musium fatahilah. Tempat ini merupakan tempat bersejarah jadi kami memilihnya sebagai tempat pertama kami.
Jane tidak ikut bersamaku. Ini hari sabtu, waktunya bersama Sakha. Dia sudah dijemput sejak tadi pagi sebelum aku meninggalkan rumah. Kalau dia ada disini sekarang pasti dia akan memujiku cantik. It doesn't take a long time. Dua jam berlalu, take foto untuk hari ini selesai sudah.
Aku mengganti kebayaku dengan dress diatas lutut tanpa lengan. Dress ini memperlihatkan kaki jenjangku. Aku merapikan rambutku dan menjepitnya menjadi satu. Setelahnya, aku menghampiri Pascal yang sedang menungguku di mobil.
"Hi sayang sorry yah lama. Rada ribet"
"Iya ga papa. Makan yuk. Laper nih. Abis itu aku harus balik ke rumah sakit. "
"Iya. Drive thru aja deh sayang"
Kami menuju salah satu restoran cepat saji yang dekat dengan rumah sakit. Setelah itu, kami kembali ke rumah sakit. Pascal sedikit berlari menuju ruangannya. Rencana pernikahan ini sungguh menyita waktunya, kadang dia terpaksa membiarkan pasien - pasiennya menunggu sedikit lama hanya karena persiapan pernikahan.
Sebenarnya aku bisa mengurus semuanya sendiri tanpa harus melibatkan Pascal cuma dia ga pernah yakin melepaskan aku sendirian. Aku menunggunya di kantin. Aku sibuk menghitung berapa banyak undangan yang harus dicetak. Aku membuka iphoneku dan mencatat nama - nama kolega yang akan kuundang.
Gedung pesta kuserahkan pada Dennis untuk mengurusnya. Dennis merekomendasikan sebuah ballroom di kawasan Jakarta Barat. Gedung, cathering, gaun pernikahan, prewed, all done. Tinggal menunggu hari Hnya saja.
Aku jadi lebih sering memanjakan diriku ke salon. Biasanya dua minggu sekali, mulai sekarang seminggu sekali. Ini pernikahan pertamaku juga pertama bagi Pascal. Rasanyaa..... ummmm gak bisa di ungkapkan dengan kata - kata. Super deg - degan. Membayangkannya saja sudah membuat hatiku geli, aku sudah tak sabar.
Au juga sudah mempersiapkan gaun cantik merah maroon untuk Janeku. Dia pasti terlihat luar biasa nanti. Dia akan berjalan dibelakangku dan Pascal saat upacara pernikahan.
"Maaaaamaaa...."
Teriakan Jane membuatku menoleh kebelakang. Dia sudah kembali. Dia diantar Sakha. Jane berlari kecil kearahku disusul dengan Sakha yang berjalan dibelakangnya.
"Darimana aja tadi sama daddy sayang?"
"Ke Ancol. Aku liat aquarium yang beeeeeesaaaaaarrr sekali. Banyak ikan disana."
"Hahahaa ooohh kamu ke sea world?"
"That's right mama. Aku lupa apa nama tempatnya."
"Lalu kemana lagi?"
"Ke Pantai, ke Dufan, terus aku juga dibeliin daddy boneka dufan mama. Daddy janji mau beliin yang besaar pas aku ulang tahun nanti"
Jane terlihat begitu antusias menceritakan pengalamannya. Dia pintar, dia selalu mengingat apa saja yang sudah dilaluinya dan apa yang dijanjikan padanya. Jika kau lupa, siap - siap saja. Dia akan menagih janjimu. Tinggi badannya sudah seperti anak empat tahun, mana ada yang sangka kalau dia masih berusia dua setengah tahun.
Sakha datang membawa dua gelas orange juice dan satu gelas banana milkshake untuk Jane.
"Ini minum banananya dulu kamu pasti haus abis cerita banyak sama mama"
"Thank you Sakha."
"Thank you dady."
"Itu apa?"
"Daftar tamu"
"Untuk pernikahanmu?"
"Ya"
"Ohh iya. Aku turut bahagia untukmu Emilie. Semoga Pascal bisa membahagiakanmu juga Jane."
Hubunganku dan Sakha mulai membaik. Kami sekarang adalah partner. Demi Jane, aku rela mengalah dengan egoku yang selalu membenci lelaki ini. Dan Jane sekarang merasa bahagia karena dia bisa merasakan kasih sayangku dan Sakha. Hanya satu pertanyaannya yang belum kujawab sampai hari ini.
Kenapa daddy tidak tinggal saja bersama kita? Kisah ini terlalu rumit untuk dimengerti oleh anak seusia Jane.
"Pernikahan itu apa mama?"
"Pernikahan itu waktu dua orang memutuskan untuk menjadi teman dan bersama - sama selamanya" sela Sakha
"Oohh begitu. Kalau begitu sekarang daddy dan mama saja yang pernikahan. Jadi teman"
Aku terbatuk mendengar ucapan yang keluar dari bibir lugu anakku. Aku tersedak dan langsung melirik Sakha yang terus memancingnya untuk mengatakan hal yang sama berulang kali.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't get tired of Me
RomancePria itu sejak tadi terus terdiam dan terpaku pada seorang gadis dihadapannya. Tak terdengar satu katapun yang keluar dari bibir seksinya, sedangkan gadisnya sejak tadi terus berbicara lantang kepadanya. Mungkin mereka sedang bertengkar, mungkin mas...