DUA

807 97 63
                                    

Happy Reading!
.
.
.

•••

    Gabriella Eka Putri, Wakil ketua OSIS disekolah, periang, pintar, cantik dan masih banyak lagi bakat yang dimilikinya. Lahir dengan banyak bakat tidak semata mata membuatnya beruntung. Sialnya dia harus dijodohkan dengan anak teman papanya sejak kecil.

Entah apa yang melatar belakangi masalah tersebut, Gabby tidak ambil pusing. Selama janur kuning belum melengkung ia masih bisa menggagalkan rencana yang menurutnya bodoh ini.

"Gab, podium masih acak acakan nih. Anak kelas 10 ga becus ngurusnya. Gue cape ngomongin mereka" ujar Tamara, Sekretaris utama OSIS SMA Cita Buana.

Gabby menghentakkan kakinya ke lantai, "Mana si Vigo kurang ajar itu? Bisa bisanya acara sepenting ini malah bucin"

Sudah setahun ini Gabby pusing dibuatnya, ketua osisnya itu makin kelihatan sifat aslinya kepermukaan. Bukannya membantunya prepare untuk mengurusi hal sepenting ini malah lebih memilih untuk menuruti keinginan pacarnya yang super manja itu.

Tamara menunjuk beberapa orang yang sedang duduk dibawah pohon, "Nah, mendingan lo nyuruh Ael sama anak buahnya aja kali Gab, mereka lagi ga ngapa ngapain tuh"

"Gausah gila lo gue mau nyuruh kunyuk itu" balas Gabby malas.

Setahun yang lalu tepat di hari pelantikan OSIS Gabby terlibat masalah dengan Vigo dan pacarnya. Belum saja sehari bertugas, ia dikejutkan dengan seorang wanita yang super duper cemburuan di Sekretariat OSIS.

Angela, pacar Vigo yang manja, posesif dan cemburuan itu melabraknya hanya karna masalah sepele. Bukannya modus, sebelum naik podium sebagai pasangan Ketua dan Wakil mereka harus tampil sempurna didepan seluruh warga sekolah agar terlihat lebih siap dan berwibawa. Akhirnya Gabby merapikan sedikit dasi Vigo yang berantakan. Tanpa Gabby tau, Angela masuk dan menjambak rambut Gabby dengan tiba-tiba lalu mencakarnya.

Ghandi, sahabat karib Ael saat itu sedang lewat segera berlari menghampiri Ael dan menarik tangan Ael dari kelas menuju Sekretariat OSIS. Dan berakhir Ael melerai dan membantu Gabby mengobati lecet lecet ditangannya berkat serangan Angela.

"Dia sebenernya baik kali gab, lo aja terlalu nethink sama dia" ujar Tamara.

"Ya emang dia baik, fans nya yang kayak zombie! Gila gue selama sebulan di teror sama cewe cewe gila itu tam"

Setelah kejadian Ael mengobati luka Gabby menjadi berita panas di sekolah, gadis itu memutuskan untuk tidak lagi dekat dekat dengan mahluk yang langganan sekali lari di lapangan karna tidur di kelas itu.

"Yaudah tam, kita benerin sendiri aja deh daripada emosi nyuruh orang yang ga mau di suruh kerja" Gabby melangkah menuju Plaza utama sekolahnya.

Setengah jam sudah Gabby dan Tamara membereskan karpet dan beberapa podium yang belum rapih. Dan sudah setengah jam juga Vigo belum pulang dan pasti masih meladeni gadis cengengnya itu.

"Gue ga kuat ngangkatin pot bunga segede itu gab,"

Tamara mengusap peluh dikeningnya, PMS menyebabkan punggungnya itu Jompo seperti nenek-nenek tua.

"Yaudah bentar deh, gue panggilin yang lain dulu disana. Lo istirahat dulu aja ga papa tam,"

Belum sempat melangkah, pot bunga itu sudah melayang didepannya. Tak terlihat siapa cowok dengan tangan yang ber-urat itu, pasalnya bunga bunga rimbun itu menutupi wajah cowok yang.. Sepertinya tampan?

"Makasih Ael!" Tamara berseru.

Gabby mengucapkan amit amit dalam hati. Ia menarik kata katanya barusan. "Ngapain lo?"

"Ya ngangkat pot bunga lah, lo kira kayang," Ael menjawab ketus.

"Ya gue tau! Kan ga minta bantuan lo. Kenapa tiba tiba diangkat. Sotoy"

"Badan kerdil kayak lo mana kuat ngangkatin beginian"

Gabby mendengus pelan, mengenalnya sejak 15 tahun yang lalu memang sudah membuat Gabby hafal watak dan sifat Ael seperti apa. Terlebih lagi— itu adalah tunangannya.

"Gue tadi liat Vigo dipojokan taman masih sama Angela. Pasti dia ga ngebatuin lagi kan? Anak buah lo banyak, tapi ga becus" sambung Ael.

"Iya iya yaudah makasih" ujar Gabby ragu.

"Lo balik sama siapa?"

"Gojek"

Ael tertawa, "Pulang sama gue"

"Engga mau"

"Gue ga nanya, tapi ngasih tau" ujar Ael sambil mengeluarkan handphone dari sakunya. "Sekitar jam 2 tunggu dideket cilok bang Jalil. Jangan kabur"

Gabby menghentakkan kakinya kesal setelah melihat Ael yang sudah melangkahkan kakinya pergi. Selalu saja memaksanya seperti itu. Apakah Ael benar benar setuju tentang.. Ehm, Perjodohan ini?

"Kenapa lo Gab?" Tamara menyadarkan lamunan Gabby tadi.

"Engga, ayo ke Sekret" jawab Gabby lalu melangkah sejajar dengan Tamara.

________

Kalian tertarik ga sih sama alur ceritanya? Wkwk jangan lupa kritik saran yaa!❤

Vote coment juga yang banyaakk❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OPPOSITE [Gabby-Ael]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang