Bertemu

660 94 18
                                    

Seorang remaja yang sepertinya masih kuliah berdiri di ruang tamu lantai satu kediaman Mizuki.

"Genya?!!!" Mizuki senang bertemu Genya.

"Mizuki-San!!! Mau ngekost disini juga?" tanya Genya.

"Ngga ngga.. Aku yang punya rumah ini hehe.. Aku akan tinggal disini juga buat ngawasin orang-orang yang ngekost." jelas Mizuki.

"Oh gitu... Enak ya Mizuki-San punya rumah gede.. Jadi kamar-kamarnya bisa di sewain.." Genya melihat seisi rumah.

"Oy sialan.. Kardusnya mau ditaro dimana?!" Akaza masuk sambil membawa setumpuk kardus.

Genya terkejut melihat Akaza. Ia langsung berdiri membentengi Mizuki.

"Tenang Genya.. Dia udah ngga jadi iblis.. Sekarang cuma jadi tukang bantu-batu pindah rumah.." Mizuki menenangkan Genya.

"CEPET ANJIR.. BERAT!" Akaza merasakan tangannya kram.

"Taro di lantai atas gih.." perintah Mizuki.

"HAH?! NAIK TANGGA GITU?! GA ADA LIFT APA?!" Akaza protes.

"Rumah cuma dua lantai ..ngapain ada lift.. Cepet sana.. Potong gaji nih.." Mizuki mengancam Akaza.

"I-iya iya iya..." Akaza segera membawa kardus itu ke lantai atas.

"Hah? Dia bisa nurut?" Genya bingung.

"Iyalah nurut, kan dikasih duit.." Mizuki mengibas-ngibaskan beberapa lembar uang seratus ribuan.

"Mizuki-San dari kehidupan yang dulu maupun sekarang always tajir ya.."

"Hehe.."
.
.
.
Semua barang-barang di rumah Mizuki sudah dirapikan. Mizuki istirahat pada Hari Minggu yang damai ini sebelum menyambut Hari Senin bagai neraka, dimana Muzan terus-terusan mengomel, dan Douma terus-terusan menempel pada Mizuki.

"Mizuki-San.." Genya mengetuk pintu kamar Mizuki.

"Iya? Kenapa??" Mizuki membukakan pintu kamarnya.

"Itu dibawah ada yang mau ngekost lagi, tiga orang.. Mereka satu kampus sama aku.. Ah Mizuki-San juga pasti tau mereka siapa.." ucap Genya.

"Bertiga.. HAH?! MEREKA...." Ekspresi Mizuki senang. Dengan cepat Mizuki menuruni anak tangga.

"Tanjirou! Zenitsu! Inosuke!!" Mizuki memeluk ketiga anak itu.

"Mizuki-Chwaaaan!!" Zenitsu tampak senang.

"Jadi tempat ini punya Mizuki-San ya.." Tanya Tanjirou. Mizuki mengangguk.

"Sudah lama ngga ketemu, kangen banget.. Terakhir ketemu kan di Alam baka ya.." Mizuki mempersilahkan ketiga anak itu masuk.

"Nah ada tiga kamar tersisa.. Terserah kalian mau dimana.. Pilih aja.." Mizuki meninggalkan keempat remaja itu untuk memasak makan siang.

"Hari ini, masak ayam goreng, sayur bayam, sama sambel mantap!" Mizuki mulai memasak semua makanan.

Satu jam berlalu. Mizuki yang semula sibuk didapur, sudah menyiapkan makanannya di meja makan.

Mizuki mengetuk satu persatu pintu kamar anak-anak itu.

"Ayo makan bersama..." ajak Mizuki.

"Asiiiiik!!!! Widih wanginya mantap!" Zenitsu semakin lapar.

"Kayaknya enak nih masakan Mizuki-San." Genya ikut berbicara.

"Gak sabar deh nyobain!!" Tanjirou semangat.

"Fix! Harus makan dua bakul!" Inosuke melepas topeng celengnya.

"Makan yang banyak ya.." Mizuki senang dapat makan bersama mereka.

Mereka sangat menikmati makanan yang dibuat Mizuki. Bahkan mereka berkata itu seperti buatan ibu mereka.

"Nggak nyangka aku duluan yang ketemu Mizuki-San.. Sanemi kasian.. Rindu sama Mizuki-San tiap malem." ujar Genya sambil sedikit tertawa.

"Cintanya long lasting banget ya, kayak maskara maybel*ne." ledek Zenitsu.

"Oiya, rumah Genya bukannya dekat sini ya?" tanya Tanjirou.

"Iya.. Tuuu disebelah.."

"Jadi kita tetanggaan?" Mizuki heran.

"Iya hehe.." Genya menggaruk kepalanya.

"Kalo tetanggaan kenapa ngekost disini???" Zenitsu bingung.

"Aku mau mandiri.."

"Oalaaaaah minta di getok ini bocil satu! Mandiri ndasmu! Buang-buang duit aja!" Mizuki menjewer Genya.

"Adududuuh.. Ampun! Habisnya aku males dirumah! Dimarahi terus sama Onii-chan." ujar Genya.

"GENYAAAAAA!!!" suara laki-laki yang sangat Mizuki kenal terdengar dari luar pintu.

"Itu siapa?" Tanjirou beranjak dari meja makan.

"GENYAAA!! CHARGER GUA JANGAN DIBAWA! ADEK BIADAB! GUA LAGI RANKED INI WOY!" Suara itu semakin kencang.

"Biar aku aja yang buka pintu.." Mizuki berjalan ke arah pintu dan memutar kenop pintu.

Mizuki melihat Sanemi dengan senyuman dan sedikit tertawa karena Sanemi hanya memakai kaos oblong dan celana pendek serta tidak mengenakan sendal.

"ADEK SIA---- mizuki?........ MIZUKIIII!!!!"  Pria itu mematung melihat Mizuki yang tersenyum ke arahnya.

"MIZUKI! AKU RINDU!!" Sanemi melupakan battle rankednya dan langsung memeluk Mizuki.

"Hihi.. Seperti bukan Sanemi.." Mizuki memeluk erat pria itu.

"Aku juga rindu padamu, Sanemi.."
.
.
.
.
.
.
.
Yeeeeey! Dah meet UwU..

Ke uwu an apalagi yang mereka buat di next chapter???..
Hmm

The Sengklek NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang