Cibubur, 21 Februari 2021
04:20 WIBMalam ini cukup membuat perasaan pak Hong tidak tenang. Ia terus membuat banyak pergerakan di dalam tidurnya. Seolah-olah ia sedang memaksakan tubuhnya beristirahat padahal ia tidak merasa lelah. Karena tidak juga membuatnya bisa tidur dengan tenang, pak Hong membuka matanya dan menghela nafas.
Saat ini ia memilih bermalam di markasnya karena terlalu malas baginya untuk pulang ke rumahnya. Dengan penjagaan dari anak-anak buahnya, pak Hong dapat merasa aman menginap di gedung tua bertingkat dua tersebut.
Pak Hong beranjak dari ranjang sederhananya dan menatap ke arah jendela ruangan yang terbuka dan tidak bersekat, sehingga angin malam masuk dengan mulus mengisi ruangan tersebut.
Tap tap tap!
Suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah ruangannya.
Dor! dor dor!
Kemudian rentetan suara tembakan mengikutinya.
Pak Hong tersentak dan bergegas mengambil senapan apinya.
Tok tok tok!
"Pak Hong. Aku tahu kamu ada di dalam. Keluarlah selagi aku masih sopan." Ujar seseorang dari balik pintu.
Ia bersiap menembak sembari membuka pintu.
Krieett!
Dor!
Satu tembakan menembus perut pak Hong sebelum ia melancarkan tembakannya lebih dulu.
Tak!
Pistol yang digenggam oleh pak Hong terjatuh.
Gubrak!
Tidak berapa lama, tubuhnya rubuh dengan darah yang mengucur dari perutnya.
"Uhuk uhuk!"
Ia terbatuk-batuk diiringi dengan keluarnya darah dari mulutnya. Matanya yang mulai tidak bisa melihat dengan sempurna, samar-samar menangkap perawakan orang yang telah menembaknya. Sayangnya, seluruh wajahnya ditutup dengan menggunakan helm hitam.
Orang itu berjalan mendekati pak Hong dan berjongkok di samping tubuh yang terkapar tersebut. Sementara pak Hong masih berusaha menahan rasa sakit yang luar biasa dan mengenali tampilan orang itu.
"Tidak perlu bersusah payah mengenaliku. Aku seharusnya sadar bahwa pertolongan yang kamu berikan selama ini tidak lain hanyalah kamuflase agar kamu menuai keuntungan." Ucap orang misterius itu sembari mengusapkan ujung senjatanya ke pipi pak Hong.
"A-a-aakh! ka-ka-kam-mu adalah Ariana Lee? Inikah balasanmu atas pertolonganku? Uhuk uhuk!"
Pak Hong merasa yakin bahwa orang itu adalah Ariana Lee karena postur tubuhnya yang mirip.
Orang itu tersenyum di balik helmnya.
"Kamu sangat pandai menghafal orang. Kamu tahu pak Hong, aku sepertinya lebih tertarik menggantikanmu ketimbang meminjam jasamu."
Orang itu membuka kaca helmnya dan benar dugaan pak Hong bahwa orang yang telah menyerangnya adalah Ariana Lee.
"Harusnya kamu tidak berani bernegosiasi denganku. Jika ingin bekerja sama denganku, maka jangan pernah meminta imbalan. Ini yang akan kamu dapatkan jika masih berani meminta bagianmu." Kali ini senyumannya sangat mengerikan dan membuatnya tampak seperti seekor rubah yang licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside of Me
Mystery / ThrillerAriana Lee tanpa sebab dideportasi dari Korea Selatan ke Indonesia. Fakta bahwa dirinya memiliki separuh darah Korea tidak mampu membuatnya bertahan di negara asal ayah kandungnya di samping tujuan awalnya ke sana untuk melanjutkan pendidikan. Seha...