Potong Gaji

421 58 28
                                    

Pagi hari yang cerah dimata Douma, sang penjiplak style Boss Mujan Surijan. Awan menutupi langit dan petir dimana-mana. Angin membawa terbang jemuran Douma. Namun, senyuman tidak lepas dari wajahnya yang katanya tampan.

Douma memutuskan untuk mengikuti style jadul casual ala Muzan untuk menarik perhatian sang kembang kantor, Mizuki.

"Syuuuu!!" Sempak Douma mendarat di atas pohon cabe kecil miliknya.

"La la laaa~~" sambil melompat ria, Douma mengambil semua jemurannya dan membawanya masuk.

Ia sudah siap ke kantor dengan setelan jas dan celana hitam. Lengkap dengan topi putihnya.

Douma moonwalk menuju mobil yang telah ia sewa kemarin dan langsung tancap gas menuju kantor.
.
.
.
Mizuki sampai ke tempat kerja lebih awal untuk melanjutkan sisa pekerjaannya yang kemarin.

Sampai, seseorang berdiri di belakangnya. Mizuki hanya melirik sebentar.

"Celana item, jas item.. Wah si Mujan ini mah." Batin Mizuki.

"Sebentar ya Boss, laporanya akan saya antar jam sembilan." ucap Mizuki dengan matanya yang fokus ke layar komputer.

"Nyahahaha.. Kamu kira aku Boss Muzan ya?? Liat dulu dong muka tampan ini.." Douma memberikan senyuman terlebarnya untuk Mizuki.

"Ha-Hah?! Lu ngapain pake beginian?!" Mizuki terheran-heran seperti abang yang makan daging anj*ing dengan sayur kol.

"Gimana? Keren kan?!" Douma berbinar.

"Gak.."

"Gausah malu-malu kalo mau muji.. Ayolaah.." Douma malu-malu sendiri.

"Douma.. Wajah ndeso mu ngga pantes make beginian.." Mizuki menatap Douma kasihan.

"Kenapa kamu natap aku begitu?!!! Ini sarannya Akaza sama Kokushibou, gamungkin salah!!!"

"Mereka ngga salah.. Lu yang salah.. Udah sana pergi.."

"PLIS! JADI PACAR AKU YAA!!!!" Douma menggenggam tangan Mizuki.

"G."

"Ada apa ribut-ribut?! Masih pagi!" Muzan datang.

Muzan melihat tangan Douma yang menggenggam erat tangan Mizuki. Ia merasa ada api membara di hati.

"PLAK!" Muzan memukul tangan Douma agar melepaskan Mizuki.

"Apasih boss!!!!" Douma kesal.

"Oh.. Mau potong gaji?! Ini iuga kenapa pake style yg sama!" Muzan mengomentari pakaian yang Douma pakai.

"Ssst!!! Aku pinjem stylenya sehari yaaa.. Buat nembak Mizuki.. Biar diterima.." bisik Douma.

Muzan terlihat kesal. Ia memilih untuk membiarkan Douma dan masuk ke ruangannya.

"BRAK!!!" Muzan menutup pintu kantornya.

"Waduh.. Keknya dia marah gara-gara aku niru style nya.." gumam Douma.

"Mampus potong gaji.." Mizuki melanjutkan pekerjaannya.

"HUWEEEEEEE!!!!" Douma menangis sejadi-jadinya.

Semua usaha dan uang yang ia keluarkan sia-sia. Dari mulai beli set pakaian sampai sewa mobil.

Douma berakhir kehilangan uang juga karena potong gaji.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul sembilan. Mizuki mengantar beberapa dokumen ke meja Muzan.

"Permisi.."

Mizuki melihat seorang wanita yang mungkin saja karyawan baru.

"Taruh saja disini.." Muzan menunjuk meja sebelah kiri.

Mizuki menuruti Muzan.

"Mizuki, kenalin.. Dia Daki, dia bertugas jadi sekretaris kedua.. Kamu ajarin dia mulai besok ya.." ucap Muzan. Mizuki mengangguk.

"Kalau begitu, Daki kamu boleh pulang.. Besok hari pertamamu.." ucap Muzan pelan.

"Ah.. Makasi banyak ya boss~" Daki memegang punggung tangan Muzan.

Mizuki yang melihatnya agak terkejut dan membuang muka. Gadis ini tidak cemburu, ia hanya jijik. Namun, Muzan menyalahartikan sikapnya.

"Jadi gini ya perasaan orang-orang kalo liat aku lagi sama Sanemi.. Tapi aku ngga separah ini ah!." Batin Mizuki.

Daki keluar dari ruangan diikuti Mizuki. Mizuki langsung menuju mejanya untuk melanjutkan pekerjaan yang lain.

"Haaah.. Besok bakal cape banget pasti.." pikir Mizuki.
.
.
.
.
.
Hari berlalu dengan cepat. Mizuki masuk ke rumahnya.

"Mizuki-San!!" Tanjirou menyambut Mizuki.

"Tanjirou, kamu sama yang lain udah makan?" tanya Mizuki.

"Sudah!! Aku juga beliin makanan buat Mizuki-San.. Soalnya dari kemarin Mizuki-San keliatan cape banget.." Tanjirou menunjuk arah meja makan.

"Oh ya? Makasi banyak ya.." Mizuki senang.

"Pengen adopsi Tanjirou jadi adek bisa kali ya.." batin Mizuki.

Mizuki mengganti bajunya dan makan. Ia harus mempersiapkan tenaga untuk mengajari Daki besok.
.
.
.
.
.
.
.
Next ngga? Next ngga? Next lah masa enggak hehehe..

Mungkin yang lupa ceritanya bisa baca dari awal.. Maapkan Author ya.. Lama upnya 😂😂😂😂

The Sengklek NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang