0.0

79 15 0
                                    

"Darren? Lo Darren, kan?" tanyaku ke pemuda yang baru keluar dari gedung fakultas kedokteran dengan sneli putih tersembul dari totebagnya.

"Iya... Gue Darren...?"

"Lo gak inget gue?"

"Hah?"

"LO JAHAT BANGET," seruku.

"OH. NADIN? LO NADINA ANJIR?"

"Bisa- bisanya lupa sama temen baik lo pas SMP, Ren?" tanyaku ketus. Dia hanya mengelus tengkuknya yang aku rasa tak gatal sambil terkekeh pelan.

"Lah demi apa sih lo kuliah di sini, Din? Anak FK?"

"Gue FKM, Ren. Gizi."

Darren menganggukkan kepalanya. Ia lalu sepertinya melihat seseorang di belakangku, lalu melambaikan tangannya. Aku menengok. Seorang perempuan yang membawa buku cetak kedokteran gigi. Pacarnya Darren?

"Woi, gue nungguin lo di FKG," ujar perempuan itu. Kalau dari kata- katanya sih sepertinya mereka berteman saja. Atau belum jadian? Ah gak tahu.

"Sorry sorry, ketemu temen lama."

"Nadin. Temen SMPnya Darren."

"Averina, temennya Darren juga. Panggil Ave aja. Salam kenal," kata Ave sambil menyambut tanganku.

Aku tersenyum, dan mereka berpamitan karena mau pergi ke studio. Sepertinya Darren tergabung di suatu band. Persis waktu SMP juga.

"Din, lo dimana? Jadi makan siang?"

Ah, temanku, Michelle, menelepon.

"Mi, gue ketemu gebetan gue pas SMP."

About DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang