3|| Datang bulan.
∆∆∆∆∆
"Lo tau nggak Kenapa nama Pak Jun itu Junanti?" Ujar Desmon. Saat ini dia dan ketiga temannya masih di kelas. Karena baru saja kelas Pak Jun, guru yang memiliki nama seperti wanita itu telah usai. Desmon dan Noah yang terus bergosip, lalu Muel dan Agler yang sedang mabar. Sesekali Kedua cowok itu ikut nimbrung dalam pergosipan antara Desmon dan Noah.
"Nggak tau. Katanya kan nama nya tuh bukan Junanti tapi Dzunanti" sahut Noah dengan sebuah cemilan di tangannya.
"Lah iya. Padahal kan Pak Jun cowok ya, emaknya rada sableng tu pasti. Dah tau cowok masih aja dinamain kek cewek" ucap Muel yang ikut nimbrung tetapi dengan mata yang tetap fokus pada handphonenya.
"Tapi gue suka ngakak njir kalok nginget nama Pak Jun" ucap Agler.
"Iya nggak habis pikir ama pikiran emaknya" kata Noah.
"Gue denger denger ya, dulunya waktu Pak Jun brojol tu dikiranya emaknya cewek. Mana udah keburu namain. Kan pas brojolnya Pak Jun itu seminggunya nggak ketemu ma emaknya, soalnya emaknya punya penyakit. Mereka jadi beda rumah sakit pas bayi nya Pak Jun dikeluarin tuh. Pas sebelum berangkat pindah rumah sakit emaknya Pak Jun ditanya, bayinya mau dinamain apa gitu. Tapi karena emaknya Pak Jun gak tau anaknya cowok dia spontan langsung bilang 'Dzunanti Marzuni'. Soalnya itu nama yang udah disiapin sejak hamidun." Desmon berhenti sejenak menjelaskan.
"Wow terus terus" ujar Noah antusias.
"Terus kan seminggunya dah ketemu emaknya tu. Lah pas itu Pak Jun kencing, eh tau tau pas dibuka celananya ada benda lonjong kecil sekelingking" lanjut Desmon. Kenapa jika masalah pergibahan mereka antusias?
"Titidnya Pak Jun tuh bwahaha" ungkap Muel diakhiri tawa.
"Hahaha iya. Pasti emaknya gini; anunya anak gue kok njendol ya, bukannya anak gue cewek?" kata Noah membuat mereka semakin menyemburkan tawanya tanpa peduli dengan tatapan anak anak yang masih berada dikelasnya yang menatap mereka— err entahlah Karena ada banyak type tatapan.
"Haha bangsat bener lu njir. Njendol nggak tuh ahahaha" ujar Desmon masih dengan tawanya. Bahkan Agler dan Muel yang masih mabar jadi mati game nya. Receh banget memang.
"Ck ck ck kalian ini. Dasar murid laknat" ucap Nelle yang mendengar percakapan mereka. Bangku mereka emang deket, jadinya tentu saja Nelle dapat mendengar ucapan mereka.
"Biasalah" sahut mereka bersama. Sudah seperti paduan suara saja.
"Gue Kira yang tukang nggosip itu cewek doang, ternyata cowok juga" ujar Nelle dan berdiri dari duduknya untuk membereskan alat alat tulisnya, dia sudah selesai mencatat pelajaran Pak Jun.
"Ya daripada sepi nggak ada topik" sahut Desmon.
"Iya juga sih, oh ya kalian nggak ke kantin?" Tanya Nelle.
"Nan---" Muel yang mau menjawab pertanyaan Nelle terhenti ketika ia melihat sesuatu.
Greb!
Nelle merasa ada seseorang yang memeluknya.
"HEH AP--"
"Ssstt.. rok lu ada darahnya" ucap Muel memotong kemarahan Nelle yang Mau membeludak. Nelle melotot. Kemudian ia merasa pelukan tadi yang dirasakannya terlepas, dan diganti dengan seperti sebuah ikatan. Ia menunduk dan melihat ke arah perutnya dan terdapat tali lengan hoodie mengikat perutnya. Itu adalah hodiee Muel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Cousin [On Going]
Teen FictionBagaimana rasanya kamu mencintai sepupu mu sendiri yang amat menyebalkan Itu? "MUEL SINI GAK LO!!" "Bodohnya gue yang suka sama sepupu gue sendiri" "Haruskah gue jalani?" •️I don't need Sider! •Plagiarist please get out of my stall!!! Cerita gw tak...