6

1.3K 120 263
                                    

===========================
"Ceritakan kepada ku seberapa banyak kau mengenal Vincenzo Casano?"
===========================

"Apa?"

"Aku adalah detektif itu."

Oh, cha Young mengerti sekarang. Vincenzo ingin bersandiwara. Baiklah! Dia bisa melakukannya. "Aku bertemu Vincenzo tahun lalu ketika dia membantu seorang gadis malang dan tak berdosa untuk melarikan diri dari kekejaman kedua orangtuanya."

"Kau sudah berkencan dengan Vincenzo sejak tahun lalu?"
Pertanyaan Vincenzo datang dengan cepat.

"Tidak. Aku menyelesaikan kuliah dan kami bertemu lagi ketika aku pindah ke sini."

"Dia bekerja untuk kakakmu?"

"Ya. Sebagai keamanan khusus dan kadang-kadang pengawal pribadi."

Dia membusungkan dadanya, senang karena dia mengetahui semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dan tak ada satu pun dari pertanyaan itu yang membuat Vincenzo terlihat buruk. "Sudah berapa lama kalian berkencan?"

Dia tahu jika Vincenzo sedang mencoba memojokkannya dengan pertanyaan itu. Bukannya memberikan jawaban samar Cha Young memanfaatkan kesempatan itu untuk sedikit menggoda Vincenzo. "Kami lebih sering saling menggoda soal berkencan daripada benar-benar berkencan. Kencan secara teknis kami yang pertama dijadwalkan pada malam penyerangan itu."

"Kenapa kau tidak berkencan dengannya lebih awal."

Cha Young menyipitkan matanya. "Kau sedang berusaha untuk mengorek jawabannya secara langsung dari mulutku, vin"

"Meski aku menginginkan jawaban atas pertanyaan itu untuk kepentinganku sendiri, aku tahu para detektif akan menanyakannya. Kau tidak harus menjawabku."

Dagu Cha Young terangkat untuk menyambut tantangan pria itu. Tidak ada apa pun yang harus ia sembunyikan, dan mengingat semua yang sudah mereka alami, sikap berpura-pura tidaklah diperlukan.

"Baiklah detektif, jika kau memang benar-benar ingin tahu. aku tumbuh dewasa di sebuah kota kecil tempat hampir semua wanita di sana pergi kuliah, bertemu seorang pria, lalu tidak pernah melakukan hal lain dalam hidup mereka selain punya bayi.
Aku menginginkan hal lebih dalam hidupku, maka aku memilih rencana B. Aku jatuh cinta pada seni desain pada perjalanan pertamaku ke Seoul dalam salah satu pemutaran perdana film kakakku. Aku mengingin kan diriku berkarier. Sesuatu yang akan menegaskan siapa selain nama belakangku sesudah menikah."

Pengakuan Cha Young meresap perlahan. Dia tahu pengakuannya merasuki benak Vincenzo, dan pria itu memahaminya.

"Vincenzo memicu sesuatu dalam diriku yang membuatku merasa seakan dia sudah mengacaukan rencanaku." Pengakuannya terus bergulir. "Menyetujui sebuah kencan seperti memberi kesempatan bagi rencana A untuk bergerak maju tanpa izin." Mungkin peristiwa yang udah nyaris merenggut nyawanya seminggu sebelumnya memberinya keyakinan, atau mungkin dia menyadari, betapa pentingnya memiliki seseorang dalam hidupnya untuk menemaninya dalam suka dan duka.

Mereka berdiri dalam kebisuan selama beberapa detik. Pertanyaan apa pun yang mungkin tadinya Vincenzo miliki kini jelas sudah mengalir ke lautan.

Vincenzo menyandarkan kening mereka dan memejamkan kedua matanya.

"Apa Vincenzo tahu soal ini sebelum penyerangan itu?"

"Tidak."

Mereka berdiri di pinggiran tebing, sambil saling berpegangan dan melanjutkan pertanyaan-pertanyaan konyol itu. Setiap kali Vincenzo bicara, suaranya terdengar berbeda. Tidak seperti dirinya. "Jadi mungkin saja dia berpikir kalau kau hanya mempermainkannya?"

Love In Malta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang