5|| Rooftop.
∆∆∆∆
Isi hati seseorang tak ada yang tau. Termasuk sebuah perasaan yang dipendamnya. Kita tak tau bagaimana perasaan mereka mereka, Kita hanya dapat menebak tanpa tau jawaban asli dari tebakan Kita tersebut. Kecuali jika sang pemilik perasaan memang ingin memberi tau jawaban tersebut.
Pagi ini Nelle berangkat sendiri seperti biasa. Ia melangkah menuju kelasnya untuk meletakkan tasnya dibangkunya dan menjumpai kedua kawannya.
"Pagi Nelle" sebuah sapaan dan juga rangkulan dibahunya ia terima dari seseorang. Noah, ya Itu orang tersebut.
"Yo. Tumben lu berangkat jam segini?" jawab Nelle sekaligus bertanya.
"Mau nemuin pujaan hati soalnya" balas Noah sembari menyolek dagu Nelle. Nelle dengan cepat menepis tangan Noah. Tidak kasar, biasa saja.
"Pujaan hati lu sape, nyoleknya sape" ucap Nelle menatap Noah sinis.
"Yakan orang nya elu, gimana sih" ujar Noah sebal.
"Oh" sahut Nelle singkat. Tidak tau saja hati Nelle rasanya bergemuruh, tapi dia segera menepis bahwa Noah hanya bercanda. Nelle tersenyum kecil, tapi ia menoleh ke arah berlawanan dengan Noah yang berada disampingnya supaya Noah tidak dapat melihatnya.
"Kok oh doang sih? Harusnya lu seneng dong disukai sama cogan kek gue" Nelle hanya mendecih dalam hati mendengar ucapan Noah.
"Buat apa seneng? Banyak kali cowok cowok cakep disekolahan ini yang suka ma gue. Lagipula lu gak serius juga kan? Lu kan cuma bercanda" balas Nelle tanpa menoleh ke arah Noah. Kemudian cewek itu melepaskan rangkulan Noah dan berlari meninggalkan Noah. Oh ya ucapan Nelle yang banyak cowok disekolahannya yang suka dengannya memang benar adanya. Ia bukannya sombong atau gimana, tetapi hanya untuk tambahan kalimat jika Nelle berbicara tidak serius sekali. Agar Noah juga tidak salah paham atas ucapannya.
"Gue duluan maaf, gue mau nyamperin Muel. Bye" ucapnya sebelum berlari meninggalkan Noah yang terdiam mendengar ucapan Nelle sebelumnya. Sebenarnya Nelle juga pergi terlebih dahulu bukan karena Muel, ia hanya ingin menjauh dari Noah. Ia sadar akan ucapannya tadi juga bisa membuat Noah perlahan mengetahui perasaannya.
Sementara itu Noah masih terdiam di tempatnya sambil menatap punggung Nelle yang berlari menjauh. Mengepalkan tangannya erat erat kemudian ia tinjukan ke atas.
"Arghhhh" teriaknya tanpa peduli siswa siswi disekitarnya yang menatapnya aneh.
Sedangkan di seberang Sana Nelle berlari mendekati Muel yang berjalan sendirian sambil memainkan handphonenya. Nggak takut nabrak orang apa gimana tu bocah, jalan kok sambil main hp, pikir Nelle.
"Muel!" Panggil Nelle sembari meraih tangan Muel.
"Yo Quin?" Balas Muel menoleh sebentar ke arah Nelle kemudian mengalihkan pandangannnya lagi ke handphonenya.
"Heh bocah, lu kalok jalan tu jangan sambil main hp! Lu nabrak mampusin tuh" omel Nelle namun Muel yang di omelin seperti itu malah menyengir. Lalu baru memasukan handphonenya ke saku celananya.
"Iya enggak enggak nih" ucap Muel.
"Udah nggak di plester lagi nih?" Ungkap Nelle seraya mengangkat telapak tangan Muel. Muel menggeleng.
"Enggak, lagipula agak kering tu dahan. Lukanya kecil juga. Nih yang siku juga, kalok yang ini udah kering" ujar Muel sambil memperlihatkan siku nya yang kemarin luka akibat jatuh bersama Nelle.
"Kalok yang lutut?" Tanya Nelle.
"Enggak gue plester juga. Biar cepet kering juga. Yang parah kan lutut hehe"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Cousin [On Going]
Teen FictionBagaimana rasanya kamu mencintai sepupu mu sendiri yang amat menyebalkan Itu? "MUEL SINI GAK LO!!" "Bodohnya gue yang suka sama sepupu gue sendiri" "Haruskah gue jalani?" •️I don't need Sider! •Plagiarist please get out of my stall!!! Cerita gw tak...