Enam.

32 7 0
                                        

Happy Reading Guys🔥
.
.
.
•••

Bel pulang baru saja berbunyi. Vano bergegas memasukan perkakas belajarnya kedalam tas. Ia bebas dari hukuman terkutuk itu berkat Pak Bagas.

Seperti biasa, sebelum pulang ia pergi ke markas mereka yg berada di belakang sekolah.

Ngomong-ngomong, ia tidak melihat batang hidung si Setan---Aurora---sedari tadi. Aaah, padahal ia belum puas menjahili gadis itu. Vano masih menyimpan dendam pada Aurora karena hukuman tadi.

"Baru aja ditinggal, tapi gue udah kangen, hihi." Vano terkekeh lucu.

Setelah menempuh perjalanan yg cukup panjang, akhirnya Vano tiba disana, di markas MISTIC.

"Pulang naik apa, Van?" tanya Gibran menyambut kedatanganya. Vano menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Mobil." jawab cowok itu.

"Boleh dong gue nebeng?" tanya Gibran.

"Jangan bilang, bokap lo bangkrut Gib?" Satria bertanya pada Gibran.

"Doa lo gitu amat, Sat." decak Gibran.

"Ya..abisnya minta nebeng segala sama Vano. Mobil lo mana?"

"Dipinjem adek gue tadi." ujar Gibran.

David yg sedang memakan pisang pun melemparkan kulitnya dan mendarat sempurna di wajah Satria.

"Woi, goblok. Lo kalo mau lempar liat-liat dong. Muka gue nggak glow up lagi nanti." heboh Satria sambil memegang wajahnya.

"Canda glow up."

Vano meneliti markas. "Erlan mana?" tanya-nya.

"Biasalah..."

"Ngilang mulu perasaan." ujar Vano. Beberapa hari belakangan ini, Erlan sering berpergian meninggalkan markas.

"Tapi, gue denger-denger nih yah Erlan itu lagi PDKT sama seseorang.....gak tau siapa." ujar Satria.

"Jan bilang Erlan naksir Aurora?!" tanya Gibran heboh.

"Naksir darimana? Modelan ikan teri kejepit gitu nggak bakal buat Erlan nafsu." sewot Vano.

David menatapnya cukup lama. "Lo kenapa sih? Sewot mulu kalo soal Auorora." ujar David.

"Nah, bener tuh apa kata David."

"Yakan gue cuman ngomong fakta, lagian selama ini lo buta? Aurora itu sering ngejar-ngejar Erlan tapi nggak direspon!" ucap Vano.

"Baju doang mahal-mahal, harga diri nggak punya." sambungnya lagi.

"Mulut lo terlalu naudzubillah Van." decak Satria kagum.

"Hati-hati Van. Benci sama cinta itu beda tipis." ujar Kevin.

Vano tertawa, sampai ngakak malah. "Gue? Jatuh cinta sama dia? Yakali haha!" namun apa yg diucapkan Vano saat ini justru sangat bertentangan dengan apa yg akan terjadi kedepannya...

°°°

Vano dan Gibran sudah tiba di parkiran. Disana hanya tersisa dua mobil saja. Maklum lah, bel pulang sudah berdering sedari tadi. Tak heran jika parkiran menjadi sesepi ini.

"Kuy." ajak Vano. Baru saja ia ingin membuka pintu mobil, matanya salah fokus pada ban depanya yg kempes total.

"Sial." umpat cowok bertubuh tinggi tersebut. Gibran langsung tergesa keluar dari mobil ketika mendengar sohibnya itu mengumpat.

The Arogant Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang