7

1.6K 130 209
                                    

⚠️peringatan. Chapter ini memiliki beberapa konten dewasa, sebagian orang mungkin tidak nyaman membacanya. Silahkan lanjutkan dan resiko tanggung sendiri
--------------------------

=

============================

"Ajak Ye Rim dan biarkan aku mengajari kalian berdua beberapa gerakan bela diri."

Permintaan Vincenzo membuatnya tertegun dan melenyapkan sebagian senyumnya.
===========================

"Aku ingin agar kau aman dan aku tak bisa di sisimu setiap detik sepanjang hari." Lebih dari itu Vincenzo khawatir tentang kapan dan apakah polisi menuduhnya atas tindakan kriminal yang orang lain , lakukan. Yah, Cha Young sudah bertemu Robin dan Angelo keduanyya "rekan kerja" dan sama-sama mengawasinya kapan pun Vin tidak mengawasi. Tapi ia tetap berjaga-jaga.

"Kurasa itu ide yang bagus."

"Aku olahraga pagi-pagi sekali"

Cha Young menyipitkan kedua matanya. "Mau membuatku menyerah?"

"Aku segalak seorang sersan."

"Halo, Mr. Marinir ... itulah yang ku harapkan. Jika aku akan menyebut kau sebagai pacarku, aku tidak boleh terlalu lemah."

Senyuman seksi Vincenzo menimbulkan gejolak dalam perutnya. Tiba-tiba restoran itu terasa benar-benar terlalu ramai dan rumah terasa terlalu jauh.

Percakapan dalam perjalanan pulang ke Valleta berlangsung dengar sangat akrab, meskipun Vincenzo sulit berkonsntrasi pada apa pun selain bayangan tentang Cha Young yang dalam balutan celana pendek olahraga ketat dan sehelai kaus ketat. Kencan itu benar-benar seperti yang dia inginkan. Percakapan ringan, tanpa rahasia, kemarahan, dan janji. Dia merasa tersiksa karena ingin mengetahui berapa banyak waktu yang mereka punya sebelum para detektif membawanya pergi atau menanamkan keraguan ke dalam pikiran Cha Young.

Kini sepertinya tak ada keraguan lagi. Tidak dalam lirikan-lirikan kecil Cha Young ketika berpikir bahwa Vincenzo tidak mengamatinya. Tidak dalam cara Cha Young mengipasi kulitnya sendiri di dalam mobil yang dinginnya mencapai enam belas derajat celsius. Tidak dalam desahan kecewa ketika Cha Young menyinggung keberadaan Ye Rim di rumah.

Seorang pria terhormat akan berterima kasih pada Cha Young dengan sebuah ciuman atas kencan yang sempurna itu dan berjanji akan menelepon.
Hanya saja Vincenzo tidak pernah berpikir dia cukup lembut untuk disebut sebagai pria terhormat.

Dia membawa tabung berisi rencana desain Cha Young ke dalam rumah dan mengatur alarm di belakang mereka.

"Bagaimana pastanya?"

"Aku benar-benar kenyang," Cha Young memberi tahu temannya sementara Ye Rim mengecilkan volume TV.

"Apa? Tidak ada sisa? Kau pasti sangat lapar."

Cha Young memberi isyarat dengan gerakan kepala ke arah Vincenzo. "Mustahil ada sisa dengan pria satu ini."

Ye Rim tertawa. "Aku tidak heran."

Kedua wanita itu mengobrol tentang hari pertama Cha Young kembali kerja dan Vincenzo memanfaatkan kesempatan itu untuk memeriksa rumah itu.
Sesudah semuanya aman, dia melirik pada jam dinding di bagian rumah yang biasa Ji So tempati.

Dua jam lagi, Dennis akan memulai gilirannya mengawasi rumah. Meskipun Vincenzo tetap berada di bagian dalam rumah, peraturan yang baru sudah jelas. Kalau Vincenzo meninggalkan rumah pada pukul sembilan, patroli malam akan masuk ke dalam gerbang dan mengawasi dari dalam. Kalau Vincenzo tinggal yang sungguh dia harap begitu meskipun dari seberang lorong maka tim penjaga untuk malam hari akan mengawasi dari jauh. Setidaknya untuk sekarang ini.

Love In Malta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang