2

2.2K 162 123
                                    

Hong Ji So menyewa aula resepsi berukuran kecil dan membawakan Dom Pérignon untuk Cha Young, teman- temannya, dan keluarga mereka.

Cha Young sangat bahagia. Dia sudah mendapatkan nilai bagus dalam ujian akhirnya, lehernya dikalungi pita penghargaan atas pencapaiannya, dan sebuah senyuman yang tak bisa siapa pun hentikan..

Kim Ye Rim memasuki aula resepsi bersama kedua orang- tuanya di sisi.

Cha Young berlari menghampiri, dan sekali lagi pada hari itu, memeluk sahabatnya. "Kita berhasil."

"Kau ini aneh. Kau tahu kita berhasil minggu lalu." Tapi Ye Rim juga ikut tersenyum.

"Halo, tuan dan nyonya Kim." Cha Young mencium kedua orangtua Ye Rim.

"Kau buat aku merasa tua, Cha Young-a."

Cha Young mengangkat bahunya, menolak untuk memanggil kedua orangtua Ye Rim dengan nama depan mereka. "Seperti itulah aku dibesarkan. Kalian sudah bertemu orangtuaku?" Dia melambaikan tangan ke arah ayah dan ibunya lalu memperkenalkan mereka pada kedua orangtua Ye Rim. Sesudah mereka berempat mulai berbincang, Cha Young menarik Ye Rim pergi.

"Ayo, kita harus berfoto."

Dia mulai dengan Ji So, tapi pertama-tama dia harus menyeret kakaknya itu dari teman-temannya yang lain, yang memusatkan perhatian mereka pada selebriti itu dan sedang meminta tanda tangan.

Dia memeluk kakaknya dan membiarkan pria itu mengangkat dan memutar-mutar tubuhnya. "Ini dia yang diwisuda." Ji So mengecup pipinya.

"Trims atas pestanya, oppa"

"Apa gunanya seorang kakak yang kaya kalau bukan untuk sebuah pesta wisuda yang layak?" Ji So tahu dia jauh lebih dari itu.

"Omong-omong, ini Kim Ye Rim."

Tidak seperti satu pun temannya yang lain, Kim Ye Rim memancarkan ketenangan, bukannya omong kosong seperti para penggemar Ji So. "Aku sudah sering mendengar tentangmu, Ji So oppa."

Ji So mengangkat alisnya, kemungkinan karena penggunaan namanya. Semua orang selain keluarga memanggilnya Hong Ji. "Kudengar kalian berdua terlibat dalam perkelahian di bar yang mungkin saja melibatkan judi biliar."

Ye Rim mengangkat bahunya. "Yah, memang ada sebuah perkelahian di bar, tapi kami tidak pernah berjudi biliar."

Kenangan akan malam itu membuat Cha Young memandang ke sekeliling ruangan. Tadi dia melihat Vincenzo di bagian belakang tempat duduk VIP di upacara wisuda, tapi sejak itu Cha Young tidak melihatnya lagi.

Cha Young menghentikan salah satu teman mereka yang melintas. "Bisa kalian mengambil foto kami?"

Cha Young mengapit Ji So di antara dirinya sendiri dan
Ye Rim, lalu mengerjapkan mata ketika lampu kamera menyala. Foto kedua berhasil dengan sempurna dan dia segera mengunggahnya ke Facebook.

"Oppa, Kita harus mengumpulkan keluarga kita sebelum semua orang pergi," ujarnya pada sang kakak.

"Aku tidak yakin omma akan membiarkan kita pergi tanpa berfoto."

Seorang pelayan melintas, menawarkan gelas-gelas tinggi berisi sampanye, lalu mereka bertiga bersulang untuk hari itu.

"Kau yakin tak masalah jika aku dan Ye Rim tinggal di rumahmu saat kami tiba di Malta?" Cha Young sudah mendaftar sebagai pegawai magang di Daelim
Designs, dan Ye Rim ingin melihat apa Malta mampu menawarkan sesuatu. Beberapa bulan pertama di satu negara yang baru akan lebih mudah dihadapi dengan adanya rumah sebagai basis, Rumah kakaknya di Malta sama sekali tidak berukuran mungil.
Bukan berarti dia berencana tinggal di situ untuk waktu lama, sekadar cukup lama untuk menemukan pekerjaan paruh waktu baginya dan Ye Rim agar mereka bisa mencari tempat tinggal sendiri.

Love In Malta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang