°Chapter 18: Maaf°

6.8K 765 47
                                    

Ini chapter buat hari ini dulu yah gak jadi crazy up🗿💔

Typo? Bilang kawan

~~~~~

Saat ini semua orang telah berkumpul di depan pintu kamar Adriana, sedangkan di dalam kamar ada Albert, Alan, Adalrich, Duke, dan juga tabib yang sedang memeriksa Adriana

"Bagaimana keadaan putri ku?" ucap Duke sambil menatap tajam ke arah  sang tabib para saudara Adriana pun ikut menatap tajam ke arah nya

Sang tabib yang ditatap seperti itu pun menunduk takut tak sanggup untuk menatap ke empat legenda di depannya ini

"Ke-keadaan nona saat ini masih lemah itu dikarenakan mana yang berada di dalam tubuh nona sedang tidak stabil, jadi saya sarankan untuk membiarkan nona untuk beristirahat dan memperbanyak memakan makanan yang sehat" jelas sang tabib

"Baiklah kau boleh pergi." ujar singkat Duke

"Kalau begitu saya permisi dulu yang mulia Duke dan para tuan muda" sang tabib pun segera pamit tak lupa menunduk hormat dan pergi.

Setelah kepergian sang tabib, Duke pun menyuruh ketiga putranya untuk kembali ke kamar mereka karena ini sudah malam

[Note: bagi yang nanya kenapa cepet banget malam nya, itu karena Adriana bersantai sampai sore ditambah tabibnya sampai pas sore menjelang malam. Jadi singkatnya ini time skip yah~ ]

"Kalian juga kembali ke kamar kalian ini sudah larut" ucap Duke

"Tapi ayah-!" Adalrich ingin menolaknya tapi segera dipotong oleh Duke

"Pergi Adalrich." ucap Duke dengan penuh penekanan

Adalrich yang ingin membantah pun hanya bisa pasrah saat Alan saudaranya menepuk pundaknya, Adalrich pun menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat Alan tengah menggelengkan kepalanya

Merasa bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, akhirnya Adalrich pun mengalah

"Baiklah...ayah..."

Ke tiga trio itu pun melenggang pergi tapi sebelum menutup pintu, Adalrich sekali lagi melirik ke belakang dan melihat Adriana yang terbaring di atas kasurnya yang lembut itu lalu segera menutup pintu dengan perlahan

Diluar pun para pelayan sudah bubar dan kembali beristirahat

Dan sekarang tinggal Duke yang berada di dalam kamar dengan Adriana yang tengah berbaring di atas tempat tidur

Duke perlahan mendekati Adriana dan dengan perlahan pula dia membelai lembut rambut pirang Adriana yang sama sepertinya

"Kenapa baru sekarang aku sadar bahwa kau sangat mirip dengan ku...
Haha...ya..aku lupa bahwa dulu aku sangat bodoh karena tak pernah menganggap mu ada..." ucapnya lirih sambil membelai lembut pipi Adriana

"Maaf....maafkan aku...." ujar Duke lirih dan air matanya pun mulai keluar dengan derasnya sembari menggenggam tangan Adriana

Tanpa dia sadari bahwa Adriana sebenarnya sudah sadar sejak awal tapi dia tidak ingin membuka matanya dia terlalu malas dan lihatlah apa yang dia dapatkan sekarang, dia bisa mendengar permohonan maaf dari Duke Sacheverell yang terkenal tak pernah meminta maaf sekali pun kecuali itu padada istri tercintanya sendiri.

'kenapa kau baru minta maaf sekarang bodoh...ya memang aku akui kau bodoh, itu karena saat putri mu yang asli telah tiada barulah kau sadar kan perbuatanmu..ck ck ck dasar pria tua'  batin Adriana

'huh.... ngomong-ngomong apa yang dilakukan oleh Dimas yah sekarang ini? Apakah dia bersedih? Tentu saja aku kan kakak tersayang nya pasti dia sangat terpukul akan kehilanganku, tapi kalau di pikir-pikir aku merindukan Dimas...' batin Adriana memikirkan Dimas adiknya tersayang itu

'sudahlah lebih baik aku tidur saja'





















•TBC•

~~~~~~~

Uyeee! Sekian dulu
See you next chapter 🗿☕💗
+💬

𝐓𝐡𝐞 𝐆𝐞𝐧𝐢𝐮𝐬 𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang