"Alpha desa bagian timur diserang sekelompok rogue pagi ini, banyak korban berjatuhan"
Tangannya mengepal erat tubuhnya mulai tak nyaman untuk sekedar berduduk diam di dalam kastil.
"Minta beberapa guards menyusul ku kesana, kabari yusangga aku akan pergi ke timur"
Tak butuh waktu lama hingga kaki berbulunya menapak di sebuah desa di dekat perbatasan bagian timur. Rumah warga sudah berantakan dan beberapa mayat tergeletak di beberapa tempat.
"kuharap ini bukan ulah si bedebah itu lagi"
Sanggrada melanjutkan langkahnya berkeliling desa, tapi dia mencium aroma vanilla manis di sekitarnya.
"mate.."
Sial dia tidak ingin memiliki hubungan asmara apapun sekarang. Dia akan semakin tertekan jika sudah menikah.
Tapi dia tidak mungkin membiarkan matenya lepas dan hilang tanpa jejak. Langkahnya menuju sebuah toko buka, sudah cukup rusak dan berantakan.
"siapapun...tolong..."
Sanggrada mempertajam pendengaran nya lalu mendekat kearah meja dan benar saja disana terduduk seorang pemuda manis dengan luka di sekujur badannya.
"apa kau bisa mendengarku?"
Sanggrada berjongkok lalu melihat keadaan pemuda manis dihadapannya.
"adikku..."
Sanggrada melihatnya, anak kecil dipangkuan pemuda manis itu. Terlelap dengan tenang tapi jelas saja anak itu tidak hanya terlelap tapi pergi ke pangkuan tuhan.
"aku akan membawamu, setelah itu kita makamkan adikmu, bagaimana?"
Omega itu hanya mengangguk lemah sebelum akhirnya pingsan dalam dekapan sanggrada.
"terimakasih sudah merawat ku tuan, dan terimakasih sudah membantuku mengubur adikku..dia pasti senang jika alpha sepertimu yang menguburnya."
Sanggrada menatap nisan didepannya lalu berjongkok mengusap batu itu pelan.
"aku tidak tau ada orang yang tau tentangku disini"
Omega itu tersenyum menatap nisan adiknya.
"dia selalu bilang bahwa alpha kedua adalah idolanya, dia ingin menjadi sepertimu. Berjiwa bebas tapi bertanggung jawab"
Keduanya terdiam menikmati sunyi yang memerangkap keduanya dalam suasana awkward.
"maaf lupa memperkenalkan diri, namaku wooyanagra aku salah satu male omega yang tinggal disini, anda alpha sanggrada bukan? Apa yang bisa ku berikan sebagai tanda terimakasih?"
Sanggrada nampak berpikir sejenak sebelum berjalan mendahului wooyanagra.
"jadilah pelayan untuk glarenth, pergilah ke kastil jika sudah siap"
"YAK SANGGRADA-!!"
Lihatlah keributan di pagi hari ini, minjiro dengan teriakan lumba lumbanya.
"Kamu ga bilang mau kirimin aku pelayan baru, tapi dia cantik nanti kalau aku insecure bagaimana?"
Sanggrada tetap memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya pada bangku kerjanya.
"hah...lagipula kau sudah punya mate minjiro dia tidak akan mengeluh tentang apapun"
Baiklah sepertinya adik kembarnya itu merajuk.
"kalau kau tidak mau dia jadi pelayan mu maka biarkan dia jadi pelayan bunda"
Minjiro menutup pintu dengan keras, siapapun tau kalau pemuda manis yang dekat dengan sang bunda akan mendapat perlakuan khusus. Bahkan lebih khusus dari ketiga putra kandungnya.
Pada akhirnya sanggrada mengalah, memasukan nama wooyanagra dalam list pelayannya meskipun dia tidak ingin melihat omega itu untuk mencegahnya jatuh cinta."melamun kan sesuatu yang tidak penting, omega itu matemu kan?"
Yusangga duduk didepan sanggrada dengan kakinya terangkat keatas meja, siapapun tau alpha pertama memang seenak nya jika berurusan dengan sanggrada.
"Jangan mencoba kabur sanggrada, jika menolak pun kematian akan ditanggung oleh kalian"
Yusangga memejamkan matanya lalu menatap adiknya.
"kurasa akan ada yang jatuh cinta"
Wooyanagra berdiri di depan pintu ruangan sanggrada. Masih takut untuk masuk karna aura ruang kerja itu sudah tidak enak dari awal.
"alpha, ini wooyanagra boleh saya masuk?"
Omega itu meremas ujung pakaiannya menahan gugup, dia juga tau jika sanggrada adalah matenya. Tapi dia rasa sanggrada akan menolaknya
"masuklah"
Wooyanagra masuk kedalam ruangan menemukan sanggrada sedang terduduk pasrah di kursinya dengan beberapa koyo menempel di kepalanya
"alpha..anda sedang sakit? Jika iya istirahat lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
. sempiternal - sanwoo//woosan ; end
Fanfic- Born as a descendant of wolves and demons. become the leader of his nation. and love his mate with all his soul. Sebuah awal kelahiran dari ketiga lambang perdamaian daepectiva. writer : sanggrada