Dua Puluh lima

12 4 0
                                    

Selamat membaca:)

^_______^

Aurora tadi nya ingin bersama ketiga temanya ke kantin, tapi tiba-tiba di pertengahan jalan dirinya kebelet. Dengan langkah santai dirinya berjalan sendiri ke bagian belakang sekolah. Aurora malas jika harus ke toilet khusus anak-anak kelas atas. Itu sangat jauh dan berada dilantai dua. 

Tadi Erlin sudah menawarkan diri untuk menemani tapi langsung ditolak mentah-mentah. Aurora ingat tadi sepanjang jalan, Erlin lah yg mengeluh lapar dari ketiganya.

Langkah kakinya tak luput dari pandangan siswa-siswi.

Akhirnya dia sampai disana. Namun karena ini jam istirahat, toilet sedikit lebih ramai. Biasanya ada yg kesana untuk memperbaiki make up, ada juga yg hanya kesana sekedar untuk berkaca, dan sebagian lainya mungkin mempunyai tujuan sama seperti Aurora yaitu, buang air.

Aurora masuk kedalam dan langsung disambut raut terkejut dari semua yg ada didalam. Mereka bahkan mundur dengan perlahan sampai keluar darisana memberikan Aurora ruang didalam toilet itu. Tiga bilik yg ada disana semua penuh. Aurora menunggu dan menyandarkan punggung nya di wastafel.

Ah, benar-benar tak tahan lagi. Mungkin efek obat yg ia minum jadi harus kebelet setiap waktu begini.

Aurora melihat banyak siswi yg diluar, memperhatikanya dengan berbagai tatapan, kagum, takut, juga tatapan kebencian mungkin? Dia hanya berdecih tidak peduli.

Lagian ini yg didalam kenapa lama banget sih?!

Ceklek

Salah satu bilik terbuka dan menampilkan sosok cewek. Aurora sudah ingin masuk tapi tertahan karena melihat wajah cewek yg hendak keluar.

"Lo,"

Cewek itu berhenti didepan pintu dan kembali menoleh kedalam.

"Aku, kak?" Tunjuk perempuan itu kepada dirinya sendiri.

"Berdiri disitu, tunggu gue selesai buang air kecil." Ucap nya memerintah dan langsung masuk kedalam salah satu bilik.

Cewek yg diberi titah pun patuh dan menunggu Aurora tepat didepan pintu. Murid-murid yg lain mulai berbisik. Mereka berpikir salah apa yg dilakukan  cewek malang yg mungkin sebentar lagi akan terkena amukan Aurora itu.

Salah satu teman dari cewek itu menghampiri dengan wajah khawatir. "Nay, lo buat masalah apa sama kak Rora?"

Cewek yg dipanggi 'Nay itu menggeleng.

"Lo tau 'kan, kak Rora kayak apa? Bukanya waktu itu lo pernah numpahin jus ya ke sepatu dia?"

Naya membeku. Ingatanya kembali pada awal masuk sekolah, dimana ia telah melakukan kesalahan besar. Ya, Naya ingat sekarang, ternyata cewek itu Aurora. Kakak kelas yg membuli-Nya perihal sepatu beberapa bulan yg lalu.

"Ces, gimana nih? Aku takut." Tanya Naya dengan wajah yg pucat pasi. Chessy yg sudah panik pun akhirnya memiliki sebuah ide.

"Lo tunggu sini, oke? Gue panggil kak Erlan!" Ucap Chessy dan segera berlari meninggalkan Naya yg ketakutan.

The Arogant Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang