11. Serangan Ganas 2 : Remaja Bebas

17 3 0
                                    

Gudang Kosong, 9 Maret 2021
02:56 WIB

Hujan lebat sedang mengguyur sebagian wilayah Jakarta Timur sejak tengah malam termasuk daerah sekitar rumah Ariana. Bahkan dini hari pun hujan masih belum berhenti sehingga udara dingin seolah enggan hilang menyelimuti suasana malam hari.

Ariana saat ini sedang berada di gudang kosong yang ia gunakan sebagai markas cadangan apabila tidak sempat menyambangi markas utama (Toko Merah). Gudang itu tidak luput dari guyuran hujan lebat karena lokasinya yang tidak jauh dari rumah Ariana. Ia tengah berdiri dengan kedua tangan yang dilipat di dada dan menghadap ke arah pintu gudang yang terbuka lebar dan menampakkan jalanan luar yang disirami hujan yang cukup deras.

Lampu jalan yang berada di depan gudang hanya menjadi penerangan satu-satunya area dalam dan luar gudang. Sinar berwarna jingga terang itu masuk lewat pintu dan celah jendela yang tidak berkaca. Cahaya itu mengenai wajah Ariana yang tengah menutup mata untuk menikmati suara hujan. Bayangan Ariana berujung di tubuh seseorang yang sudah sekarat di dalam gudang.

Tap tap tap!

Ariana perlahan berbalik badan dan melihat ke arah orang yang sudah ia buat tak berdaya itu. Beberapa anak buahnya berada di sisi-sisi samping orang itu. Ia mulai melangkah untuk mendekat.

Tap!

Tap!

Tap!

Dug!

Ia menendang kaki orang itu sedikit kuat setelah sampai di depan tubuhnya. Lalu berjongkok untuk melihat lebih dekat wajah korban tendangannya.

"Bangun, brengsek!" Teriak Ariana tepat di depan wajah orang itu.

"Aa-aa-akh!" Rintih orang itu dengan suara sangat kecil yang terbangun akibat teriakan Ariana.

Ariana berdiri dan memandangnya tajam dari atas.

"Bawa dia ke kursi sana." Perintah Ariana pada anak buahnya.

Dua anak buah Ariana yang berada tepat di sisi kiri dan kanan orang itu segera memapah tubuh lemah itu untuk didudukkan di atas kursi kayu yang telah disediakan. Lalu, sebuah tali tambang yang berada di tangan salah satu anggota kelompok algojo itu dililitkan ke tubuh orang itu.

Tidak jauh dari posisi Ariana, sebuah kursi sudah disiapkan khusus untuk tempatnya duduk dan menyaksikan 'tontonan' menarik pagi ini. Kakinya ia gerakkan untuk mundur beberapa langkah dan duduk di kursi tersebut.

"Bagaimana? Bagaimana rasanya sekarat?"

Suara Ariana menggema di dalam gudang.

"Bawa minyaknya!"

Omong-omong, ia bisa saja menghabisi orang bertemperamen buruk itu dalam semalam, namun ia menundanya dan mengurung orang itu di dalam gudang kosong tanpa diberikan makan ataupun minum hingga pagi ini. Padahal, orang itu berusaha keras untuk bertahan hidup. Ariana seolah memberikan penangguhan atas kematiannya. Ia hanya terlalu mengantuk untuk menghabisi seseorang pada tengah malam.

Salah seorang anak buahnya sudah menenteng satu dirigen minyak tanah menuju orang yang telah terikat di tengah ruangan. Dengan gerakan tangan dari Ariana, minyak ditumpahkan pada tubuh orang itu.

Inside of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang