°Chapter 9°

9.2K 1K 110
                                    

Adriana masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Foxy, sihir cahaya dan hitam? Bukannya dinovel dikatakan bahwa Adriana tidak memiliki sihir hitam? Lalu bagaimana bisa

"Jadi sekarang aku ada di ruang dimensi dan kau harus mengajari ku cara membangkitkan kekuatan sihir ku?" tanya Adriana

"Ya benar sekali dan ruang dimensi ini disebut Space lalu bangunan yang ada di depanmu ini adalah rumah milikmu selama berada di sini jadi kau bisa kapan saja kemari jika kau ingin" jelasnya

"Bagaimana cara nya aku kemari lagi?"

"Mudah kau tinggal memegang liontin itu dan mengucapkan 'Space In' dan liontin itu akan bercahaya lalu kau akan masuk kedalamnya"

"Lalu jika ingin keluar?"

"Kau tinggal mengucapkan 'Space Out' lalu kau keluar, mudah kan" jelas Foxy

"Lalu space dan dunia luar memiliki perbedaan waktu, di space 1 hari = 1 jam di dunia luar jadi kau bisa tinggal disini selama yang kau mau" ucapnya lagi

"Baiklah aku mengerti sekarang, jadi kapan kita akan memulai bisnis-- maksudku latihan ini?" ucap Adriana namun tanpa sengaja dia mengatakan bisnis

"Hmm... bagaimana kalau besok saja, hari ini kita sesi perkenalan saja besok baru kita mulai" ujar Foxy

"Hm, ide bagus kalau begitu sampai jumpa aku akan kembali lagi" ucap Adriana lalu dia mengungkapkan mantra untuk keluar

〜(꒪꒳꒪)〜

Adriana pun kembali membuka matanya, seperti yang dikatakan Foxy dia kembali ke kamarnya

"Hu.....ini semakin rumit saja" gumamnya

Lalu Adriana mengambil liontin itu lalu memakai dan dia kembali menyimpan buku itu kembali ke tempatnya

Karena dia pikir Emma belum juga datang jadi dia pergi mempersiapkan dirinya sendiri

Setelah mempersiapkan dirinya, Adriana lalu melirik ke arah jendela kamar, dia melihat bahwa Matahari sedikit demi sedikit menampakkan dirinya kira kira sudah pukul 7 pagi

Jadi dari pada dia dikamar saja lebih baik dia pergi ke perpustakaan saja

Adriana lalu membuka pintu kamarnya, dia melihat lorong masih sangat sepi mungkin karena masih lagi jadi belum banyak orang yang bangun, toh dia juga tidak peduli

Adriana pergi dengan santai dan sekali kali bersenandung kecil

Tepat saat dia berjalan jalan dia melihat ada sebuah ruangan yang pintunya terbuka sedikit

Karena penasaran dia lalu membuka pintu itu sedikit dan melirik ke dalam ruangan itu

Didalam ruangan tidak ada apa apa selain piano yang berada di tengah tengah ruangan itu

Adriana lalu perlahan masuk dan mendekati piano itu, dia melihat piano itu tampak usang dan berdebu mungkin karena jarang dimainkan padahal jika dilihat lihat ukirannya cantik

Entah mendapat ide dari mana dia lalu duduk di kursi piano itu sembari membersihkannya, dia dengan perlahan memainkan tuts piano itu

Adriana lalu mendapat sebuah lagu yang terlintas di benaknya lalu memainkannya

*Lagu yang dimainkan Adriana
Mohon jangan salpok ke apapun itu(☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞

Adriana memainkan piano dengan sangat bagus dan lincah seperti sudah profesional

Namun, tanpa Adriana sadari bahwa ia telah diperhatikan dari awal oleh semua orang yang sedang lewat para pelayan, juga Ayah dan para kakak nya.

flashback on

Adalrich POV

Sebenarnya dari kemarin aku merasa ada yang tidak beres dengan anak itu (Adriana) bagaimana tidak biasanya dia adalah orang yang paling semangat jika diajak makan bersama

Namun, kemarin dia sama sekali tidak datang dengan dalih ingin beristirahat padahal jika dia sakit biasanya dia akan memaksa pelayannya itu untuk memanggil Ayah dan para kakak serta aku untuk menjenguknya

Tapi kali ini dia sama sekali tidak melakukan hal itu seakan di sudah lelah dengan semuanya, sebenarnya aku juga tak peduli akan hal itu tapi pada saat aku selesai makan entah mengapa aku ingin pergi ke kamarnya

Dan disinilah aku didepan pintu kamar gadis itu aku tidak tau apa lagi yang harus aku lakukan aku ingin mengetuk pintu namun aku gengsi untuk melakukannya

Jadi aku diam saja didepan pintunya, aku mendekatkan telingaku kepintu agar aku bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh nya dan aku juga mengaktifkan sihir ku agar bisa melihat kedalam

Namun yang aku lihat hanya dia menyuruh pelayannya itu untuk duduk makan bersama-sama dengan dia

Disitu aku agak bingung karena biasanya para wanita bangsawan lainnya tidak akan pernah mau untuk makan dengan orang yang statusnya lebih rendah darinya tapi gadis itu berbeda

Bahkan dia memarahi pelayannya itu kalau tidak salah namanya Emma karena tidak ingin makan bersama dan akhirnya Emma pun makan bersama dengan gadis itu

Mereka makan tanpa adanya masalah dan malah mereka terlihat seperti keluarga

Entah kenapa hatiku merasa sakit melihat itu, aku merasa bahwa Adriana gadis itu sudah melupakan kami, keluarganya yang asli

'uh! Apa yang kupikirkan dia adalah seorang pembunuh, iya dia adalah seorang pembunuh yang telah membunuh ibuku! Aku tidak boleh menganggap nya Keluarga!'

Namun, bahkan setelah mengatakan hal itu hati ku tetap merasa sakit, karena tak ingin berlama-lama jadi aku memutuskan untuk kembali ke kamar ku saja

Keesokan paginya aku keluar dari kamar, awalnya aku berniat untuk pergi berlatih pedang karena aku kemarin malam tak bisa tidur karena memikirkan hal kemarin

Jadi aku bangun pagi untuk berlatih namun siapa sangka aku melihat gadis itu bangun pagi dan sedang berjalan-jalan di lorong

Aku pun penasaran dengan apa yang dilakukannya jadi aku mengikutinya hingga dia berhenti di tengah jalan

Aku pun bingung mengapa ia berhenti disitu itu kan ruangan favorit Ibu semasa ia hidup jadi buat aja gadis itu berada di situ

Lalu aku melihat dia dengan perlahan memasuki ruangan itu, aku pun dengan perlahan mengikutinya aku hanya mengintip nya dari pintu

Gadis itu lalu duduk di kursi lalu membersihkan piano itu dan memainkannya

Gadis itu mulai bermain piano dengan sangat indah aku bahkan sampai terbuai dengan iramanya, aku tidak tau lagu apa yang dimainkannya namun aku berpikir bahwa lagu itu adalah lagu yang menceritakan tentang sesuatu tapi aku tak tau menceritakan tentang apa

Aku hanya diam sembari menikmati lagu yang dimainkannya.

~~~~~~~
Yahooo~ kangen gah:3
Typo? Bilang kawan

Jangan lupa ⭐+💬

See u(づ ̄ ³ ̄)づ

𝐓𝐡𝐞 𝐆𝐞𝐧𝐢𝐮𝐬 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang