Ni ai wo.. Wo ai ni

141 12 4
                                    

Musim hujan yang teramat parah hari ini. Badai menerjang kota. Setelah pekerjaan dan keributan mengenai keperjakaan Muzan, otak Mizuki masih sanggup bertahan. Namun, celakanya Mizuki tidak bisa pulang karena parkiran mobil terendam banjir. Alhasil mobilnya juga ikut tenggelam.

"Tring! Tring" seseorang menelpon Mizuki.

"Wah sanemi.." Mizuki senang.

"Sayang, kamu dimana sekarang?" Tanya Sanemi.

"Masih di kantor.. ngga bisa pulang, mobilku tenggelam." Mizuki sedih.

"Sharelock, baby.. aku jemput.. tunggu ya 😎" Sanemi mematikan teleponnya.

"Untung bisa pulang tanpa harus keluar duit.." Mizuki lega.

Douma melihat Mizuki di loby kantor. Ia menghampiri Mizuki dan duduk di sampingnya.

"Mizuki.. kamu nunggu aku ya?" Tanya Douma.

"Hah? Enggak.."

"Pulang bareng yuk! Aku bawa mobil" Douma menawarkan tumpangan.

"Aku juga bawa mobil.. dan denger ya.. parkiran kebanjiran, jadi semua mobil tenggelam sampe ke mesinnya.. itu mobil sewaan kan? Kayaknya kamu harus bayar ganti rugi.." jelas Mizuki.

"Hah?!!!! Tenggelam.. UWAAAAAKHHHH!!! Gimana ini! Udah mana potong gaji!!" Douma panik kalang kabut.

Mizuki hanya menatap Douma kasihan.

"Kamu kok santai banget?!" Douma protes.

"Ada yg mau jemput.. jadi santai.." jawab Mizuki enteng.

"Hah?!!! SIAPA?!!! ...nebeng dong.." Douma memohon.

"Ga ada tempat lagi..cuma buat dua orang.." Mizuki melihat ke arah jendela. Terlihat motor CBR merah milik Sanemi yang mulus tanpa lecet. Di tambah Sanemi mengenakan pakaian yang keren. Jaket kulit hitam dan celana cargo serta helm hitam dan sarung tangan kulit.

Mizuki segera menghampiri Sanemi. Mereka tersenyum dan tertawa, douma hanya menganga.

Sanemi membantu Mizuki memakai jas hujan dan helm. Tidak lupa laki-laki itu mengikat tali di jas hujan.

Mizuki menaiki motor dan memeluk Sanemi. Mereka tancap gas dan langsung pulang.

Diantara gemuruh petir di atas langit, terdengar bunya "kretek" yang sangat jelas dari dalam lubuk hati Douma yang belum juga menutup mulutnya.
.
.
.
Setelah sampai di rumah Mizuki.

"Fiuhhh.. makasih ya, sayang." Mizuki turun dari motor dan melepaskan helm serta jas hujan.

"Cium dulu 😚"

Mizuki mencium pipi Sanemi. Sanemi protes minta lagi.

"Lagi dong.." Sanemi memajukan bibirnya.

"Bang.. lu ngapain?" Genya membuka pintu depan.

"Ganggu aja lu.." Sanemi berniat melempar helm ke wajah Genya. Hanya saja anak itu sudah banyak codet. Sanemi mengurungkan niatnya.

"Yaudah aku pulang dulu ya.. helm sama jas hujannya disimpan dulu di kamu.. besok pagi aku anter lagi." Sanemi mengelus kepala Mizuki.

"Nggak mau mampir dulu?" Tawar Mizuki.

"Aaaaah.. jangan di tawarin dong.. aku kan jadi nggak bisa nolak.. habis ini aku harus live streaming buat cari uang.." ucap Sanemi. Yap. Sanemi adalah YouTubers game.

Percaya atau tidak, uangnya sudah menggunung, cukup untuk kehidupan tujuh turunan. Itu karena Sanemi bisa mengatur keuangan. Semuanya terdata sempurna kecuali untuk PC, ohagi, dan Mizuki. Ya, motor CBR itu dia beli agar Mizuki merasa senang memiliki pacar keren.

"Ya kamu harus kerja lah.. aku nggak jadi nawarin deh, ahahaha.." Mizuki memaksa Sanemi pulang.

"Ah jadi sedih.. cium lagi dong.."

Genya di depan pintu : 🗿🗿🗿
.
.
.
Setelah beberapa drama, Sanemi pulang. Mizuki dan Genya juga masuk ke rumah. Terlihat Tanjirou, Inosuke, dan Zenitsu berkumpul di ruang tengah. Mereka menonton upin ipin sambil mendiskusikan sesuatu.

Mizuki penasaran. Tapi ia memilih untuk mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu.

"Wajah mereka kelihatan khawatir.. kenapa ya? Apa karena belum makan?" Pikir Mizuki.

Mizuki menghampiri mereka yang masih saja berdiskusi. Apalagi wajah Genya lebih serius dari biasanya.

"Kalian udah makan?" Tanya Mizuki.

"Sudahh~~" ucap mereka bersamaan.

"Kalian kenapa? Keliatan bingung gitu.." Mizuki penasaran.

"Gini.. kami bingung soalnya kami mau coba buka usaha.. cuma tidak tahu usaha apa.." jelas Tanjirou dengan wajah tertunduk.

"Hmm.. franchise aja!!" Mizuki tersenyum.

"Apa tuuu?" Tanya Inosuke.

"Waralaba.. itu lebih bagus buat pengusaha kecil.." Mizuki mengelus kepala Inosuke yang duduk di sampingnya.

"Woaaaaah... Tapi, modalnya?" Zenitsu murung.

"Aku yang modalin.. dengan syarat, kalian harus serius ya.." Mizuki menawarkan bantuan.

"Wooooooow!!! Terimakasih banyak Mizuki-san!!!" Mereka memeluk Mizuki.
.
.
.
Minggu demi minggu berlalu. Usaha Tanjirou dan kawan-kawan mendapat respon positif. Toko es krim mereka diserbu pembeli.

"Ni ai wo, wo ai ni.." Zenitsu bernyanyi sambil membuat pesanan.

"Pesanan nomor 132, Boba Sundae nya 4 ya, kak? Oke.. terimakasih." Tanjirou senang.

"Semuanya jadi 40 ribu." Genya juga nampak sibuk. Sedangkan Inosuke sedang melakukan akrobat.

"MWAHAHAHAHAHAH!!! LIAT KEAHLIAN GUE NIH!!!"

"MWAHAHAHAHAHAH!!! LIAT KEAHLIAN GUE NIH!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Inosuke menarik banyak sekali pelanggan. Beberapa orang merekam Inosuke dan mengunggahnya ke sosial media.

Mizuki yang memantau mereka setiap hari ikut senang dan tentu saja sibuk memakan es krim boba favoritnya bersama Sanemi.

"Mizuki!!!" Seseorang memanggil Mizuki.

"Hinatsuru?" Mizuki melihat Hinatsuru, Makio, Suma, dan... Akang poligami.

"Woaaaaaaaaaah MIZUKIIIIIII!!!!" Suma berteriak.

"BERISIK!! GEPLAK!!!" Makio memukul pantat Suma.

"HUWAAAAAA TENGEN-SAMA! MAKIO MEMUKUL PANTATKU!!!" Suma mengadu.

"Ahahahaha.. nggak berubah.." Mizuki tertawa.

"Yo! Apa kabar?" Pria berotot besar itu menyapa Sanemi dan Mizuki.

"Baik.. setelah sekian lama akhirnya ketemu ya, Uzui." Mizuki tersenyum.

"Kalian masih jadi sejoli ya? Bagus bagus!! Cepetan bikin prasmanan ya.."

"Hayo aja.. mau kapan sayang?" Tanya Sanemi sambil memeluk pinggang Mizuki.

"Besok!"

"Gas!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sengklek NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang