Adelie Jeaned Wiryawan.
She's back.
Dia kembali ke pangkuanku.
Aku bahagia. Sangat bahagia.
Disinilah rumahnya. Disinilah dia seharusnya tinggal dan besar.
Everyday is a second chance.
Aku akan memperbaiki semuanya. Mengembalikan keadaan menjadi yang seharusnya.
Dia harus tumbuh dengan penuh cinta kasih dariku.
Meskipun sudah terpisah tapi ikatan bathin itu ternyata tidak pernah putus.
Jeaned, mommy loves you....
***
"Mama. Who are they?"
Jeaned masih menggenggam tanganku dengan tatapan heran melihat dua orang paruh baya yang datang menyambutnya. Seorang lelaki Jerman dan si wanita Indonesia. Yes, they are my parents. Mami dan daddy. Aku sudah menceritakan semuanya sebelum kepulanganku ke Jakarta. Dan mereka menerima, mereka sama sekali tak membenciku ataupun Jeaned. Terlebih lagi Jeaned. Dia tidak bersalah, dia tidak tahu bahwa dia akan lahir dari rahimku. Dia tidak pantas disalahkan dalam hal yang satu ini.
"They are your grandpa and she is your grandma. Give them a kiss..."
Dia berlari menghampiri dua orang yang sedikit membungkuk untuk menyambut cium hangat dari cucu semata wayang mereka. Momen yang sangat mengharukan. Aku mengabadikannya dalam sebuah kamera. She is so beautiful. So much beautiful.
"You're a beautiful girl"
"Thank you grandpa"
Mami meraihnya dan mengajaknya ke meja makan untuk menikmati makan malam kami. Gadis kecil itu tampak semangat menghabiskan omelette isi dagingnya. Everyone treats her like a princess. Bersyukurnya aku. Besok dia akan menghabiskan harinya berkeliling kota, membeli mainan,baju dan semua yang dia inginkan seperti yang sudah dijanjikan orangtuaku padanya.
Iphoneku berdering.
"Halo sayang. Aku baru aja sampai di Jakarta. Besok kita ketemu yah. Aku mau kenalin seseorang padamu"
"......"
"Oke sayang. Good night :*"
"It's time to sleep sayang..."
Aku mengajaknya ke kamarku dan mengganti bajunya sebelum tidur. Aku juga mengajarkan dia sikat gigi dan cuci kaki sebelum tidur. Pelajaran pertama dariku sebagai ibu. Aku menyelemutinya dan membacakan sebuah dongeng tentang peterpan. Dongeng yang selalu dia dengarkan dari Madam Anne selama di panti asuhan.
"Mama, do you think peterpan is a good person? His friends said that he's a naughty boy..."
"Peterpan is a good boy sayang..."
"Peterpan is like my daddy, isn't he?"
"Ummmm... ya."
"You said that daddy is a good person. But why he doesn't live with us? Why did you leave daddy?"
"You talked too much sayang... times to sleep..."
Sakha, Sakha, dan Sakha. Dia membanggakan ayahnya. Aku tak tahu bagaimana cara menjelaskan pada dia. Aku tahu bahasa mana yang baik untuk kujelaskan pada Jeaned kenapa ayahnya tidak bisa tinggal bersama kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't get tired of Me
RomansaPria itu sejak tadi terus terdiam dan terpaku pada seorang gadis dihadapannya. Tak terdengar satu katapun yang keluar dari bibir seksinya, sedangkan gadisnya sejak tadi terus berbicara lantang kepadanya. Mungkin mereka sedang bertengkar, mungkin mas...